Wisma NU – PC. LKKNU Kabupaten Mojokerto terus melakukan terobosan terobosan program untuk membina keluarga warga Nahdliyin. Pada Kamis ( 30/7) digelar Seminar Keluarga Maslahah yang ditempatkan di Aula Wisma PCNU Kabupaten Mojokerto.
Hadir memberikan sambutan, Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto, KH. Abd. Adzim Alwi, mengungkap data statistik perceraian di Kabupaten Mojokerto kurang lebih 3000 pasangan. Dan 100 pasangan saat ini dalam proses persidangan.
Data ini, menjadikan bahan pertimbangan bagi NU khususnya LKKNU untuk memberikan pembinaan kepada keluarga Nahdliyin.
“Patut kita bertanya bagaimana menjadikan keluarga maslahah? Yang disukai wanita adalah uang. Kalau Pria adalah mata keranjang. Oleh karena itu. Ibu sebagai pasangan harus bisa menjadi hal yang disukai suaminya itu. Jadilah Ibu muslimat rasa Fatayat bukan Fatayat rasa Muslimat” tutur Kyai Adzim yang langsung disambut tawa para hadirin.
Menyambung sambutan KH. Abd. Adzim Alwi, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Mojokerto menyampaikan derasnya perceraian usia muda itu dikarenakan masih kurangnya penyuluhan pra nikah usia pelajar.
“Harus ada Penyuluhan dan pengawasan. Termasuk Nikah dibawah tangan. Nikah beda agama, di Fatayat muslimat perlu disosialisasikan. Untuk Memperkecil permasalahan pernikahan seperti nikah dibawah tangan dengan Isbat nikah. Perlu diwaspadai jika setelah muncul surat nikah dan ada surat nikah lagi dengan nama yang sama dengan beda pasangan dan tidak ada keterangan poligami. Karena akan ada Isbath nikah tahap ke-2” terang Kepala Kementerian Agama Kabupaten Mojokerto.
Usai sambutan, acara langsung masuk ke inti seminar. Paparan pertama dari Pak Jodha Hadi. Dalam presentasinya, Pak Jodha Hadi menyampaikan bahwa untuk memperkuat ketahanan Negara dari luar dan dari dalam maka yang harus dilakukan adalah melalui penguatan keluarga. Karenanya diperlukan Keluarga yang Maslahah. Dengan keluarga yang maslahah maka akan lahir anak anak tumbuh kembang dengan sehat.
KH. Falaqul Alam menyambung, bahwa suami istri perlu menunjukkan hubungan yang harmonis kepada anak. Sehingga anak itu mengidolakan Bapaknya.
“Menunjukkan hal yang harmonis dimata anak-anak itu penting. Karena juga memperlihatkan, bagaimana adab istri kepada Suami” tutur KH. Falaqul Alam