KOLOM  

Catatan Penting KH. Masud Yunus Dibalik Jeruji KPK

Pada hari Rabu tanggal 9 mei 2018 aku mendapatkan panggilan KPK untuk hadir tepat jam 10.00 WIB di kantor KPK, jalan Kuningan Persada, untuk pemeriksaan, ke-4 kalinya sejak ditetapkan sebagai tersangka pada tanggal 17 November 2017 dalam kasus dugaan memberikan janji / pemberian komitmen Fee kepada DPRD bersama Wiwit Febrianto. Pemeriksaan ke-4 ini hanya mengklarifikasi rekaman HP milik Wiwit seperti ketika aku menjadi saksi Wiwit dulu.

Setelah pemeriksaan oleh penyidik KPK, datanglah seorang Dokter dan Perawat perempuan melakukan pemeriksaan kesehatan kepadaku. Dan hasilnya Aku dinyatakan sehat. Ketika pemeriksaan kesehatan selesai, Pak Makhfud sebagai PH (Penasehat Hukum) memberitahu bahwa ada indikasi Aku akan ditahan, Aku menyatakan siap.

Setelah berbincang cukup lama dengan penyidik – Pak Herry Suryanto tentang hal-hal pribadi di luar materi pemeriksaan, datanglah seorang bernama Salim Riyad dengan membawa setumpuk surat, kemudian berkata “atas perintah atasan, Bapak pada hari ini dan jam ini saya tahan”, sekaligus beliu menyampaikan surat penahanan yang diterima oleh Pak Mahfud, Aku pun menerima dengan penuh keikhlasan terhadap keputusan itu.

Tak lama kemudian ada petugas datang membawa rompi oranye untuk dipakaikan kepadaku. Aku difoto dari depan, samping kiri dan kanan, setelah itu Aku dibawa keluar dari ruang pemeriksaan menuju mobil tahanan yang sudah dipersiapkan. Di sana sudah menununggu puluhan wartawan dari berbagai media baik cetak, elektronik dan media Online. Ketika Aku ditanya oleh mereka Aku menjawab “Aku bersyukur alhamdulillah dapat melaksanakan proses hukum ini sampai pada tahap penahanan, semoga proses hukum selanjutnya akan lebih lancar”.

Setelah itu Aku bersalaman dengan Ajudan, Pak Pudji dan Pak Anwar dan terus masuk dalam mobil tahanan. Mobil tahanan pun bergerak menuju rumah tahanan KPK cabang Kuningan Persada yaitu di belakang Gedung KPK.

Pada pukul 5 sore mobil tahanan sampai di Rutan KPK Cabang Kuningan dan Aku langsung dimasukan pada ruang pemeriksaan. Aku dimintai data pribadi mulai namaku, orangtua, istri dan anak, juga dimintai nama-nama yang diijinkan berkunjung. Aku juga diberitahu bahwa kunjungan dilaksanakan setiap hari senin dan kamis jam 10.00 sampai dengan 12.00 WIB, serta dibacakan tata tertib dan fasilitas yang disediakan di dalam Rutan.

Setelah itu Aku diantar oleh petugas masuk ke sel isolasi – kamar nomor 1 yang berukuran 2×3 meter. Aku sendirian di dalam sel dalam keadaan pintu digembok dari luar, pintu dibuka oleh petugas hanya pada jam shalat dan jam makan – selainnya pintu di gembok.

Selama di dalam sel isolasi Aku pergunakan banya berdzikir, berdo’a, shalat-shalat sunnah dan bermuhasabah. Sehingga aku merasa tidak sendiri, di kamar yang sempit Aku merasa ada Allah. Di kamar yang sempit itu terasa luas, dan tiga hari di dalamnya terasa hanya sebentar.

###

Pada hari Sabtu tanggal 12 Mei 2018 jam 06.00 pagi Petugas Rutan memberitahu bahwa Aku dipindahkan ke kamar nomor 5 yang berisi tiga orang. Aku masuk dikamar nomor 5 bersama Pak Fuad, Bupati kebumen, Jawa tengah dan Pak Eko dari Kementerian Pertanian.

Di kamar nomor 5 pintunya dibuka mulai jam 03.00 pagi sampai jam 22.00 malam sehingga Aku bisa berkomunikasi dengan teman-teman lain termasuk dengan Bupati MKP (Bupati Mojokerto, Mustafa Kamal Pasa) yang menghuni kamar nomor 6.

Kegiatanku mulai jam 2 malam Shalat malam, tahajud, taubat, hajat, witir, istikhara dan lain lain sampai subuh, Aku lakukan sendirian. Kemudian jamaah shalat subuh di ruangan lobi bersama teman-teman lain yang berjumlah lebih kurang 16 orang. Setelah itu Aku berdzikir, membaca Al-Qur’an, membaca buku dan berolahraga.

Pada jam 07.00 Aku sarapan pagi dan minum obat, mandi dan shalat dhuha. Setelah itu Aku pergunakan untuk menulis dan diskusi kecil dengan teman-teman, kemudian beristirahat sampai waktunya shalat Dzuhur dan makan siang.

Setiap waktu Shalat dikumandangkan suara Adzan – lagu Malayasia. Shalat berjamaah di Rutan terasa lebih khusu’ ketimbang di rumah, hampir sama situasinya ketika Aku umroh dan haji. Tidak ada pekerjaan lain kecuali ibadah, berdizikir, mengaji, membaca, berdiskusi, makan, tidur dan beristirahat.

Setelah shalat dzuhur berjamaah kemudian makan siang, nonton TV dan istirahat tidur siang sampai masuk waktu ashar. Sebelum masuk Ashar Aku mandi dan berwudhu, begitu masuk waktu Ashar Aku langsung ke lobi untuk shalat berjamaah, ini yang tidak ada di rumah.

Kebiasaan di rumah bila mendengar suara adzan Aku santai-santai saja dan Shalatnya tidak tepat waktu, tapi di Rutan Aku dan teman teman selalu menunggu datangnya waktu Shalat untuk melaksanakan Shalat Jamaah tepat waktu persis seperti di Mekkah dan Madinah.

Sehabis jamaah Ashar Aku wiridan dan dzikir sendiri, kemudian masuk kamar. Di dalam kamar Aku ngaji Al Qur’an, membaca dan menulis sambil menunggu datangnya waktu Maghrib.

Ketika adzan Maghrib berkumandang Aku bergegas ambil air wudlu dan mendatangi lobi untuk shalat Maghrib berjamaah diimami Bapak H. Asrun, mantan Wali kota Kendari – rupanya beliau orang Muhammadiyah, kalau baca Al Fatihah tanpa basmalah, dan bila mengimami subuh tanpa Qunut. Begitu shalat Maghrib berjamaah usai, aku bersalam-salaman dengan teman-teman, wiridan, dzikir dan berdo’a dan Shalat Sunnah ba’diyah.

Alhamdulillah di Rutan setiap shalat lima waktu, Aku selalu melaksanakan Shalat Sunnah wudlu, shalat Qobliyah dan ba’diyah, mudah-mudahan bisa Istiqomah kapanpun dan dimanapun Alloh berfirman:

“sesungguhnya orang-orang yang berkata “tuhanku adalah Allah” kemudian ereka istiqomah maka turunlah Malaikat pada mereka (dan berkata) agar mereka tidak merasa takut dan tidak merasa bimbang dan memberikan kabar gembira tentang surga yang telah dijanjikan buat mereka”. (QS. Fushilat : 30)

Setelah kegiatan shalat Maghrib dan segala rentetan ibadah lainnya usai Aku kerjakan, Aku kembali ke kamar membaca Al Qur’an, dan sambil menunggu Isya’ Aku sempatkan membaca dan menulis serta diskusi ringan dengan teman sekamar.

Ketika waktu shalat isya’ tiba yang ditandai alunan suara Adzan, Aku pun segera mengambil air wudlu, kemudian Shalat Sunnah Wudlu, Shalat Sunnah Qobliyah dan jamaah Shalat Isya’. Kemudian wiridan, kemudian bersalam-salaman dan shalat sunnah ba’diyah. Sehabis Isya’ inilah komunikasi intensif dengan teman-teman sambil bergurau, nonton TV dan lain-lain sampai jam 10 malam.

Pada jam 10 malam semua harus sudah masuk di kamar masing-masing dan pintu digembok dari luar oleh petugas Rutan, saat itulah kami bertiga istirahat dan tidur malam di kamar nomor 5.

Baca Juga:  Humor Sufi: Ketakutan Menimbulkan Keajaiban

Pukul 02.00 Aku bangun mengambil air wudlu dan melaksanakan shalat malam, yaitu shalat sunnah wudlu, shalat tahajud, shalat Taubat, Shalat Hajat dan Shalat witir di dalam kamar.

Pada pukul 03.00 Wib pintu baru dibuka oleh petugas Rutan dan aku pindah ke lobi untu berdzikir sampai datang waktu subuh. Bila datang waktu subuh, aku Shalat Subuh berjamaah, berdzikir, berdo’a dan bersalam-salaman dengan teman-teman jamaah.

Begitulah kegiatanku sehari-hari di Rutan KPK, aku serasa mondok di pesantren dulu. Bagiku Rutan KPK bukanlah Rumah Tahanan, tapi menjadi Rumah pertaubatan dan Rumah Pembersihan.

Di Rutan aku bisa menjaga mata, telinga, lisan dan perbuatan dari ma’shiyat. Semoga Rutan KPK dapat mengantarkan aku menjadi orang yang mendapatkan titel Taubatan Nasuha, dan menjadi orang yang di cintai Allah SWT.

“sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang membersihkan diri (dari dosa)” (QS. Al Baqarah : 222)

Sekarang aku punya prinsip: Biarlah aku hina di mata manusia dengan status tersangka bahkan narapidana, tapi mulia di mata Allah SWT karena bisa meraih titel Taubatan Nasuha.

Biarlah aku sekarang tidak diperhatikan manusia, asal diperhatikan Allah SWT.

Biarlah aku sekarang dijauhi manusia asal didekat dan dicintai Allah SWT.

Biarlah aku su’ul khatimah dalam jabatan Walikota, asal husnul khatimah di saat meninggal dunia.

Dosa-dosaku tak dapat dihitung jumlahnya, yang aku butuhkan adalah ampunan dan maghfirah Allah SWT.

Karenanya sisa-sisa umurku ini dan aku pergunakan untuk Taqarrub kepada Allah SWT baik di tahanan, di penjara dan di alam bebas nanti.

####

Istriku, anak-anakku, cucu-cucuku, saudara-saudaraku, jama’ahku dan seluruh rakyatku !

Jangan sedih memikirkan aku, sesungguhnya keadaan ini telah membahagiakan aku, relakanlah aku sendirian untuk menempuh jalan ridlo Allah SWT.

“Pada hari itu tidak akan memberikan manfaat harta dan anak-anak  kecuali orang orang yang datang keharibaan Allah dengan hati yang selamat”’ (QS. Asy-Syuaro : 88-89)

Sudah cukup rasanya Aku mengabdi kepada keluarga, masyarakat dan Pemerintah Kota Mojokerto. Yang masih kurang adalah pengabdianku kepada Allah SWT. Mungkin di Rutan KPK ini merupakan jalan pengabdian yang lebih maksimal kepada Allah SWT.

Isteriku, anak-anakku, cucu-cucuku, saudara-saudaraku , Jama’ahku dan rakyatku.

Mari kita jalani kehidupan baru ini dengan penuh rasa kasih sayang tanpa ada rasa benci kepada siapapun, hilangkan buruk sangka, rasa hasud kepada siapapun karena itu semua dapat memusnahkan amal kebaikan yang selama ini kita jalankan.

Dengki itu bisa menghabiskan pahala amal kebaikan serperti api Menghabiskan kayu bakar. (H.R. Ibnu Majah)

Kuatkan hatimu untuk menerima kenyataan hidup ini, jangan minder, jangan kecil hati apalagi galau, Allah SWT berfirman

“Dan janganlah kamu semua merasa hina, dan janganlah kamu merasa risau, padahal kamu semua tergolong orang-orang yang bermartabat (di sisi Allah) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah. (QS. Ali Imran : 139)

Hanya dengan iman hidup ini akan tegar, dengan iman kita akan menjadi orang orang yang tangguh dalam mengarungi dinamika kehidupan, karena orang mukmin hidupnya telah teruji.

Apakah orang-orang mengira dibiarkan begitu saja mereka berkata “kami beriman” sedang mereka tidak diuji? (QS. Al Ankabut : 2)

Bagi orang orang yang beriman hidup ini adalah ujian, semakin tinggi derajat keimanan seseorang semakin berat ujian hidupnya, ujian hidup ini ada yang menyenangkan dan tidak sedikit yang menyusahkan, keduanya akan dihadapi dengan sikap syukur dan sabar, Sabda Nabi :

Sesungguhnya mengagumkan semua urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusan orang mukmin mengandung kebaikan, dan tidak ada yang demikian itu bagi seseorang kecuali bagi seorang muslim. Apabila di uji dengan kesenangan dia bersyukur, maka dia mendapatkan kebaikan. Dan apabila di uji dengan kesusahan di hadapi dengan sabar, maka kebaikan baginya. (HR. Imam Ahmad)

Nabi Sulaiman diuji Allah dengan kesenangan, beliau ilmunya luas, kaya raya, dan menjadi raja, Apa kata beliau:

“Ini semua adalah fadlol dari Tuhanku untuk menguji aku, apakah aku bersyukur atau kufur”. (QS. A-Naml : 40)

Nabi Ibrahim As difitnah melakukan tindakan radikal menghancurkan berhala-berhala sesembahan rakyat babilonia dibawah kekuasan Raja Namrudz. Beliau di hukum mati dengan hukuman bakar, beliau sabar dan berdo’a, akhirnya Allah menyelamatkan beliau dari bahaya maut.

Nabi Yusuf As. Difitnah melakukan perselingkuhan dengan istri Perdana Menteri Mesir bernama Julaikho, beliau dipenjara beliau jalani dengan sabar dan berdoam akhirnya dibebaskan.

Nabi Musa As difitnah melakukan tindakan subversive terhadap kekuasaan Fir’aun, dijadikan target operasi pencarian orang beliau hadapi dengan sabar dan berdo’a:

Allahumma lakalhamdu, wa ilaykalmusytaka, wa antal mustaan, walaa haula walaa quwwata illaa billahil ‘aliyil ‘adziim.

Akhirnya Allah menyelamatkan Nabi Musa dan menenggelamkan Fir’aun di Laut Merah.

Nabi Yunus diuji oleh Allah ditelan ikan dalamlautan bilau sabar dan berdo’a dalam perut ikan :

Laa ilaaha illaa anta subhanaka innii kuntu minadzolomiin (QS. Al Anbiya : 87)

Akhirnya Allah mengeluarkan beliau dari perut ikan dalan keadaan selamat,

Dari contoh-contoh tersebut Aku yakin ujian yang saat ini Aku jalani bisa dihadapi dengan sabar, tawakkal dan berdo’a kepada Allah SWT, Allah SWT akan memberikan keputusan yang terbaik buat Aku.

Istriku, anak-anakku, cucu-cucuku, saudara-saudaraku, jama’ahku dan seluruh rakyatku !

Do’akanlah Aku bisa sabar dan tawakkal menghadapi ujian ini

“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaqwa. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya”

Ada tujuh golongan yang nanti pada hari kiamat bernaung di dalam naungan rahmat Allah, yang pada hari itu tidak naungan kecuali naungan Allah. Salah satu diantarannya adalah :

Dua orang yang berkumpul saling menyayangi karena Allah, Keduanya berkumpul karena Allah, dan keduannya berpisah karena Allah. (HR. Bukhari Muslim)

Semoga kita tergolong orang-orang yang bisa bernaung dalam naungan rahmat Allah bersama para Nabi, para Siddiqin, para Syuhada dan orang-orang yang sholeh. Aamiin.

####

Teman-temanku di Rutan KPK adalah orang-orang yang baik. Rasa persaudaraan, saling menghormati dan saling menghormati dan saling membantu sudah terbentuk. Suasana kebersamaan, kekeluargaan dan perasaan senasib seperjuangan sudah tumbuh di hati masing-masing. Sehingga tidak mengalami kesulitan sedikitpun dalam aktifitas di dalam rutan. Petugas rutan pun memberikan pelayanan maksimal dan professional sehingga apapun yang Aku butuhkan terpenuhi semua sesuai SOP yang ada di Rutan KPK.

Latar belakang teman-teman di Rutan KPK cukup beragam, ada kepala Daerah, ada Anggota DPR RI, DPRD, ada dari Kementerian, Pengusaha dan lain lain. Mereka bisa menyatu dalam semangat kekeluargaan.

Baca Juga:  Biografi KH. Arif Hasan, Pengasuh PP. Roudlatun Nasyiin Berat Kulon

Secara keagamaan banyak yang Islam, ada yang Nasrani, ada suku Jawa, Sunda, Bugis, Batak dan lain-lain. Semangat toleransinya sangat tinggi.

Golongan: ada NU, ada Muhammadiyah, ada Shiddiqiyah. Dari Parpol PDIP, Demokrat, Golkar, Nasdem dan lain lain telah membaur dalam satu ikatan persaudaraan yang baik. Jadi di dalam Rutan KPK merupakan miniatur Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika.

Mereka menghadapi masalah hukum yang berbeda-beda, ada yang di sangka menjanjikan/memberi suap, ada pula yang disangka menerima gratifikasi, jual beli jabatan dan lain-lain.

Namun di dalam Rutan tidak ada yang stress, mereka bisa tertawa, bergurau, diskusi dan nonton TV bareng. Rata-rata mereka menyesali perbuatannya dan ingin bertaubat untuk perbaikan dirinya.

Kegembiraan mereka bila hari senin dan kamis, karena ada keluarga yang sambang membawa aneka ragam oleh-oleh makanan dan kebutuhan di Rutan. Ketika bertemu keluarga ada yang menangis, ada yang saling berpelukan, ngobrol dan berdiskusi dan lain-lain. Walhasil kalau hari senin dan kamis makanan dan masakan melimpah sampai tempat yang disediakan tidak muat.

Bagiku tinggal di rumah tahanan adalah pertama kali dalam sejarah hidupku, ternyata Rutan yang diasumsikan angker, pengap, seram dan tempat orang-orang jahat di Rutan KPK tidak terbukti. Suasana dalan Rutan laksana pesantren hanya penghuninya orang-orang yang terkena masalah hukum. Namun kegiatannya seperti pesantren itulah yang membuat Aku kerasan di dalamnya.

Tinggal di Rutan telah melengkapi rumah-rumah yang pernah Aku tempati. Saat Aku masih kecil tinggal di rumah orang tua bersama saudara saudara. Sesudah Ayah meninggal Aku pernah tinggal di rumah Kakak, di rumah paman, pernah juga tinggal di rumah kos di pesantren pernah juga tinggal di rumah mertua 7 tahun. Kemudian di rumah yang kubangun sendiri, di rumah induk, di Rumah Dinas Wakil Wali Kota dan Rumah Dinas Walikota. Sekarang Aku di Rumah Tahanan, ada kemungkinan di Rumah Lembaga Pemasyarakatan. Komplit sudah, yang belum tingga di rumah masa depan.

Aku pernah tidur di Asrama Tentara, Asrama Polisi, Asrama Haji, di hotel di vila dan sekarang Aku di Rutan KPK.

Aku sudah pernah naik sepeda pancal, naik becak, naik delman, naik sepeda motor, naik kereta api, naik mobil pribadi, mobil dinas, naik pesawat dan sekarang naik mobil tahanan dan yang belum adalah kereta jenazah.

Itu semua gambaran liku-liku kehidupan, semoga nantinya Allah SWT memberikan tempat tinggal yang abadi di surga Jannatun Na’im.

 

#####

Sekarang aku sedang berjuang untuk mencari Ridlo Allah, rahmah dan maghfiroh-Nya, disamping itu aku juga berharap syafa’at Rasulullah SAW.

Karena semua itu merupakan jalan keselematan menuju surga yang Aku dambakan. Aku sudah melakukan shalat tapi sangat sedikit shalatku yang khusyu’. Aku sering infaq, zakat dan shodaqoh, tapi banya yang diliputi riya’ dan pujian manusia (belum ikhlas).

Aku bangun jembatan Rejoto, GMSC dan jalan GAMAPALA, namun masih ada unsur-unsur mencari popularitas (belum ikhlas). Dan dalam hatiku masih ada rasa bangga ketika mendapatkan berbagai penghargaan-penghargaan dari Pemerintah Pusat, Provinsi maupun lembaga-lembaga lainnya (belum ikhlas).

Seluruh ibadah dan amal kebajikan serta program-program baik yang Aku paparkan diatas maupun yang tidak sempat kupaparkan rasanya masih belum pantas untuk kubawa menghadap keharibaan Allah SWT karena jauhnya dari keihklasan. Padahal nilai sebuah amal ibadah tergantung sejauh mana nilai keihlasannya.

Padahal mereka tidak diperintahkan, kecuali mereka. Menyembah Allah dengan mengikhlaskan kepada-Nya. untuk taat pada Agama (QS. Al Baiyyinat : 5)

Karena itu Aku harus berburu ridlo Allah, rahma dan maghfiroh-Nya dengan mengisi sisa-sisa hidup ini untuk taqorrub kepada Allah dengan banyak-banyak berdzikir dan beristighfar serta meningkatkan keikhlasan dalam beramal dan beribadah, banyak-banyak bersholawat mengharap syafa’at Rosululloh SAW. Di Rutan KPK inilah semua bisa Aku jalani.

#####

Istriku, anak-anakku, cucu-cucuku, saudara-saudaraku, jama’ahku dan seluruh rakyatku !

Aku sekarang sudah bukan Walikota Mojokerto lagi, statusku adalah rakyat biasa seperti umumnya orang-orang.

Di dalam kehidupan masyarakat mungkin Aku diberi predikat mantan walikota, atau mantan narapidana bahkan mungkin disebut koruptor.

Kalau dulu aku disebut orang nomor satu di Kota Mojokerto yang berkuasa, Bahasa jawanya idu geni, sebutan sekarang sudah tidak lagi.

Kalau dulu Aku bisa menikmatai fasilitas jabatan berupa rumah dinas, kendaraan dinas, uang gaji dan tunjangan-tunjangan, pelayanan ajudan, cleaning service, pembantu rumah tangga, uang perjalanan dinas, pengawalan dan lain-lain, sekarang sudah tidak lagi.

Dulu orang beramai-ramai mendekati Aku dengan beraneka motif dan kepentingan, mungkin nanti akan beramai-ramai menjauhi Aku karena tidak ada lagi urusannya dengan Aku.

Dulu media masa tiap hari meliput, memberikan aktifitasku, nanti akan sepi berita-berita tentan Aku.

Istriku, anak-anakku, cucu-cucuku, saudara-saudaraku, jama’ahku dan seluruh rakyatku !

Kondisi ini bukan akhir segalanya, masih ada celah-celah kehidupan yang bisa kita lewati bersama.

Bagi Aku prinsip hidup ini adalah keyakinan dan perjuangan. Sepanjang kita punya keyakinan dan masih memiliki semangat perjuangan kita masih bisa mewujudkan kehidupan baru yang kita cita-citakan.

Jabatan Walikota yang Aku peroleh dengan susah payah mengeluarkan pikiran, tenaga dan dana bukanlah alat untuk memperoleh kehormatan apalagi untuk mengeruk kekayaan. Bagiku Jabatan Walikota adalah salah satu alat untuk amar ma’ruf nahi munkar dalam rangka berkhidmah kepada agama, masyarakat, bangsa dan negara tetapi bukan satu-satunya. Masih banyak alat-alat lain yang bisa kita pergunakan untuk amar ma’ruf nahi munkar dan berkhidmah kepada agama, masyarakat, bangsa dan negara.

Jabatan Walikota boleh berhenti, tapi perjuangan amar ma’ruf nahi munkar dan berkhidmah kepada agama, masyarakat, bangsa dan negara harus berlanjut sampai mati.

Bangkitlah Istriku, anak-anakku, cucu-cucuku, saudara-saudaraku, jama’ahku dan seluruh rakyatku !

Ayo berjuangan terus sampai mati. Rawe-rawe rantas malang-malang putung.

Dan orang-orang yang berjuangan di jalan-Ku, sesungguhnya kami (Allah) akan menunjukkan mereka ke jalan-Ku. (QS. Al-Ankabut : 69)

Semoga Allah SWT meridloi perjuangan kita untuk menggapai kehidupan hasanah di dunia dan hasanah di akhirat nanti.

 

Jakarta, 1 Romadlon 1439 H

17 mei 2018 M

 

MAS’UD YUNUS