Trowulan, NU Online Mojokerto Dusun Bancang, Desa Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, menjadi saksi bisu kehangatan dan kekompakan warga Nahdliyin dalam gelaran Lailatul Ijtima’ yang berlangsung penuh khidmat. Kegiatan yang diinisiasi oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Trowulan ini sukses mempererat tali silaturahmi sekaligus menjadi wadah refleksi dan harapan menyongsong tahun baru Islam.
Semangat gotong royong dan kekeluargaan terpancar jelas dalam acara ini. Ketua Ranting NU Pakis, Bapak berusia 64 tahun, berbagi kisah inspiratif tentang keluarganya yang secara turun-temurun menjadi pengurus NU dari tingkat banom paling awal hingga kini, menunjukkan dedikasi dan komitmen yang tak lekang oleh waktu terhadap organisasi.
Kepala Desa Pakis, Bapak Khoirul Hadi, menyampaikan apresiasinya atas kekompakan warga Dusun Bancang yang antusias menghadiri dan mendukung kegiatan Lailatul Ijtima’. “Guyub rukun warga Dusun Bancang adalah cerminan kekuatan komunitas kita,” ujarnya.
Kapten Czi M. Saikhu Anwar, Danramil Trowulan yang baru bertugas, dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga kondusivitas di setiap kegiatan kemasyarakatan. Pria asal Jember yang sebelumnya bertugas di Pacet ini kini siap bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat Trowulan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai.
Pesan Kebaikan dan Harapan dari KH. Samian Muhsin
Puncak acara Lailatul Ijtima’ adalah tausiah yang disampaikan oleh KH. Samian Muhsin. Beliau menyampaikan pesan mendalam tentang harapan di tahun baru, khususnya bagi kemajuan signifikan, termasuk kelancaran pembangunan kantor MWC NU Trowulan.
“Ada tiga golongan manusia dalam menyongsong tahun baru,” jelas Kiai Samian. “Pertama, orang yang banyak berbuat baik melebihi tahun lalu, merekalah yang beruntung. Kedua, orang yang sama saja dengan tahun kemarin, maka rugilah mereka. Dan ketiga, orang yang kebaikannya berkurang dari tahun lalu, mereka jauh lebih merugi dari golongan kedua.”
Beliau kemudian mengajak seluruh hadirin untuk senantiasa istiqamah dalam perbaikan di tahun baru, khususnya di bulan Muharram. “Mari kita jaga salat berjamaah, pererat silaturahmi karena akan memanjangkan umur, ziarah kepada para alim ulama, menyambangi orang sakit, sering bersedekah, dan tidak lupa mengelus kepala anak yatim,” pesan Kiai Samian.
Larangan “Salon Horeg” dan Penguatan Persaudaraan
Dalam sambutannya, Kiai Syaiful Hadi secara tegas mengharamkan penggunaan “salon horeg” bagi warga Nahdliyin Trowulan. “Banyak madharat yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut,” tegasnya. Beliau menambahkan bahwa kegiatan Lailatul Ijtima’ ini justru bertujuan untuk menguatkan persaudaraan antar umat Islam dan antar sesama warga negara.
Acara Lailatul Ijtima’ di Dusun Bancang ini diisi dengan beragam kegiatan bermanfaat, meliputi pengobatan gratis bagi warga, pertunjukan Ishari yang menyejukkan, berbagai sambutan dari tokoh masyarakat, serta tausiah inspiratif dari KH. Samian Muhsin. Tak ketinggalan, penyampaian informasi dari Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU dan doa penutup turut melengkapi rangkaian acara, menjadikan malam itu penuh keberkahan dan kebersamaan.
Editor : Moch. Taufiq Zulmanarif