Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Islam Sakinah (3)

Muslimat NU merupakan salah satu badan otonom PCNU Mojokerto yang memiliki potensi real dengan jumlah anggota yang berlimpah dan memiliki kepengurusan yang lengkap dari tingkat Cabang, Anak Cabang, Ranting sampai Anak Ranting. Kegiatannyapun melalui kegiatan pengajian rutin dari  tingkat ranting, anak cabang hingga tingkat cabang.

Dibidang pendidikan, PC. Muslimat NU Mojokerto memiliki ratusan lembaga pendidikan TK/RA dan PAUD. Di era kepemimpinan ibu Nyai Marfu’ah, Muslimat NU cabang Mojokerto mempunyai program pendirian BKIA. Program pendirian BKIA mendapatkan respon positif di internal warga NU maupun Pemerintah Kabupaten Mojokerto (Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto).

###

Konferensi cabang GP Ansor Mojokerto tahun 1985 memilih H. Sirodji Achmad sebaai ketua dibantu para wakil-wakil ketua antara lain Mas’ud Yunus, Yazid Qohar, Saiful Madri dan Sueb Haryry ditunjuk sebagai sekertaris dibantu para wakil-wakil sekertaris lainnya. Sedang bendaharanya adalah H. Djuwaini dan H. Dawi Harianto.

Di era kepemimpinan H. Siroj Achmad ada tiga prioritas program, yaitu: 1) Program Konsolidasi organisasi, 2) Program kaderisasi 3) Program pemberdayaan ekonomi. Program Kaderisasi diarahkan pada kedua kegiatan yaitu: Kaderisasi organisasi melalui kegiatan latihan Kader Dasar (LKD) dan Latihan Kader Lanjutan (LKL). Kader profesi melalui kegiatan latihan kewirausahaan. Untuk mengembangkan materi pengkaderan, baik kader organisasi maupun kader profesi, PC. GP Ansor Mojokerto melaksanakan kegiatan halaqoh yang dilaksanakan ditingkat PC maupun PAC.

Salah satunya adalah halaqoh GP Ansor Kota Mojokerto yang dilaksanakan di YPAY Al Ikhlas Kota Mojokerto yang diprakarsai oleh M. Masrur Muhaimin, Abdullah fanani, Fadlul Hadi, M. Hidayat, Muktasin (Acim) dan lain-lain. Mengambil tema “Pelayanan Kesehatan NU” dengan nara sumber dr. Zainul Muhtarom dari Puskesmas Blooto.

Dari paparan dr. Zainul  Muhtarom tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan dan prosedur pengurusan perizinannya, serta SDM yang harus dipersiapkan dapat memotivasi para peserta halaqoh akan pentingnya program pelayanan kesehatan bagi warga Nahdliyin.

Adanya kesamaan pemikiran dari para peserta halaqoh akhirnya sepakat menyampaikan rekomendasi kepada PCNU Kab/Kota Mojokerto melalui PC. GP Ansor, agar PCNU Kab/Kota Mojokerto mendirikan unit layanan kesehatan NU bisa berupa Rumah Sakit, Balai Kesehatan, BKIA paling tidak berupa Poliklinik NU.

Baca Juga:  KH. Abdurahman Idris, Kyai Alim dan Zuhud Dari Bumi Jatirejo

Agar rekomendasi tersebut ditindak lanjuti, panitia halaqoh terus mengadakan diskusi-diskusi kecil dan informal serta loby-loby kepada para tokoh-tokoh NU maupun GP Ansor dengan tujuan agar PCNU dan PC. GP Ansor Mojokerto segera merealisir pendirian unit Layanan Kesehatan di lingkungan NU.

###

Rekomendasi peserta halaqoh GP Ansor di YPAY Al-Ikhlas Mojokerto dibahas dalam rapat harian PC GP Ansor Mojokerto di kantor PCNU Kabupaten/ Kota Jalan Brawijaya nomor 99 Mojokerto. Rapat harian yang dihadiri ketua, wakil ketua, sekertaris, wakil sekertaris dan bendahara serta wakil bendahara itu, memutuskan 3 keputusan:

Pertama memutuskan rekomendasi peserta Halaqoh GP Ansor di YPAY Al-Ikhlas Mojokerto kepada PCNU Kabupaten dan Kota Mojokerto.

Kedua, PC GP Ansor akan melakukan langkah kongkrit, yaitu kerjasama dengan PC Muslimat NU untuk pengembangan BKIA An-Najah.

Ketiga, memberikan tugas kepada saudara H. Sirodji Achmad, Mas’ud Yunus dan H. Juwaini untuk melakukan koordinasi dengan PC. Muslimat NU Mojokerto.

Kerjasama PC. GP Ansor dengan PC. Muslimat NU dimulai dengan rapat gabungan di rumah bapak H. Moh. Kholid di jalan PB Sudirman Kota Mojokerto. Rapat tersebut memutuskan:

  1. Membentuk tim pengembangan BKIA Muslimat NU An-Najah dengan susunan sebagai berikut:

Ketua                     : H. Sirodji Ahmad (GP Ansor)

Wakil ketua           : (Muslimat NU)

Sekertaris              : Mas’ud Yunus GP Ansor

Wakil sekertaris    : (Muslimat NU)

Bendahara            : H. Juwaini GP Ansor

Wakil bendahara   : (Muslimat NU)

  1. Memberikan tugas kepada tim untuk:
  2. Melaksanakan renovasi bangunan BKIA An-Najah
  3. Melaksanakan program pengembangan BKIA An-Najah
  4. Mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan tim kepada PC. Muslimat NU dan PC. GP Ansor

Tim bergerak cepat untuk melaksanakan amanat rapat gabungan tersebut dengan mengadakan peninjauan lokasi BKIA Muslimat An-Najah di Desa Banjaragung, kecamatan Puri. Hasil dari peninjauan lokasi dianalisa oleh tim dan disimpulkan bahwa BKIA An-Najah yang berlokasi di dukuh Unggahan desa Sumber Agung dipandang masih kurang representatif sebagai BKIA milik Muslimat NU tingkat cabang dan sulit dikembangkan karena sempitnya lokasi dan berada di area perumahan yang padat penduduk.

Baca Juga:  KH. Abdul Chalim, Pahlawan Nasional Dengan Deretan Kiprahnya

Alternatif lainnya dicarikan lokasi lain yang lebih representatif dan nantinya dapat dikembangkan menjadi Rumah Sakit bersalin atau Rumah Sakit Umum. H. Sirodji Ahmad selaku ketua tim mencoba melobi Bapak H. Moh Sholeh Badrus, pemilik tanah seluas seperempat hektar dan satu unit bangunan permanen yang berada di jalan RA Basuni, Dukuh Daleman, Kelurahan Japan Kecamatan Sooko. Tanah dan bangunan tersebut rencana disewa oleh tim dalam jangka waktu 5 tahun untuk pengembangan BKIA An-Najah. Namun oleh pemiliknya, H. Moh. Sholeh Badrus, tanah dan bangunan tersebut tidak disewakan. Jika NU membutuhkan tanah dan bangunan itu bisa dibeli dengan harga 150 juta rupiah dengan catatan yang lima puluh juta rupiah dibayar sebagai uang muka selebihnya silahkan dibayar sesuai kemampuan dan tidak ada batasan waktu.

Hasil lobby H. Sirodji Achmad dengan Moh. Sholeh Badrus secara informal disampaikan kepada Mas’ud Yunus, H. Juwaini dan H. Dawi Harianto saat ada kegiatan pelatihan penanaman jagung hibrida kerjasama PC. GP ansor dan Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto di Balai Desa Medali Kecamatan Puri.

Pada saat itu H. Dawi Harianto menawarkan alternatif lain, yaitu rumah makan mbok berek di Jalan RA Basuni, tepatnya di Dukuh Kedungpring Desa Jampirogo, Kecamatan Sooko. Luas tanahnya setengah hektar, ada 3 bangunan permanen dan representatif dan harganya 200 juta rupiah. (Bersambung)