Peringati Harlah NU Ke-101, MWCNU Trawas Gelar Doa Bersama Untuk Keselamatan Bangsa

Trawas, NU Online Mojokerto –

Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Trawas menggelar istighosah dan pembacaan Sholawat Nariyah untuk keselamatan bangsa dalam rangka peringatan hari lahir Nahdlatul Ulama yang ke-101 tahun versi Hijriah (Ahad,28/01/2024).

Jajaran pengurus MWCNU, pengurus Ranting NU/anak Ranting NU serta perwakilan banom-banom NU sekecamatan Trawas memadati gedung sekretariat MWCNU Trawas, Tamiajeng, Kec. Trawas, Kabupaten Mojokerto.

Ba’da isya’ hadirin mengantri registrasi untuk masuk gedung sekretariat. Nampak hadir perwakilan Muspika kec. Trawas, Kepala Desa Tamiajeng, dan Babinsa Desa Tamiajeng, serta Sa’udin Faridh.

Peringatan harlah NU ke-101 tahun ini berlangsung dengan khusyuk. Pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, mars syubbanul wathon, mars NU dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an mengawali rangkaian acara. Ijasah Kubro, pembacaan tawassul, istighosah dan pembacaan sholawat nariyah disampaikan oleh Kyai Huzaimi Muhsin, selaku rois suriah MWC NU Trawas.

Rangkain acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Sambutan yang pertama disampaikan oleh ketua panitia harlah NU, Ustadz Wuliyadi. Dalam sambutannya beliau menyampaikan terimakasih atas partisipasi dan kehadiran para hadirin. Beliau berpesan untuk selalu “urip-urip NU” menghidupkan NU serta menjaga kondusifitas di tahun politik ini.

Beliau juga mengumumkan rangkaian agenda peringatan harlah. Mulai hari ahad, istighosah ini. Besok senin Lailatus Sholawat, Rabu diagendakan serentak khotmil Qur’an baik di MWCNU, mushollah, masjid, dan madrasah-madrasah NU. Selain itu juga akan di mulai kembali pembangunan panti asuhan Al Ikhlas, insya Allah setelah hari raya Idul Fitri.

Sambutan kedua disampaikan oleh perwakilan muspika kec. Trawas. Dalam sambutannya beliau mengapresiasi Nahdlatul Ulama yang selalu berkontribusi positif di Kecamatan Trawas dan dimanapun berada. Beliau juga berpesan untuk ikut menjaga ketertiban dan keamanan di Kec. Trawas menjelang pemilihan umum.

Mauidlotul hasanah di sampaikan oleh KH. Nur Hasan, selaku ketua tanfidziyah MWCNU Kec. Trawas. Dalam mauidlohnya beliau berpesan untuk selalu berjuang bersama NU. Berjuang dalam wadah Nahdlatul Ulama sama dengan berjuang untuk Indonesia.

Baca Juga:  Mengenang Kekejaman PKI, Pagar Nusa Ranting Seteyo Gelar Nobar G 30 S PKI

“NU ini ikut berjuang dalam kemerdekaan Indonesia dan terus menjaga keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia dengan slogan NKRI Harga Mati. Kiprah kyai pendiri-pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Chasbulloh dalam kemerdekaan Indonesia ini sangat besar. Sampai sekarang dan selamanya akan hubbul waton minal iman, mencintai tanah air dan mengawal tegaknya NKRI ini,” ungkap Kiai asal Dusun Sempur ini.

Beliau juga menegaskan bahwa ‘berjuang niku mboten sak karepe tapi sak iso e’ yang artinya Berjuang itu bukan semaunya tapi sebisanya.

“Yang bisa mengajar ya mengajar, yang tidak bisa, jangan. Yang suaranya bagus ya adzan. Yang tidak bisa jadi imam ya jangan jadi imam, beliau mencontohkan.
Berjuang tidak harus hal besar, tidak harus jadi kepala (atasan). Kepala juga butuh anggota badan yang lain. Yang diatas belum tentu bagus timbangannya dihadapan Allah, yang dibawahpun belum tentu lebih rendah dihadapan Allah. Yang terpenting anggota-anggota badan ini dari kepala sampai bawah harus terus ikhlas,” tutur beliau.

Lebih lanjut, beliau menuturkan bahwa dalam hidup ini kita harus punya tinggalan yang baik. Berbuat baik kepada keluarga tercinta, berbuat baik kapada tetangga, kepada sesama. Tinggalan yang baik itu akan menjadi seperti hidup selamanya. KH. Hasyim yang sudah meninggal masih dikenang dan dibahas di mana-mana hingga sekarang karena tinggalannya yang baik. Fotonya saja laku di jual, foto kita siapa yang mau beli.
أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ
“Jibril mendatangiku lalu berkata: “Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya (ingat) kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena (ingat) sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena (ingat) sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.”

Baca Juga:  Kerja Sama dengan LAZISNU, Takmir Masjid Al Fattah Menunggal Bagikan Zakat Mal 

Rejeki itu ada 3, pertama rejekinya sendiri, kedua rejekinya sendiri, ketiga rejeki yang belum pasti milik sendiri. Rejeki sendiri yang pertama itu adalah rejeki yang sudah kita makan. Rejeki sendiri yang kedua itu rejeki yang kita jariyahkan (infak, shodaqoh, menyantuni anak yatim dan lain sebagainya). Rejeki yang ketiga, rejeki kita yang belum pasti milik kita sendiri itu adalah harta warisan kita. Karena itu mari kita membuat tinggalan yang baik. Termasuk dengan rejeki kita, sisihkan minimal 2,5% dari penghasilan kita untuk shodaqoh supaya menjadi rejeki yang benar-benar menjadi milik kita.

Beliau juga berpesan kepada seluruh nahdliyyin yang hadir untuk ikut menyukseskan program GKMNU (Gerakan Keluarga Maslahah Nahdlatul Ulama).

“Pupuk semangat kekompakan ke-NU-an kita. Semoga keluarga kita menjadi keluarga maslahah. Semoga NU semakin maju dan berkembang memberi kontibusi positif untuk bangsa, negara dan dunia. Semoga tinggalan kita yang baik, mendapat balasan yang baik pula di hadapan Alloh kelak di akhirat,” tutup beliau.
Kegiatan ditutup dengan do’a oleh KH. Moh Nur Wahab M.Pd.I

Pewarta: Yasin – LTN Trawas

Editor: Wahyu Tasya Octavisani