Dawarblandong, NU Online Mojokerto – Pimpinan Cabang (PC) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kabupaten Mojokerto menggelar Pengajian Ahadan pada Ahad (06/02/2022) di Masjid Baitul Huda, Dusun Glagah, Desa Banyulegi, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto.
Hadir dalam acara tersebut oleh Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto, Pengurus MWCNU Kecamatan Dawarblandong, Badan Otonom (Banom) dan Lembaga NU, panitia kegiatan, takmir masjid, jamaah Ahadan dari MWC NU se-Kabupaten Mojokerto dan masyarakat setempat.
Dalam Pengajian Ahadan kali ini KH. Abdul Adzim Alwi juga menyampaikan ceramah tentang Bab Zuhud. Zuhud itu dibagi menjadi 3. Ada Zuhud yang bisa dilakukan oleh seorang hamba.
“Pertama, melihat dan mencari perkara yang tidak ada perkara dunia. Maksudnya adalah mensyukuri nikmat yang ada. Moto singkatane amote barang sg nyoto. Jangan sampai melamunkan hal-hal yang tidak ada. Irung singkatan e ilingo mareng barang sg durung yaiku mati. Lambe _ Lamunen barang sg nembe. Kalau berbicara harus berhati-hati jangan sampai menyakiti hati,” terangnya.
Beliau juga mengatakan kita harus menyadari kalau setiap orang memiliki garis-garis sendiri-sendiri. Jangan sampai jadi orang kemiren, kalau jadi orang kemiren, hati e dongol.
“Kedua, apabila kita memiliki kekayaan, itu bukan hak kita 100% karena didalamnya ada hak orang miskin. Oleh sebab itu ada Zakat dan Shodaqoh. Kekayaan niku darmo titipan. Memang senang, tapi ada kalanya suatu saat akan diambil oleh orang yang memiliki. Program NU diantaranya adalah menerapkan hadis e kanjeng Nabi yaitu sodaqoh setiap hari. Maka dari itu PCNU Mojokerto mengajak untuk sodaqoh melalui LAZISNU dan Koin NU,” sambungnya.
Beliau juga menyinggung sedikit tentang LDII dan NU. Umatnya sedikit, uangnya banyak yaitu LDII. Kalau NU umatnya banyak, uangnya sedikit.
“Survei membuktikan. Umatnya sedikit, uangnya banyak yaitu LDII. Kalau NU umatnya banyak, uangnya sedikit.Ada apa dengan itu???. Kenapa LDII kok kaya, di LDII itu tiap hari bekerja 10% hasil kerjanya hari itu diserahkan ke organisasi. Kalau tidak ikut pengajian didenda, tidak ikut jamaah didenda,” jelasnya.
Maka dari itu Kyai Adzim mengajak warga NU di Dawarblandong dan Kabupaten Mojokerto untuk bersama-sama menggerakkan koin NU.
“Mari di Dawarblandong kita gerakkan koin NU, ditata administrasinya, kita bantu orang-orang NU yang belum mampu, anak-anak NU yang belum bisa sekolah, ada kematian kita bisa bantu keluarganya melalui koin NU. Duek itu tidak akan kurang apabila disodakohkan. Ndue duwek gak disodakohno Banger,” ungkapnya.
Beliau juga menyampaikan ada 8 Program PCNU Kabupaten Mojokerto. Salah satunya mendirikan sekolah-sekolah unggulan NU. Di setiap MWC NU akan didirikan BMT. Di branding oleh PCNU dan akan diberikan uang 50 juta.
“Saya do’akan jama’ah Pengajian Ahadan umurnya panjang barokah. Sehat awak, sehat ati, sehat duek e. Rezeki katah, sugih ndunyo, sugih ati. Soleh Solehah anak turune, dipungkasi Khusnul khatimah, sareng-sareng melbet suargo, dibawah naungan Nahdlatul Ulama,” pungkas Kyai Adzim di akhir ceramah.
Kontributor LTN NU Mojosari : Mila Agustin