Mojosari, NU Online Mojokerto – Rintikan hujan mewarnai pelaksanaan ngaji bareng kader NU Kecamatan Mojosari bersama masyarakat nahdliyyin Dusun Ngemplak. Ngaji bareng Kader NU yang lebih akrab disapa dengan Ngaji Selosoan ini sudah menjadi kegiatan yang rutin diselenggarakan di setiap minggunya.
Hujan gerimis tak menyurutkan semangat kader NU Mojosari untuk hadir dalam Ngaji Selosoan kali ini. Nampak antusiasme para jamaah Ngaji Selosoan ini memang luar biasa. Mereka datang di majelis dengan niat ibadah dan mencari barokah meskipun sedang gerimis.
Tidak hanya warga setempat yang hadir dalam acara tersebut, tetapi banom-banom NU Mojosari mulai dari IPNU IPPNU, Ansor Fatayat, NU dan Muslimat juga ikut meramaikan Ngaji Selosoan ini.
Ngaji Selosoan kali ini bertempat di Masjid Al-Amin, Dusun Ngemplak, Desa Ngimbangan, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto pada hari Selasa (08/03/2022) malam.
Kegiatan Ngaji Selosoan bertajuk Rukun, Guyub, Ngalap Barokah ini merupakan kegiatan rutinan yang diadakan oleh Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) Mojosari setiap Selasa malam.
Ngaji Selosoan dimulai pukul 20.00 WIB dan diawali dengan pembacaan istighosah yang dipimpin oleh tokoh masyarakat setempat. Setelahnya dilanjut dengan santunan anak yatim dan pembacaan sholawat nabi lalu dilanjutkan dengan ngaji kitab nashoihul ibad.
Ngaji Kitab Nushoihul Ibad disampaikan oleh Ustadz Zaenal Arif .Dalam ngaji kitab nashoihul ibad kali ini Ustadz Zaenal Arif menjelaskan tentang Bab Tafakur.
“Tafakur, mikir-mikir ada 5 macam, ada 5 sasaran. Dari 5 Tafakur akan membawa dampak kemaslahatan. Manfaat : 1. Membuat tauhid kuat, 2. Meningkatkan rasa syukur, 3. Memiliki rasa senang melaksanakan perintah Allah,” terangnya.
Beliau juga menjelaskan apabila bertafakur, maka akan takut untuk berbuat maksiat. Orang yang ahli maksiat akan disiapi neraka jahanam. Allah melarang umatnya untuk melakukan mencuri, mabuk-mabukan, zina, dan kumpul kebo.
“Saat akan melakukan sesuatu hal, harus bertafakur. Ingatlah kalau kita akan selalu dilihat oleh Allah. Apabila kita sudah berfikir seperti itu maka kita akan takut berbuat maksiat. Saat kita ingin bertafakur kalau kita itu lemah dan sering melakukan kesalahan, maka kita akan malu terhadap Allah SWT karena pemberian yang telah diberikan oleh Allah SWT tidak sebanding dengan apa yang kita berikan kepada Allah SWT,” paparnya.
Beliau menjelaskan tugas umat Islam adalah ibadah, dengan beribadah dengan segala bentuk ibadah. Hablumminanas adalah salah satu bentuk ibadah, yang harus dijaga sebaik mungkin. Umat Islam diperintah untuk saling menyayangi satu sama lain bukan untuk saling menyaingi.
Pembahasan Kitab Nashoihul Ibad berlangsung selama 30 menit, dan dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab.
Kontributor : Mila Agustin