Warta  

Serap Aspirasi, Dr. (HC) Muhaimin Iskandar, M.Si Silatuhrami ke PCNU Kab. Mojokerto

NU Online Mojokerto – Sejak pukul 13.00 WIB, Syuriah dan pengurus Tanfidz serta ketua Lembaga dan Banom PCNU Kab. Mojokerto telah mempersiapkan diri menerima kunjungan Wakil Ketua DPR Pusat, Dr. (HC) Muhaimin Iskandar. Tidak berapa lama, Muhaimin Iskandar, atau yang lebih akrab dipanggil Cak Imin, hadir di Aula PCNU menyapa seluruh hadirin yang memenuhi kursi undangan.

KH. Abdul Adzim yang didapuk memberi sambutan, menyatakan kebahagiaannya, sebab dalam sejarahnya PCNU Kab, Mojokerto baru pertama kali ini, memperoleh tamu dari Wakil DPR Pusat. KH. Abdul Adzim berharap, agar dalam serap aspirasi itu membawa keberkahan bagi NU di Kabupaten Mojokerto.

Dalam kesempatan serap aspirasi itu, KH. Abdul Adzim berpesan kepada seluruh pengurus yang hadir, agar menerapkan S 3 untuk memperoleh kesuksesan dalam beroganisasi.  S 3 yang dimaksud yaitu sambang, sambung dan sayang.

“Kita perlu menerapkan S3 untuk mencapai kesuksesan yakni sambang, sambung dan sayang. Tetapi kalau tamunya dari DPR pusat, perlu ditambahkan S satu lagi, yakni selain sambang, sambung dan sayang juga sumbang” terang KH. Abdul Adzim disambut gelak tawa seluruh hadirin.

Ketua PCNU Kab. Mojokerto itu menjelaskan kepada Cak Imin, bahwa saat ini PCNU Kab. Mojokerto sedang membangun Masjid. Dan pembangunan Masjid saat ini menerapkan budaya NU yakni narik urunan.

“Salah satu tafsir filosofi NU itu yakni Narik Urunan. Dalam pembangunan Masjid NU saat ini, PCNU Kab. Mojokerto melakukan Narik Urunan kepada pengurus dan wargan Nahdliyin pada umumnya” lanjutnya.

Menjawab “semonan” dari KH. Abdul Adzim, Cak Imin menyatakan kesiapannya. Terlebih sumbangannya diperuntukkan tempat ibadah. Bahkan Cak Imin juga siap bila dibutuhkan NU Kab. Mojokerto untuk memajukan organisasi menyamai daerah daerah lain yang lebih maju seperti Malang dan Sidoarjo.

Baca Juga:  Peringati Isro' Mi'roj Nabi Muhammad SAW, PAC IPNU IPPNU Kecamatan Puri Adakan Acara SILAT se-Kecamatan Puri

Tetapi kata Cak Imin, yang jauh lebih penting daripada itu semua adalah nilai dari silaturahmi yang dilakukan pada hari ini kepada PCNU Kab. Mojokerto. Sebab silaturahmi memiliki urgensinya ditengah gonjang ganjing dunia yang berada dalam ketidakpastian. Cak Imin menyatakan, ketidakpastian itu ditandai dengan perang dagang Amerika vs China, menyebarnya virus corona, di stopnya umroh Indonesia ke Saudi Arabia dan lain lain.

Perubahan perubahan yang begitu drastis itu menandai bahwa ada kerapuhan dalam tata kelola kehidupan. Karenanya, kata Cak Imin, diperlukan tiga ketahanan. Yakni ketahanan sosial,  ketahanan ekonomi dan ketahanan dalam langkah langkah emergency.

“Dan NU itu memiliki modal yang sangat kuat dalam Ketahanan sosial. Itu bisa dibuktikan dengan adanya rutinan yasin, tahlilan, lailatul ijtima’ dan lain lain. Selama masih ada rutinan NU seperti itu, maka NU akan terus terjaga persatuan dan kesatuannya” tutur Wakil Ketua DPR RI tersebut.

Meskipun demikian, kata Cak Imin, NU memiliki tantangan yang perlu diselesaikan. Saat ini, kekuatan kekuasaan pada bangsa Indonesia terbelah pada beberapa kekuatan. Kekuatan sekular murni yang dalam hal ini diwakili oleh PDIP dan Kekuatan sekular modern yang diwakili sebagian dari Golkar dan PSI. Disisi lain, kata Cak Imin, ada Kekuatan agamis yang sangat diperhitungkan. Dan PKB berada di dalamnya. Namun, masih kata Cak Imin, kekuatan agamis itu pun kini terbelah. Ada kalangan ditengah masyarakat, mereka berperilaku agamis, tetapi tidak berada dalam organisasi ke-Islaman. Mereka hidup dalam apartemen-apartemen yang individu individu. Dan NU perlu melakukan pola dakwah menyapa masyarakat perkotaan yang berada dalam individual religius ini.

Baca Juga:  Resmi Dilantik, Ini Pesan Ketua PWNU Jatim Kepada Pengurus MWC NU Mojosari

NU, kata keponakan Gus Dur itu, merupakan jawaban terhadap permasalahan dunia. Islam yang berkembang di Eropa saat ini, dinilai sebagai Islam garis keras oleh mayoritas parlemen Eropa. Karenanya sejumlah kampanye parlemen, memenangkan pemilihan, dikarenakan menyuarakan Islamphobia.

Tetapi penilaian Parlemen itu berubah, tatkala diundang oleh Cak Imin untuk melihat langsung kehidupan Umat Islam di Indonesia. Cak Imin mengajak anggota Parlemen Eropa itu ke Pesantren Pandanarang. Dan seketika itu berubah pandangan mereka terhadap Islam. Bahkan mereka meyakini bahwa Islam di Indonesia adalah jawaban terhadap permasalahan kehidupan yang mereka hadapi terhadap permasalahan imigran dan Islam yang berkembang di benua Eropa.

Selain menjadi jawaban terhadap permasalahan sosial kemasyarakatan, Cak Imin berharap juga, NU dengan wakil wakilnya yang berada di partai, bisa menjawab permasalahan bangsa Indonesia terutama dalam bidang ekonomi. PKB ke depan, akan memfokuskan pada pertumbuhan pengusaha pengusaha menengah ke bawah. Sebab ekonomi Indonesia, memerlukan penyangga pada ekonomi di tingkat Nasional. Dan itu, mau tidak mau, harus menopang pertumbuhan UKM UKM di seluruh Indonesia. (Isno)