Pengurus MWCNU Kecamatan Mojosari Resmi Dilantik, Kyai Adzim : Terapkan Gerakan S Lima

Mojosari, NU Online Mojokerto – Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto resmi dilantik oleh Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PW) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar pada momen peringatan Hari Santri Nasional 2022, Sabtu (22/10/2022).

Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mojokerto, KH Abdul Adhim Alwi mengatakan, organisasi itu qanun asasi pertama kali telah disampaikan oleh muassis NU Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari. Di dalam qanun asasi mengatakan bahwa jam’iyah ini full dengan barokah. Di dalam pondasi ini atau perkumpulan NU ini dengan masuk ke dalam NU harus penuh cinta.

“Mungkin akhir-akhir ini agak terkikis antara saudara nahdliyin. Ini tidak boleh terjadi, ketika kita berorganisasi jika sudah tidak cinta maka tidak ada maknanya dan tidak ada artinya,” katanya.

Baca Juga:  Konsolidasi Anggota, Gus Bara Gelar Sarasehan HKTI

Menurutnya, sekarang ini sudah era digital melalui whatsapp saling membenci dan menjatuhkan, ini tidak ada artinya dalam berorganisasi. Mungkin kalau ini dibiarkan sedikit demi sedikit terkikis, maka tidak ada perkumpulan NU bisa berdiri dengan kokoh.

“Maka untuk menumbuhkan rasa cintanya harus ada tindakan nyata. Adakan gerakan S5, pertama sambang atau silaturahim, kedua sambung, ketiga sayang, keempat seduluran,dan yang terakhir selawase,” terangnya.

Ingat bahwasannya di dalam logo NU ada tampar yang melingkar di bumi, ini menandakan persaudaraan yang tidak ada putusnya, menggambarkan angka delapan yang tidak ada putus-putusnya. Kata mbah Hasyim warga NU penuh cinta dan kasih sayang, penuh kerukunan, kebersatuan dengan tingkatan lahir dan batin.

Baca Juga:  Bangun Kolaborasi, IPNU IPPNU dan GKJW Mojosari Bagi Takjil Bersama

Kita tidak ada artinya jika di perkumpulan organisasi NU ini kok saling mengejek. Kekuatan organisasi harus ditopang oleh 3 pilar, pertama pilar ideologi, kedua pilar ekonomi, dan ketiga pilar kekuatan ideologi kegiatan budaya,” tandasnya.

Kontributor: Yulia Novita Hanum

Editor: Mila Agustin