NU Online Mojokerto – Pelaksanaan ruwah desa pada Kamis (8/04/21) di Balai Desa Sumbergirang terasa istimewa. Sebab pelaksanaannya dihadiri langsung oleh KH. Abd. Adzim Alwi, Ketua PCNU Kab. Mojokerto.
Kepala Desa Sumbergirang, Wahyudi, menyatakan rasa syukurnya atas kehadiran KH. Abd Adzim Alwi pada peringatan ruwah di desanya. Ia dalam sambutannya menyampaikan dihadapan perangkat dan wakil masyarakat yang hadir dalam ruwah desa tersebut bahwa peringatan ruwah desa tahun ini, tidak seperti peringatan ruwah pada tahun sebelumnya yang dilaksanakan secara besar besaran. Hal ini dikarenakan pandemi yang menuntut untuk mematuhi protokol kesehatan.
“Mohon maaf pelaksanaan ruwah tidak bisa seperti biasanya tapi dilaksanakan secara sederhana. Tapi meskipun demikian tidak mengurangi kehidmahan dalam memperingati hari besar Islam dan ruwah desa” terang Kepala Desa Sumbergirang
KH. Abd. Adzim Alwi yang menyampaikan mauidloh hasanah menyatakan bahwa ruwah memiliki makna filosofi yang mendalam. Karenanya umat Islam harus belajar memahami filosofi itu. Tidak boleh umat Islam memahami secara parsial sehingga salah faham terhadap pelaksanaan acara ruwah desa.
Ruwah menurut KH. Abd. Adzim memiliki arti ngluru arwah, yang bermakna bulan yang banyak orang mengirim doa pada arwah arwah dari orang tua yang telah meninggal dunia. Termasuk di dalamnya yang membabah desa. Karenanya ruwah desa itu bermakna mengirim doa kepada orang orang yang memiliki jasa terhadap berdirinya desa.
Dengan berkirim doa kepada orang tua maka akan bersambung ruhaninya. Dan bersambungnya ruhani ini seperti akar yang memberi energi kepada pohon sehingga memunculkan daun dan buah.
Acara ditutup dengan doa oleh Bapak Khusaini. Dan kemudian dilanjut ramah tamah dengan menikmati tumpengan.