NU Online Mojokerto – Masjid Al Mubarok desa Klinterejo pada Rabu (24/2) tampak semarak. Sekitar 60 orang musyawirin dari beberapa pengurus ranting NU, pengurus LBM dan aktifis bahtsul masail berkumpul untuk mengadakan kegiatan Musyawarah Fathul Qarib (MFQ). Sesuai namanya, kegiatan ini adalah diskusi permasalahan fikih yang terdapat dalam kitab Fathul Qarib, sebuah kitab fikih karangan dari Syaikh Muhammad Ibnul Qasim Al-Ghazi yang sangat familiar di kalangan pesantren.
Kegiatan dimulai pada pukul 20.30 WIB dengan pembacaan Ratibul Hadad lalu kegiatan inti musyawarah diawali dengan pembacaan satu fasal tentang siwak oleh KH. Masduqi Yunus, rais syuriyah pengurus ranting desa Klinterejo dan dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh seorang moderator. Jelang pukul 22.30 WIB acara kajian kitab Fathul Qarib diakhiri karena ada pembahasan khusus tentang as’ilah waqi’iyah (pertanyaan aktual) yang telah diajukan oleh beberapa ranting NU.
Penunjukan Rais Syuriah Ranting NU sebagai pembaca kitab bukan tanpa alasan. Sebagaimana disampaikan oleh Gus Muhammad Ihsan yang bertindak sebagai perumus pada musyawarah tersebut, bahwa peran Syuriah harus bisa ditunjukkan dan Syuriah NU dalam setiap jenjang kepengurusan memang harus mumpuni dalam bidang keagamaan.
Perlunya merespon setiap as’ilah waqi’iyah yang diajukan ranting NU disampaikan oleh ketua LBM MWC-NU kecamatan Sooko, Gus Muhammad Ma’shum.
“Seringkali yang bikin ranting aras-arasen mengajukan as’ilah bahtsul masail karena as’ilah tersebut tidak dijawab atau dijawab tetapi waktunya sangat lambat. Kita harus memilah antara as’ilah yang sifatnya maklum di kalangan ahli fikih atau as’ilah yang sudah pernah dibahas pada bahtsul masail yang lain itu cukup dirumuskan ulang oleh tim, sisanya baru dibikin bahtsu secara mendalam. Makanya mulai malam ini kita mulai MFQ plus sesi pembahasan as’ilah waqi’iyah,” jelas beliau.
Kegiatan MFQ sendiri merupakan salah satu program andalan yang didorong oleh pengurus cabang LBM-NU kabupaten Mojokerto untuk dilaksanakan di masing-masing kecamatan. Menurut Gus Ghoffar, ketua PC LBM-NU yang juga turut hadir pada malam tersebut bahwa saat ini progress-nya sudah cukup baik. Banyak kecamatan telah melaksanakanan kegiatan MFQ, baik secara mandiri maupun bergabung antar kecamatan.
“Untuk daerah utara sungai Brantas memang hanya kecamatan Jetis yang sudah berjalan baik, sedangkan untuk kawasan selatan tinggal beberapa saja yang belum,” pungkasnya. (Ulil)