Dlanggu, NU Online Mojokerto – Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Dlanggu dengan dukungan dari Banom Nahdlatul Ulama Kecamatan Dlanggu menyelenggarakan Kajian Rutin setiap hari Kamis dan Jumat di bulan Ramadhan tahun ini.
Kegiatan tersebut merupakan kegiatan lanjutan dari kajian kitab pada Ramadhan tahun lalu. Pemateri berasal dari tokoh NU Kecamatan Dlanggu dengan audien dari anggota PAC IPNU IPPNU Kecamatan Dlanggu yang dilakukan secara tatap muka di Gedung MWCNU Kecamatan Dlanggu juga online melalui gmeet untuk memfasilitasi rekan rekanita yang belum bisa hadir secara langsung.
Untuk Ramadhan tahun ini, judul yang digunakan adalah Ngaji, Buka Bareng Untuk PAC yang Solid atau yg disingkat Ngabuburit. Tema kajian yang pertama yaitu Kunci Sukses Dalam Berorganisasi yang dilakukan pada Kamis (07/04/2022).
Nampak hadir dalam acara tersebut yakni Ustadz Sukowiyono selaku ketua MWCNU Kecamatan Dlanggu sekalian pemateri, Ustadz M. Ghufron selaku perwakilan Lazisnu dan Bapak Syahrul Masjidah.
Acara dimulai dengan pembukaan dan pembacaan istighosah yang dipimpin oleh Ustadz M. Ghufron. Kemudian dilanjut dengan pemaparan materi kajian oleh Ustadz Sukowiyono.
Dalam kajian kali ini, beliau menyampaikan hal penting menuju organisasi yang sukses. Jadi menurut beliau, organisasi itu adalah perkumpulan yang memiliki anggota yang saling mengikatkan dirinya untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Organisasi ini penting karena lebih membawa kemanfaatan hingga menimbulkan kekuatan-kekuatan atau power. Sebagai contoh kisah ketika Arab Saudi dikuasai oleh orang Wahabi yang tidak menyukai adanya situs sejarah sehingga dilakukan pembongkaran pada setiap sudut yang berbau sejarah, bahkan makam para nabi dan sahabat hendak dibongkar.
Sehingga menggerakkan Mbah Kiai Wahab Hasbullah dan Mbah Kiai Bisri Syansuri beserta kiai-kiai lain di Nusantara membentuk sebuah komite atau panitia. Mbah Wahab bersama rombongan pergi ke Arab Saudi karena perwakilan dari sebuah komite hijaz. Disinilah muncul bahwa organisasi itu penting karena organisasi dapat menimbulkan sebuah kekuatan, dimana Mbah Wahab beserta rombongannya bisa menyalurkan aspirasi ulama-ulama yang ada di Nusantara untuk mempertahankan makam Kanjeng Nabi SAW dan meminta kelonggaran agar orang-orang yang sedang Haji dapat berziarah di makam Rasulullah SAW.
“Sampean sudah ber-IPNU IPPNU sebenarnya sudah menyatakan untuk mengikatkan diri berorganisasi, saya mengikatkan diri pada MWCNU, dan Ustadz Ghufron mengikatkan diri pada Lazisnu. Artinya bahwa kita sudah ikut melebur di dalam organisasi dan merasa nyaman di dalam organisasi”, ucap Ustadz Sukowiyono.
Tidak hanya itu, beliau juga menyampaikan indikator atau tanda yang dapat menyatakan bahwa organisasi itu bisa dikatakan sukses. Yang pertama, organisasi itu sukses jika dapat diterima oleh masyarakat sehingga organisasi itu dinanti-nanti keberadaannya dan dapat memberikan kemanfaatan dalam masyarakat, begitupun dengan NU yang dibutuhkan di masyarakat, NU bermakna di masyarakat dan NU memberikan manfaat di masyarakat. Yang dimaksud bermakna adalah sesuatu yang selalu terkenang akan suatu kejadian dan keberadaannya di masyarakat. Kemudian yang kedua organisasi itu bisa dikatakan berhasil jika lulus pengkaderan. Mulai dari 1926 hingga 2022 sudah berkali-kali pengkaderan artinya NU sudah teruji sebagai organisasi yang sukses karena bisa melewati proses-proses pengkaderan yang berkelanjutan termasuk IPNU IPPNU adalah bakal calon pengurus NU Nusantara. Organisasi itu bisa dikatakan sukses jika memang benar-benar telah teruji dan bisa mewujudkan bahwa organisasi itu dapat memberikan manfaat dan barokah di tengah masyarakat.
NU juga demikian, NU tidak hanya memberikan konstribusi pada masyarakat kecil saja bahkan dalam lingkup negara seperti kisah keberhasilan komite hijaz untuk melobi penguasa Arab saat itu merupakan konstribusi NU untuk dunia. Seandainya terjadi pembokaran situs-situs sejarah seperti pembongkaran ka’bah, makam-makam, masjid nabawi dan lainnya maka mungkin manusia akan mengenal dongengnya saja tanpa adanya pembuktian. Namun karena keberhasilan komite hijaz ini tidak hanya orang Indonesia saja yang merasakan manfaatnya tapi seluruh umat islam di permukaan bumi dapat mengambil manfaat dari peristiwa komite hijaz yang diketuai oleh Mbah Kiai Wahab Hasbullah. Bahkan sebelum Indonesia merdeka, NU sudah berkonstribusi untuk merebut kemerdekaan, ketika Indonesia sudah merdeka NU juga tetap konstribusi untuk mempertahankan kemerdekaan dan ketika keadaan negara sedang genting NU hadir untuk memberikan konstribusi agar negara aman dan damai.
Selain itu, ketika terjadi pemberontakan G30S/PKI, NU juga hadir memberikan konstribusi untuk mengamankan dan mengembalikan posisi stabilitas negara Indonesia. Bahkan ketika Indonesia dalam proses membangun, NU juga hadir kiprah untuk memberikan konstribusinya agar sukses di dalam pembangunan. Rakyat Indonesia adil dan makmur ini selaras dengan cita-cita pendiri NU.
Selanjutnya pembahasan tentang bagaimana siasat atau strategi agar organisasi bisa selalu sukses, yang pertama yaitu niat kuat seseorang dalam menjalankan organisasi dengan niatan memperbaiki kehidupan menjadi lebih baik. Misal awalnya tidak mengenal IPNU IPPNU tidak suka bersholawat dan ketika mengenal IPNU IPPNU akhirnya suka bersholawat juga mengenal banjari sehingga membuat hidupnya lebih baik.
Ada kisah Nabi Khidir yang pernah menghampiri para wali dengan memberikan pertanyaan yaitu bagaimana cara orang yang tertulis nasibnya kurang baik dapat mengubah nasib tersebut menjadi lebih baik, karena tidak ada yang mengetahui jawabannya Nabi Khidir pun menemui Kanjeng Nabi SAW dan mendapatkan jawaban yaitu “perbanyaklah sholawat kepadaku”, jadi ketika IPNU IPPNU suka bersholawat maka insyaAllah hidupnya akan beruntung dan baik dunia akhirat.
Strategi yang kedua yakni pilihlah keahlian sesuai dengan kompetensi. Jadi memberikan pekerjaan kepada anggota organisasi sesuai dengan bakat dan bidangnya. Kemudian yang ketiga yaitu pahami aturan main dalam organisasi itu, seperti halnya IPNU IPPNU yang mempunyai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Ibarat kereta yang mengikuti relnya, jika kereta tidak mau mengikuti relnya maka akan terjadi kecelakaan.
Strategi selanjutnya yaitu satu untuk semua dan semua untuk satu. Dengan kata lain, keberadaan satu orang mewarnai seluruhnya dan warna organisasi ini mewarnai seseorang. Maka setiap anggota harus bisa menjaga nama baik organisasi dengan berhati-hati pada cara berbicara, bertindak dan bersifat dimanapun dan dalam situasi apapun. Dan yang terakhir adalah jika ingin sukses dalam berorganisasi maka terapkan totalitas pengabdian di organisasi dalam struktur apapun.
Setelah penyampaian materi ini, acara dilanjutkan dengan sosialisasi dari Lazisnu. Kemudian dilanjut dengan berbuka puasa dan sholat maghrib.
Kontributor LTN NU Dlanggu : Reksi Hayuningjati