Pacet-NU Online Mojokerto- Muh. Ali Mukhtar, M. Pd. I, Wakil PCNU Kab. Manokwari Papua Barat turut hadir mengunjungi Kampus Insitut Pesantren KH. Abdul Chalim (IKHAC) dalam pertemuan Ketua dan Sekertaris PW PERGUNU dengan mahasantri Ikatan Persaudaraan Mahasiswa Papua (IPMP) pada hari Sabtu Pukul 06.00-09.00 WIB bertempat di Masjid Raya IKHAC (16/10/2021).
Dalam pertemuan itu, ia menyampaikan mahasantri Papua yang mempunyai kesempatan kuliah di pondok merupakan suatu anugrah, dan sebagai rasa syukurnya harus berlajar dengan giat dan juga kerja keras.
Ia menceritakan bahwa dulu pernah punya keinginan kuliah di jawa, hanya saja belum kesampaian. Tapi berkat keikhlasan dan kesabaran akhirnya bisa kuliah S2 di Jakarta.
”kalian bisa kuliah disini di pondok pesantren itu adalah anugrah, dan bentuk rasa syukur kita yaitu dengan konsentrasi, belajar keras. Saya dulu ingin sekolah di jawa tidak kesampaian. Tapi alhamdulillah saya kuliah S1 tidak di Jawa sama Allah SWT diganti S2 di Jakarta, dan waktu saya kuliah di Jakarta ditargetkan dua tahun harus lulus”. Ujarnya
“Barang kali disini ada yang sudah semester 7 atau semester akhir yang harus mulai menulis, menulis itu tidak susah, saya menulis tesis itu hanya 3 bulan saja yang penting kita mau kerja keras jadi sebenarnya tidak ada yang sulit Ketika kita punya ghirah. Sereingkali saya diingatkan oleh KAPRODI (Ketua Program Studi) jangan sampai kita punya cita-cita lulus diwaktu yang tepat tapi usahakan lulus tepat waktu. Jadi dalam menyelesaikan tugas akhir yang diperlukan itu fokus. Dan tetap semangat, kerja keras, belajar keras”. Tegasnya
Ia menambahkan bahwa mahasiswa asal Papua dan Papua Barat yang kuliah di IKHAC, merupakan masa depan Nahdhatul’Ulama di Papua,
“NU Papua ada ditangan kalian sedangkan kami ini hanya perintis saja istilahnya nilai perjuangan kami ya hari ini tapi mungkin 5 tahun atau 10 tahun yang akan datang adik-adik semua, kami harapkan bisa meneruskan perjuangan kami. Dan kebetulan kami yang di Manokwari sedang merintis sekolah SMP berbasis Pesantren yang menjadi harapan kami adik-adik yang kuliah disini nantinya bisa gabung, kami mencari guru yang bagus itu susah apa lagi yang memiliki semangat penerus semangat berjuang.”
“Padahal kalau saya melihat sekilas Ammanatul Ummah itu bisa menjadi bagus bisa menjadi berkualitas karena pengajarnya memiliki komitmen saya sangat salut dengan Abah Yai sibuknya luar biasa tapi masih bisa menyempatkan waktu untuk ngajar langsung. Bahkan tadi malam saya berkesempatan ikut sholat malam yang di bimbing langsung Abah Yai bahkan sampai ngaji, maka komitmen beliau yang harus kita warisi. Kesan beliau ketika masuk gerbang kampus nilai yang kalau dipondok NU beliau belum pernah temukan, seperti tempat yang bersih jadi ingin buang sampah itu piker-pikir karena tidak ada sampah yang berserakan. Jadi harapan kami nilai-nilai tersebut bisa dibawa diterapkan baik di Papua maupun Papua Barat” tutupnya.
Penulis: Endah Muthoharoh