Peringati Harlah Ke -10, MDS Rijalul Ansor Gelar Tasyakuran

Jatirejo – Memperingati Harlah ke-10, Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor Kabupaten Mojokerto menyelenggarakan Tasyakuran dengan tema Berkhidmat Membangun Peradaban Menyongsong 1 Abad Nahdlatul Ulama dan Do’a Bersama untuk Kelancaran Ibadah Haji 2022. Acara ini diselenggarakan bertempat di Ponpes Bidayatul Hidayah Asrama Al-Qurtubi Desa Mojogeneng, Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto, Rabu, (22/06/2022).

Lantunan Sholawat Nabi yang dipimpin oleh Gus Rocky yang diiringi Grup Musik Jimat Wali menjadi pembuka kegiatan. Ribuan anggota Ansor dari penjuru Mojokerto hadir mengikuti kegiatan ini. Sejumlah tokoh hadir dalam kegiatan ini diantaranya KH. Abdul Adzim Alwy (Ketua PCNU Kab. Mojoketo), Gus Fahmi Husain Ilyas (Wakil Sekretaris PW GP Ansor Jawa Timur), Gus Muhammad Al-Barra (Ketua PC GP Ansor Kab. Mojokerto terpilih), H. Soleh (Wakil DPRD Kab. Mojokerto), Gus Saifulloah/Gus Ipung (Ketua PC GP Ansor Kota Mojokerto), Forkopimca Jatirejo dan sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Ketua GP Ansor Kab. Mojokerto terpilih, H. Muhammad Al-Barra atau biasa dipanggil Gus Barra yang sekaligus sebagai Wakil Bupati Kabupaten Mojokerto dalam kesempatan sambutan menyampaikan peran penting pemuda Ansor dalam mengahadapi isu-isu atau ancaman-ancaman yang bisa merusak kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak terkecuali kasus yang muncul di Kabupaten Mojokerto baru-baru ini tentang kelompok Khilafatul Muslimin.

“Baru-baru ini kita telah memdengar, membaca, melihat di pemberitaan-pemberitaan ada Menteri Pendidikan Khilafatul Muslimin ditangkap dan yang lebih mengeherankan itu terjadi di wilayah Kabupaten Mojokerto. Ternyata kita kecolongan, kita tidak tahu dan baru mengerti ternyata ada Menteri Pendidikan Khilafatul Muslimin dan itu kemarin ditangkap di Mojokerto.” terang Gus barra yang disambut tawa hadirin.

“Ini menunjukkan bahwa ternyata Indonesia ini tidak sedang baik-baik saja, maka peran kita semua, peran Ansor khususnya Rijalul Ansor, Banser, sangat dibutuhkan. Selalu mengadakan pengajian-pengajian, tidak hanya rutinitas pengajian saja tetapi sambil melihat di sekitarnya, adakah faham-faham ekstrim itu berada di tengah-tengah kita? Jika ada maka menjadi tugas kita untuk kembali menetralisir pemahamannya kemudian tidak memberikan ruang sejengkal pun kepada pemahaman itu untuk bernafas di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.” Lanjut Gus Barra.

Baca Juga:  Peringati Ruwah Desa, Kepala Desa Ngoro Gandeng Rijalul Ansor

“Terkadang ada beberapa orang datang kepada saya memberi informasi terkait gerakan-gerakan keagamaan yang aneh-aneh misalnya; tentang masjidnya yang diambil alih bagaimana solusinya. Maka saya berpikir pelan-pelan tapi engkok nek angel mikire tak celokne banser ngono wae gak kesuen (tetapi kalau sulit dipikirkan maka saya panggilkan Banser gitu saja biar tidak lama-lama).” Terang Gus Barra yang kembali disambut tawa hadirin.

Di akhir sambutan Gus Barra memberikan ucapan selamat hari lahir Rijalul Ansor serta permohonan doa untuk kelancaran ujian disertasinya.

“Selamat untuk 1 dekade Rijalul Ansor semoga Ansor bisa berkhidmat kepada masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Mojokerto dan berkhidmat untuk membangun peradaban Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Ucap Gus Barra.

Senada dengan Gus Barra, KH. Abdul Adzim Alwy (Ketua PCNU Kab. Mojokerto) atau biasa dengan panggilan Kiai Adzim menyampaikan,

“Memang benar apa yang disampaikan oleh Gus Barra tadi bahwa di Mojokerto masih banyak aliran-aliran radikalisme, ada sekitar 200 lebih aliran. Maka menjadi tugas kita bersama khususnya Rijalul Ansor untuk melakukan pencegahan terhadap faham-faham tersebut.” Terang Kiai Adzim.

“Bertepatan dengan satu dekade Rijalul Ansor ini, mari bersama instropeksi diri. Kalau kelompok mereka doktrinnya sudah sedemikian rupa yang berani berjihad dengan harta bahkan nyawa maka kita harus lebih dari itu.” Lanjut Kiai Adzim.

“Kalau mereka sudah begitu maka kita tidak boleh menjadi kader-kader -Ansor Banser Rijalul Ansor- yang setengah hati. Jangan sampai ada pemikiran misalnya wes aku gak melok banser-banseran wong aku gak ditukokno seragam ambe Gus Barra (sudah, saya tidak mau ikut banser, karena tidak dibelikan seragam sama Gus Barra).” Lanjut Kiai Adzim yang disambut gemuruh tawa hadirin.

Baca Juga:  Regenerasi Kepengurusan, RAT PR GP Ansor Pandan Krajan Sukses Digelar

“Atau misalnya lagi begini, dari jaman Ansor yang dulu dipimpin bukan Wakil Bupati urunan terus (iuran terus) masak sekarang dipimpin Wakil Bupati kok ya iseh urunan ae (masih tarikan iuran saja), maka jangan ada pikiran seperti itu.” Terang Kiai Adzim yang kembali disambut tawa hadirin.

”Maka dari itu pesan saya kepada Kader Ansor, siapa pun pemimpinnya maka harus satu komando, siap?”. “Siap”. Tegas Kiai Adzim yang disahut dengan jawaban gemuruh siap oleh hadirin.

“Kalau Ansor ingin kuat kalau NU ingin kuat maka mari qanun asasi yang disampaikan oleh Hadratus Syeikh KH. Hasyim Asyari kita pelajari bersama. Apa itu? fadhuluha bil mahabbah. Masuklah ke dalam Ansor dengan penuh cinta. Ansor adalah ibarat satu tubuh kalau sudah cinta itu tidak ada yang namanya memfitnah, menjerumuskan, memojokkan, membuka aib. Karena Ansor bagaikan satu tubuh, kalau salah satu anggota tubuh sakit maka anggota lainnya akan merasakan sakit. Kalau ada hal-hal yang saya sebutkan tadi di atas maka itu berarti tidak dalam satu tubuh di dalam Ansor.” Tutup Kiai Adzim.

Acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng sebagai simbol harlah Rijalul Ansor, penyerahan kaos bertuliskan 1 dekade rijalul ansor kepada para tokoh yang hadir oleh Ketua MDS Rijalul Ansor Kab. Mojokerto Gus Barok (H. Ainul Mubarok), pembacaan mahallul qiyam dan doa oleh Gus Roqi.

Fahrul Irwan Alif
(Sek PAC GP Ansor Puri/LTN Puri)