Sukseskan Program 1000 Wakaf, MWCNU Kecamatan Puri Tancap Gas Koordinasi Dengan Seluruh Ranting

NU Online Mojokerto – Pada Senin malam (06/09/21) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Puri bertempat di kediaman Ketua MWCNU Kecamatan Puri menggelar rapat koordinasi bersama Lembaga Wakaf dan Pertanahan (LWPNU) Kecamatan Puri dan seluruh Pengurus Ranting NU se-Kecamatan Puri.

Rapat ini merupakan bentuk tindak lanjut dari pertemuan PCNU dengan MWCNU se-Kabupaten Mojokerto pada Jum’at kemarin (03/09/21) yang membahas tentang program 1000 Wakaf NU. Kegiatan Rapat pada malam hari ini begitu istimewa karena juga dihadiri langsung dari jajaran PCNU Kabupaten Mojokerto di antaranya: (1) KH. Abdul Adzim Alwi (Ketua PCNU), (2) H. Abdul Muhith Badri (Sekretaris LWPNU Kab. Mojokerto) (3) H. Mujid Ridwan (Bendahara LWPNU Kab. Mojokerto) (4) H. Masruchan (Ketua LP MAARIF NU Kab. Mojokerto) (5) H. Khafidz Busri serta (6) Bung Oetomo Sapto Amin (Ketua LP NU Kab. Mojokerto) yang akrab dipanggil Bung Tomo.

Acara dibuka pukul 20.00 WIB oleh Ustadz Akhmad Bukhori (Sekretaris MWCNU Puri) dilanjutkan sambutan atas nama tuan rumah dan Ketua MWCNU, H. Saifuddin Ar. Sambutan pengantar oleh Ketua PCNU Kab. Mojokerto, KH. Abdul Adzim Alwi. Sosialisasi Perekonomian organisasi oleh Ketua LPNU Kab. Mojokerto, H. Oetomo Sapto Amin (Bung Tomo), sambutan pengarahan tentang program 1000 Wakaf oleh H. Abdul Muhith Badri dan H. Mujid Ridwan (Sekretaris dan Bendahara LWPNU Kab. Mojokerto), dialog kemudian pembacaan do’a.

KH. Saifuddin, Ketua MWCNU Puri sekaligus tuan rumah menyampaikan terima kasih atas kehadiran undangan dan berharap program 1000 Wakaf NU di Kecamatan Puri segera berjalan dan berhasil.

“Terimakasih atas kehadiran segenap undangan, semoga apa yang kita rapatkan nanti membuahkan hasil dan segera melaksanakan apa yang telah direncanakan.” Sambut H. Saifuddin.

Baca Juga:  Banser Husada (BASADA) Kabupaten Mojokerto Berwisata Religi Ke Makam Waliyulloh

KH. Abdul Adzim dalam pengantarnya menyampaikan pentingnya penyelamatan aset. Sebab banyak ditemui, aset aset NU diambil alih oleh orang lain.

“Penyelamatan aset adalah sangat penting, jangan sampai aset-aset yang dimiliki NU dicuri orang lain, hilang satu-persatu. Kemarin mungkin saya sudah menyampaikan bahwa aset-aset kita di samping berbentuk amaliyah juga berbentuk ‘fisikiyah’ terutama yang sekarang kita gerakkan adalah penyelamatan aset masjid dan musalla.” Terang Kiai Adzim.

“Untuk itu saya memohon untuk Ketua LWPNU Puri bertanggung jawab langsung bersama timnya untuk segera melakukan identifikasi masjid dan musalla di Kecamata Puri dengan keterangan-keteragan yang jelas.” Imbuhnya Kiai Adzim.

Kemudian, H. Abdul Muhith Badri (Abah Muhith) Sekretaris LWPNU Kab. Mojokerto dalam sambutan pengarahan tentang program 1000 wakaf NU menyampaikan bahwa langkah awal saat-saat ini adalah menata aset-aset orang NU dulu,

“Langkah awal gerakan saat ini adalah penataan –pendataan- aset orang-orang NU dulu, kemudian diidentifikasi apakah (1) belum ber Akta Ikrar Wakaf (AIW) (2) sudah ber-AIW, tapi belum bersertifikat Wakaf (3)  sudah ber-AIW, dan sudah bersertifikat Wakaf, tapi belum BHPNU (Badan Hukum Perkumpulan Nahdlatul Ulama), atau (4) sudah ber-AIW, sudah bersertifikat Wakaf, dan sudah BHPNU.” Terang Abah Muhith.

“Kita sudah sama-sama tahu bahwa yang banyak itu adalah aset-aset orang NU tapi belum aset organisasi NU, mohon maaf karena kalau Nadzirnya masih perorangan itu berpotensi konflik di kemudian hari, sedangkan kalau nadzirnya sudah berbadan organisasi NU yang istilahnya itu BHPNU maka seperti ngendikannya Kiai Adzim itu akan aman ila yaumil qiyamah. Ini aman karena bunyi nadzir tidak menyebutkan nama perorangan. Maka inilah yang menjadi goal (tujuan) gerakan ini yakni pemindahan Nadzir wakaf dari perorangan ke BHPNU.” lanjut Abah Muhith.

Baca Juga:  Peringati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke 76, PAC GP. Ansor Gelar Upacara

“Cuma sekali lagi perlu dijelaskan bahwa nanti meskipun sudah ber-BHPNU untuk pengelolaannya tetap dikelola oleh takmir masjid atau musholla setempat, usaha gerakan ini adalah aset-aset tidak lepas dan biar jelas.” Pungkas Abah Muhith.

KH. Mujid Ridwan selaku bendahara LWPNU Kab. Mojokerto menambahkan bahwa sukses gerakan ini tergantung pada kesiapan data, “Sukses tidaknya gerakan ini tergantung pada kesiapan data, karena data tersebut untuk menentukan langkah selanjutnya. Untuk itu mari bergerak bersama mewujudkan gerakan ini.” Tambah H. Mujid.

Dalam rapat ini MWCNU Puri sudah menghasilkan tim yang akan menjalankan gerakan 1000 Wakaf NU yakni dikomandoi langsung oleh Ketua LWPNU Kecamatan Puri, (1) Matyatim, SH, (2) H. Sulhan sebagai Sekretaris serta (3) M. Muhib, (4) Fathurrozi dan (5) M. Tujin Mujianto sebagai anggota.

Acara berakhir pukul 22.30 WIB setelah ditutup do’a oleh KH. Abdul Qodir Jailani (Rois Syuriah MWCNU Puri).

 

Kontributor : Fahrur