Warta  

Safari Ramadhan NU Trawas Ajang Silaturahim Pengurus dan Warga Kedungudi

Trawas, NU Online Mojokerto – 

Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kecamatan Trawas menggelar agenda tahunan yang dilaksanakan setiap Bulan Ramadhan, yakni Safari Ramadhan. Kali ini hari ketiga kegiatan berlangsung, dipusatkan di Masjid Ar Rahmah Desa Kedungudi Kecamatan Trawas pada Kamis (7/4) malam. Kegiatan ini merupakan bentuk silaturahmi Pengurus MWC NU Trawas ke ranting-ranting di Kecamatan Trawas.

 

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Kedungudi beserta jajarannya, Pengurus Takmir Masjid Ar Rahmah Desa Kedungudi, Pengurus Ranting NU Kedungudi, Pengurus MWCNU Trawas, Lembaga dan Banom NU Trawas, dan masyarakat Desa Kedungudi.

 

Diawali dengan sholat isya’, shalat tarawih, dan shalat witir secara berjamaah dengan imam sholat Rais MWC NU, kemudian dilanjutkan dengan acara inti Safari Ramadhan dari pengurus MWC NU Trawas.

 

Kepala Desa Kedungudi H. Dul Mukti menyampaikan rasa terima kasihnya atas kedatangan pengurus NU di Desa Kedungudi, dan menyampaikan permohonan maaf apabila banyak jamaah yang pulang sebelum kegiatan safari ini berlangsung, karena bersamaan dengan kegiatan tahlil meninggal dunia.

KH Nur Hasan selaku Ketua MWCNU Trawas menjelaskan salah satu program yang penting dari Nahdlatul Ulama yakni program seribu sertifikat wakaf BHP NU. Beliau memberikan contoh-contoh masjid/musholla di Mojokerto yang berwakaf NU namun karena tidak dirawat dan tidak adanya sertifikat akhirnya dikuasai oleh pihak selain NU. “Ini sayang sekali jika kita punya aset namun tidak bersertifikat, akhirnya bisa dikuasai oleh pihak lain jika kita tidak merawatnya,” ucap Ketua MWCNU Trawas.

 

Selain itu, beliau juga menjelaskan bahwasanya kita sebagai umat muslim juga diwajibkan untuk melakukan kebaikan dengan shodaqoh, dan itu bisa dilakukan melalui program Koin NU.

 

Lebih lanjut, Kiai Nur Hasan menjelaskan tentang ibadah qiyamullail berupa shalat tarawih, merupakan ibadah yang tidak bisa dilaksanakan sembadangan selain Ramadhan. Namun, kita bisa menggantinya dengan shalat-shalat qiyamullail yang lainnya seperti sholat hajat, sholat witir, sholat tahajud, dan lain-lain dengan jumlah rokaat yang sama dengan tarawih.

 

“Pada bulan Ramadhan ini, ada suatu malam yang istimewa yakni malam lailatul qadar. Turunnya lailatul qadar ini rahasia dari Allah, agar kita terus beribadah kepada-Nya. Jika Lailatul Qadar tidak dirahasiakan maka kita sebagai hamba akan menjadi hamba yang welehan (santai-santai) dan hanya melaksanakan ibadah di malam lailatul qadar saja,” terang Kiai asal Desa Seloliman.

 

Sebagai jama’ah ahlussunah wal jamaah kita juga diwajibkan untuk mencari ilmu dengan sanad, apabila tanpa sanad maka ilmu tersebut rawan keliru.

 

Kegiatan Safari Ramadhan diakhiri dengan pembacaan doa oleh Rais MWC NU Trawas, KH. Huzaimi.

 

Kontributor: Bagus Alana Jois Mahardika