Resmi Dilantik, Ini Pesan Ketua PWNU Jatim Kepada Pengurus MWC NU Mojosari

Mojosari, NU Online Mojokerto – Sungguh istimewa pelantikan pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto periode 2022-2027. KH Marzuqi Mustamar Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur-lah yang langsung melantik pengurus MWC NU Mojosari pada Sabtu (22/10/2022).

Pelantikan yang digelar di gedung MWC NU Mojosari tersebut bersamaan dengan Hari Santri Nasional (HSN) yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober 2022 ini mengusung tema ‘Bangkitkan Semangat, Jalin Kebersamaan, Wujudkan Kemandirian’.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Albarra, Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto KH Abdul Adzim Alwi dan Gus Taufik selaku sekertaris. Rois Syuriah terpilih KH. Ahmad Ahdal Sidqulloh Amin, Ketua Tanfidziah terpilih Ustadz Zainal, Ketua Ranting NU se Kecamatan Mojosari, Lembaga dan Banom-Banom NU. Camat Mojosari, Kepala Desa se Kecamatan Mojosari, Polsek Mojosari, Koramil Mojosari, Tokoh Agama Kristen, Hindu, dan Konghucu.

Kepada pengurus yang dilantik, KH Marzuqi Mustamar mengajak untuk bersama-sama berjuang dan membesarkan NU. Setidaknya ada dua pesan yang disampaikan beliau. Pertama, jangan sekali-kali memperalat NU untuk kepentingan-kepentingan politik dan di luar Ahlusunah Wal Jama’ah. Kedua, pengurus MWC NU harus dapat memahami, menghayati, mengamalkan dan mempertahankan akidah Ahlusunah Wal Jama’ah.

KH. Marzuki sapaan akrab pengasuh pondok pesantren Sabilul Rosyad, Gasek, Malang tersebut juga menjelaskan bahwa keberadaan negara sangat vital. Apabila negara bubar maka kehidupan kesejahteraan akan bubar, tidak ada yang mengurus fakir miskin, kerja tidak akan tenang, pencuri tidak ada yang menangkap. Keberadaan santri dalammenjaga eksistensi NKRI sudah terbukti sehingga tumbuh nasionalisme pada santri. Ia menilai meskipun santri pintar mengaji namun tidak memiliki nasionalisme maka sejatinya ia bukanlah santri.

“Santri yang dari dulu belajarnya di Indonesia, meskipun ia alim, hapal alquran maupun hadis, mereka mendapatkan ilmu dari kiai lokal atau kiai pribumi, maka itu tidak menyurutkan nasionalisme santri terhadap NKRI,” terangnya.

KH. Marzuqi juga menyebut tantangan santri ke depan adalah fenomena kelompok atau aliran trans nasional. Aliran tersebut punya ciri anti NU, anti kenduri dan anti tahlilan. Ia meminta kepada warga NU untuk tetap berjuang di ahlus sunnah waljamaah dengan tanpa berkecil hati.

“Kepada pengurus MWC NU Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto, selamat bertugas, selamat berjuang membawa kemaslahatan bagi manusia,” pungkasnya.

Kontributor: Mila Agustin