Pesantren Ajarkan Kitab Sihir, Apa Iya?

Assalamualaikum Wr Wb.

Viral nya pesulap merah vs Gus Samsudin akhirnya menjalar kemana-mana. Termasuk salah satunya adalah anggapan beberapa kitab yang di ajarkan dalam pesantren mengajarkan tentang sihir. Mohon penjelasannya Gus, Terimakasih. (Safrudin, Lamongan)

Jawab :
Waalaikumsalam Wr Wb.

Mas Safrudin, Dalam kitab Bughyat al-Mustarsyidin di jelaskan bahwa Sihir adalah kejadian / sesuatu luar biasa yang didapatkan melalui proses belajar dan melakukan sesuatu sebab. Sumber nya berasal dari orang-orang fasiq dan kafir. Karena tidak di sandarkan pada Allah SWT, Maka sihir membahayakan keimanan (aqidah) seseorang sehingga para ulama menghukumi haram mempelajari dan menggunakan nya.

Dalam hadits shahih riwayat Ahmad dikatakan :

إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ

“Sesungguhnya suwuk (rukyah), jimat dan pengasihan adalah syirik.”

Dalam penjelasan al-Munawi, menggunakan ruqyah (mantra) , jimat dan pelet (pengasihan) dianggap syirik sebagaimana dalam redaksi hadits, karena hal-hal di atas yang dikenal di zaman Rasulallah sama dengan yang dikenal pada zaman jahiliyah yaitu ruqyah yang tidak syar’iyyah. karena menggunakan barang-barang tersebut berarti *pemakainya mengi’tikadkan bahwa benda-benda itu mempunyai pengaruh (ta’tsir), oleh karena itu dikategorikan sebagai syirik kepada Allah.*

Para ulama ahli tahqiq sendiri -dalam _Hushun al-Hamidiyah : 121_-menyatakan : “Sesungguhnya ilmu sihir itu tidak dianggap jelek dan tidak dilarang. Yang dilarang itu mengamalkannya”.

Sedangkan untuk mempelajari, Sebagaimana keterangan dalam kitab _Tuhfah dan Hawasyi Syarwani_ ada khilaf antara para ulama’ ; ada yang melarang nya secara mutlak dan ada yang membolehkannya dengan beberapa syarat.

Ini berbeda jika sudah di sesuaikan dengan syariat Islam. Sebagai mana salah satu hadis :

عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ، قَالَ: كُنَّا نَرْقِي فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللهِ كَيْفَ تَرَى فِي ذَلِكَ فَقَالَ: «اعْرِضُوا عَلَيَّ رُقَاكُمْ، لَا بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيهِ شِرْكٌ»

Artinya : _dari ‘Auf bin Malik Al Asyja’i dia berkata; “Kami biasa melakukan mantera pada masa jahiliyah. Lalu kami bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam; ‘Ya Rasulullah! bagaimana pendapat Anda tentang mantera? ‘ Jawab beliau: ‘Peragakanlah manteramu itu di hadapanku. Mantera itu tidak ada salahnya selama tidak mengandung syirik.’_

Kembali pada inti pertanyaan, Apakah kitab yang di ajarkan di pesantren -semisal Syamsul Maarif atau Manba’ Ushul al-Hikmah- itu mengajarkan Sihir ???

Pengarang kitab tersebut, Syekh Ahmad al-Buniy radhiyallahu Anhu adalah seorang ahli shufi dan pakar ilmu asror (rahasia) Asma dan huruf bermadzhab imam Malik dari Negri Maghrib (Maroko). Beliau lahir di kota Bunah, sekarang masuk pada bagian negara al-Jazair Afrika. Beliau dilahirkan sekitar tahun 520 Hijriyah. Wafat di Mesir pada tahun 622 Hijriyah bertepatan 1225 Masehi. Beliau dikuburkan di al-Qarafah di samping kuburan Syekh Abdul Jalil at-Thahawiy.

Melihat profil beliau yang demikian, tentu apa yang tertera dalam kitab ini sudah di verifikasi dengan tepat, karena beliau adalah seorang ahli hikmah dan juga ulama besar pada zamannya. Sehingga apa yang tercantum di sana adalah rangkaian ilmu Hikmah yang bermanfaat bagi umat.

Demikian, Semoga menjadi keterangan yang bermanfaat.