Mojosari, NU online Mojokerto – Webinar Diklat jurnalistik sukses digelar oleh LTN NU (Lembaga Ta’alif wa Nasyr Nahdlatul Ulama) Kecamatan Mojosari pada hari sabtu malam (14/08/21) melalui aplikasi Google Meet. Acara diikuti oleh 45 peserta dari Mojokerto hingga luar Mojokerto.
Acara dimulai pada pukul 18.30 WIB dengan dipandu langsung oleh Feri Dwi Sukamto, kontributor NU online Mojokerto. Feri Dwi Sukamto mengawali acara dengan pembacaan al-Fatihah untuk membuka acara tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Siti Maimunah, S.Pd, selaku Ketua LTN MWC NU Mojosari.
Dalam sambutannya, Siti Maimunah berharap dengan diadakan webinar Jurnalistik peserta bisa memanfaatkan perkembangan teknologi yang berkembang untuk kemajuan media di lingkungan Nahdliyin,
“LTN MWC NU Mojosari mencoba memunculkan generasi yang mampu mengikuti perkembangan media di bidang jurnalistik dan memberikan kesempatan buat yang lain agar menyalurkan bakat di kepenulisan Jurnalistik,” terang Ketua LTN MWC NU Mojosari tersebut.
Isno M.Pd.I, Ketua PC LTN NU Kabupaten Mojokerto yang didapuk menjadi pembicara mendedahkan tentang pentingnya jurnalistik di era teknologi 5.0. Menurutnya, menjadi jurnalis merupakan kerja kerja keabadian. Karena dengan menuliskan peristiwa demi peristiwa akan mendokumentasikan persitiwa saat ini untuk menjadi sejarah di masa yang akan datang.
“Menjadi jurnalis itu merupakan pekerjaan mulia. Karena ia bekerja untuk keabadian. Ia mendokumentasikan setiap peristiwa dengan berita berita yang ditulisnya. Yang kelak menjadi saksi peristiwa saat ini” tuturnya.
Selain memberikan pengetahuan tentang dasar dasar jurnalistik, Isno juga membimbing para peserta untuk mempraktikkan menulis berita. Peserta juga diarahkan untuk mengembangakan narasi-narasi dan mengolah kalimat secara sederhana sehingga mudah dibaca oleh pembaca.
“Acara seperti ini patut diacungi jempol, karena dengan adanya menulis berita kita tidak hanya menambah kemampuan dalam hal menulis namun juga dalam hal membaca. Dua hal ini saling berkesinambungan dengan membaca kita bisa menulis, tentu sebaliknya jika angka melek literasi tidak ada, apa yang akan kita jadikan bahan tulisan,” kenang salah satu peserta webinar.
“Kita harus banyak berusaha praktik, adanya praktik dipikiran bisa menghilangkan beban PR kita,” pungkas Feri Dwi Sukamto di akhir acara.
Penulis : 45 Peserta Webbinar Jurnalistik