Assalamua’laikum Gus …
Saya seorang pekerja pabrik yang jam kerjanya sesuai dengan shift. Karena jarak rumah dengan tempat kerja sekitar 2 jam perjalanan, saat masuk kerja pagi biasanya saya sahur jam 23.00 WIB terus saya tidur agar istirahat saya cukup dan bisa berangkat kerja dengan segar. Bagaimana Sahur yang saya lakukan tersebut ? {Andik, Sooko}
Jawab :
Waalaikumsalam Wr. Wb.
Pak Andik, Saya sangat mengapresiasi Ikhtiar anda untuk menjaga keseimbangan antara kualitas anda dalam bekerja, tercukupinya waktu istirahat dan kewajiban untuk melakukan ibadah yang berkualitas. Semoga anda senantiasa di limpahi keberkahan, Amin.
Sahur hukumnya Sunnah dilakukan, bahkan dengan hanya seteguk air putih. Karena ada keberkahan yang diberikan Allah saat seseorang melakukan nya. Rasulullah dalam hadis riwayat imam ahmad bersabda :
“Umat ku senantiasa mendapatkan kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur”.
Tujuan di syariatkannya Sahur sendiri adalah agar membantu seseorang untuk melaksanakan puasa dengan sempurna. Oleh karena itu yang lebih baik sahur ini di akhirkan hingga mendekati masuknya waktu shubuh (thulu’ al-fajri) karena itu lebih mengena dengan tujuan di syariatkannya. Sahabat Zaid bin Tsabit meriwayatkan hadis terkait gambaran mengakhirkan sahur adalah sekiranya membaca 50 ayat jarak waktu antara sahur dengan masuknya waktu shubuh.
Yang perlu di ketahui, bahwa setiap ibadah itu ada waktu pelaksanaan yang di tetapkan, termasuk sahur. Dalam Syarah al-Muhadzab diterangkan ; Waktu Sahur di mulai tengah malam (nishfu al-lail) sampai dengan masuknya shubuh (thulu’). Ini berarti jika makan/minum di niatkan sebagai sahur tapi waktu nya belum masuk tengah malam (nishfu al-lail), maka itu tidak bisa di sebut sahur dan tidak mendapatkan pahala kesunnahan sahur.
Jadi, Apa yang anda lakukan (makan jam 23.00) itu hukumnya tidak bisa disebut sahur karena belum masuk waktunya.
