Warta  

Buka Kegiatan Rutin, Rijalul Ansor Ranting Wotanmas Jedong Undang KH. Muslich Abbas

NU Online Mojokerto – Pada Sabtu malam (19/06/21) Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor Ranting Wotanmas Jedong buka kembali rutinananya. Pada pembukaan rutinan ini, langsung dibuka dengan menghadirkan KH. Muslich Abbas dari Pacet.

Tampak hadir dalam acara ini ketua PAC GP ANSOR Kecamatan Ngoro, Ketua PAC RIJALUL ANSOR Kecamatan Ngoro, Kasatkoryon BANSER kecamatan Ngoro, Rais ranting Wotanmas Jedong, kepala desa setempat, kyai mualimin selaku pengasuh pondok SABILILLAH watusari, alim ulama’ beserta para banom banom NU yang ada di ranting Wotanmas jedong.

Menurut ketua ranting GP ANSOR ranting Wotanmas jedong sahabat Abdul Rohman mengatakan bahwasanya acara pada malam hari ini kita buka kembali dengan tujuan agar supaya para anggota mengistiqomahkan kembali kegiatan keagaaman yang ada di ranting,

“libur sementara kemarin jangan sampai di jadikan penghalang untuk kita berjuang dan mengabdi kepada masyarakat, maka malam ini kita buka kembali dan harus semangat lagi” tegasnya.

KH. Muslich Abbas dalam mauidhoh Hasanah menjelaskan bahwasanya kegiatan keansoran ini harus dijaga dan diistoqomahkan karena mayoritas warga jedong itu rata rata berhaluan ahlussunah waljama’ah annahdliyah, akan tetapi beliau menghimbau kepada para anggota ANSOR agar supaya selalu berkordinasi dalam melakukan kegiatan apapun dan tetap dalam satu komando, jangan sampai melakukan kegiatan dengan kemauan sendiri tanpa kordinasi, baik kordinasi dengan pengurus yang ada di tingkatan atas maupun tingkatan ranting kususnya juga dengan pemerintahan setempat.

Kyai Loch, demikian panggilan akrabnya, juga mejelaskan bahwasanya desa Wotanmas jedong merupakan desa bersejarah degan ditandai beberapa peninggalan situs purbakala juga candi candi peninggalan kerajaan pada jaman dahulu,

” semoga desa wotanmas jedong ini selalu mendapat ridho allah dan di lindungi dari segala balak musibah” doa Kyai Lich

Acara berahir pukul 21.30 Wib dengan ditutup doa oleh Kyai Muslih Abbas.

Kontributor : Hasan Ngoro