Lazisnu MWCNU Puri Gelar Rapat Koordinasi Perluas Gerakan Koin NU

NU Online Mojokerto – Modal utama untuk menjadikan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi yang kuat dan bermanfaat bagi umat adalah kebersamaan dan kekompakan. Termasuk kebersamaan dan kekompakan dalam menjalankan program sosial keumatan. Karenanya Lembaga Amil Zakat, Infaq Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Puri menggelar sosialisasi dan penyerahan Koin NU (Kotak Infaq Nahdlatul Ulama) kepada Ketua Pengurus Ranting NU, Ketua PARNU beserta Lembaga dan Banom se-Kecamatan Puri.d

Pertemuan bertempat di Balai Desa Balongmojo, Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto. Acara ini dihadiri sekitar 50 dari perwakilan Pengurus Ranting, PAR NU, Lembaga dan banom masing-masing ranting.

Kepala Desa Balongmojo, H. Ahmad Muslik dalam sambutannya merasa bersyukur dan senang sekali bisa menjadi tuan rumah dalam pertemuan di zona 4.

“Saya tentu sangat bersyukur karena di zona empat, desa kami dipilih menjadi tuan rumah dalam kegiatan ini. Saya sangat senang dan selalu mendukung setiap kegiatan-kegiatan NU.” terangnya

Ketua LAZISNU MWCNU Puri, Zainul Maskhod menjelaskan bahwa acara sosialisasi ini dilaksanakan bergilir selama 4 hari beruntun mulai tanggal 3-6 Oktober 2021 sesua jadwal yang terbagi ke dalam 4 zona.

“Hari ini bertempat di Balai Desa Balongmojo merupakan hari ketiga kami melakukan sosialisasi dan penyerahan Koin NU. Ini termasuk Zona 4 yang terdiri dari empat Ranting yakni; Balongmojo, Sumolawang, Kenanten dan Banjaragung.” Katanya.

Baca Juga:  Menyelisik Tradisi Unik Nahdliyin Dusun Kendalsari 

Selanjutnya Bang Vijay –panggilan akrab ketua Lazisnu, Zainul Maskhod- melalui tampilan slide power point secara runtut mensosialisasikan program Koin NU yang telah direncanakan. Pada intinya Bang Vijay mengajak semua baik pengurus Ranting NU, PARNU mau pun lembaga dan banom-banom yang ada di Ranting NU khususnya untuk mensukseskan program Koin NU tersebut.

“Untuk mengawali program Koin NU ini, sebagai langkah awal maka kami akan memberikan Kotak Infaq (sementara) sejumlah 13 kotak ke tiap-tiap ranting untuk kemudian segera dijalankan. Setelah satu bulan ke depan akan kami evaluasi.” Jelasnya.

“Rencana selanjutnya, jika memang dibutuhkan maka kotak infaq tersebut akan kami tambah. Harapan kami baik Ranting-ranting NU, PAR NU, Lembaga dan banom-banom NU bersama-sama dan kompak mensukseskan program ini. Menjelankan atau mengelola agar senantiasa berkembang. Perlu diketahui bahwa tujuan dari gerakan Koin NU ini adalah untuk kesejahteraan umat yang ada di ranting masing-masing.” tambah Vijay.

Bang Vijay juga menyampaikan harapannya bahwa pengelolaan Koin NU dilakukan secara terbuka dan disampaikan secara rutin. Untuk pelaporan keuangan bisa ditempelkan di masjid atau mushalla-mushalla untuk menjaga kepercayaan masyarakat atau donatur. Sedangkan sebagai bentuk syiar kegiatan bisa melalui media sosial dan ini sekaligus sebagai bentuk pertanggung jawaban.

Sekretaris MWCNU Puri, Akhmad Bukhori di penghujung acara menambahkan spesifik terkait tugas-tugas yang perlu dilakukan oleh pengurus ranting-ranting NU.

Baca Juga:  Cetak Generasi Berbudi Luhur, Yayasan Ma'arif NU Nurul Huda Gelar Haflah Akhirussanah

“Pada intinya secara singkat saya ingin menambahkan bahwa panjenengan-panjenengan dikumpulkan di sini sebenarnya ranting-ranting panjenengan diajak sugih, dari kita oleh kita dan untuk kita warga NU.” jelasnya.

“Tugas-tugas panjenengan adalah mencari tim atau petugas Koin NU di ranting. Mengidentifikaasi warga yang tidak keberatan diberi kotak infaq NU. Tidak ada unsur pemaksaan, jika tidak keberatan maka diberi dan jika keberatan maka ditinggal.” lanjutnya.

“Biarkan berkembang. Jika bergerak maka ini luar biasa.

Selanjutnya Gus Bukh –biasa Akhmad Bukhori dipanggil- menutup dengan pesan yang pernah disampaikan oleh (Alm.) Gus Dulloh, Medali; “Piro suwene se awakmu ngurusi NU? paling suwe lhak sampek mati. Tapi nek NU ngurusi koe, masio mati awakmu tetep iseh diurusi.” (Berapa lama sih kamu mengurus NU? paling lama mungkin sampai mati. Tapi kalau NU menurus kamu, meskipun kamu mati, NU masih tetap mengurusmu)”

Kontributor : Fahrul Puri