KOLOM  

Mengejar Keutamaan Bulan Ramadhan

Trowulan, NU Online Mojokerto –

KH Nurul Mubin dalam mauidlahnya dalam giat Safari Ramadhan MWCNU Trowulan menyampaikan bahwa Bulan Ramadhan menjadi momentum yang dimanfaatkan untuk menghapus dosa. Ada beberapa hal yang perlu dilaksanakan saat Bulan Ramadhan. Beberapa hal dibawah ini menjadi fokus penting agar mendapatkan pahala berlipat di Bulan Ramadhan.

 

Pertama, melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Puasa merupakan salah satu wujud taqwa kita kepada Allah. Kita harus bersyukur atas nikmat iman dan islam sehingga bisa menjalankan bulan puasa Ramadhan. Puasa sudah dilaksanakan yakni ketika zaman Nabi Adam AS hingga Nabi Isa AS. Berbeda-beda turunnya syariat puasa pada zaman terdahulu akan tetapi puasa selalu terselip dalam proses beribadah umat terdahulu. KH Nurul Mubin berharap semoga kita bisa diberi kekuatan panjang umur bisa menuntaskan puasa. Tentunya semua perintah yang diberikan sudah ada porsi yang sesuai dengan kemampuan manusia dan ada takarannya. Jadi, jangan sampai kita melewatkan bulan penuh berkah yang hanya sekali dalam 1 tahun.

 

Kedua, Memperbanyak memberi shadaqah. Shadaqah makanan yang kita berikan untuk kegiatan takjil, tadarus, dan sahur akan dilipat gandakan sebanyak 10 ribu kali lipat. Tak perlu khawatir apabila tak mampu memberi shadaqoh dalam bentuk barang dan makanan. Masih bisa dimaksimalkan dengan shadaqoh tenaga dan pikiran untuk membantu meramaikan kegiatan-kegiatan yang ada di masjid maupun musholla. Jadi mari maksimalkan shadaqah yang ada di Bulan Ramdhan.

 

Ketiga, Membaca Al Qur’an. Para Imam Kitab (Imam Syafii, Hambali, Hanafi, Bukhori, dll) setiap Bulan Ramadhan melaksanakan khataman sebanyak 60 kali. Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Quran, sudah sepantasnya kita sebagai muslim untuk menyemarakkan membaca Al-Quran di Bulan Ramadhan ini.

 

Keempat, Melaksanakan shalat tarawih dan witir secara berjamaah. Ibadah sunnah yang hanya ada di Bulan Ramadhan. Shalat sunnah memiliki keutamaan di setiap malamnya. Sehingga tak boleh dilewatkan begitu saja, tentunya momen ini juga sebagai upaya memaksimalkan pahala di Bulan Ramadhan. KH Nurul Mubin menyampaikan saat Mauidhah yakni kebiasaan warga nahdliyin untuk berlomba-lomba mempercepat bacaan itu tidak mengapa. Asalkan kita sebagai makmum bisa mengikuti surat alfatihah dari imam yang membaca. Jangan sampai kita terlewat, sehingga mengurangi keabsahan salat. Kebiasaan tersebut harus dimaksimalkan karena umumnya kita senang apabila shalat tarawih dilaksanakan dengan cepat. Jamaah-jamaah yang ada harus diberi pemahaman dari awal sehingga tidak merusak keabsahan shalat.

 

Terakhir dalam mauidhahnya KH Nurul Mubin mendoakan agar kita bisa kuat dan semangat dalam menjalankan ibadah di Bulan Ramadhan. Kalau dalam falsafah jawa ada istilah “eman-eman” yang berarti sayang dilewatkan karena hanya 1 tahun sekali dan setiap kegiatan bernilai ibadah.

Kontributor : Moch. Taufiq Zulmanarif (LTN NU Trowulan)