Warta  

Peran Penting Modin Yang Terabaikan

Untuk yang ketiga kalinya, Pengurus Ranting NU Desa Jetis mengadakan kegiatan cangkru’an pada hari Ahad (17/09).

Kegiatan ini rutin digelar dua bulan sekali, diikuti oleh seluruh warga NU Desa Jetis terutama para Pengurus Ranting dan Pengurus Anak Ranting.

Dalam kegiatan cangkru’an ini, berbagai masalah dibahas terutama yang berhubungan dengan NU dan keagamaan.

Pada cangkru’an di Desa Jetis ini, Kyai Lukman, selaku Rais Ranting Desa Jetis menyampaikan agar selalu mengucapkan syukur karena diberi kesempatan menjadi anggota NU. Beliau mengungkapkan jamaah NU tak perlu khawatir dalam urusan akhirat karena di belakang NU ada ‘beking’ yakni para muassis/masyayikh di antaranya KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Chasbulloh, dan KH. Bisri Syansuri.

Beliau juga menyampaikan agar warga NU meskipun dalam skala kecil tetap ikut menjaga keutuhan NKRI, “Karena banyak di sekitar kita ini kelompok-kelompok yang mengoyak dan memecah belah keutuhan negara, misalnya gerakan khilafah,” ungkap Kyai Lukman.

Baca Juga:  Luar Biasa, Satkoryon Banser Mojosari Gelar Latber dan Wisata

Sedangkan H. Juprianto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa dalam cangkru’an kali ini akan membahas peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. tapi tak terduga salah satu peserta, yakni H. Kholik menyampaikan keprihatinannya tentang Modin desa yang kurang diperhatikan peranannya dan kesejahteraannya. Mayoritas Modin bertugas saat ada kematian warga dan mereka bekerja secara sukarela.

Akhirnya perbincangan mengenai Modin desa ini menjadi topik utama pembahasan. Hampir keseluruhan peserta ikut memberikan pendapat dan sumbang saran. Semua demi kebaikan bersama. Mayoritas mengusulkan agar Modin Desa harus dibantu oleh Modin dusun yang diangkat secara resmi oleh Kepala Desa. Hal ini dimaksudkan agar Modin yang bertugas dapat menjalankan pekerjaannya setelah mendapatkan pembinaan oleh ulama yang kompeten. Hal inilah yang harus diambil perannya oleh organisasi NU.

Pada akhirnya Rais Desa Jetis memberikan kesimpulan setelah perbincangan berjalan hampir dua jam. Dalam kesimpulannya Kyai Lukman menyampaikan bahwa Modin sangat krusial keberadaannya dan NU jangan sampai mengabaikan hal ini. Beliau berjanji kepada peserta hasil dari pembahasan di cangkru’an ini akan disampaikan kepada Kepala Desa sebagai pihak yang berhak mengeluarkan Surat Tugas dan memutuskan siapa saja yang mampu mengemban tugas sebagai Modin. Agar kesimpang siuran yang selama ini terjadi di Desa Jetis bisa tertata rapi.

Baca Juga:  Fatayat NU Kab. Mojokerto Beri Hibah Seragam Untuk Ranting Fatayat NU Trowulan

 

Kontributor Haris ar-Raci LTN NU Jetis