LPBI NU Mojokerto Terlibat Sewakan Rumah Untuk Penyintas APG Erupsi Semeru Lumajang

Mojokerto, NU Online — Dalam masa transisi menuju pemulihan, NU Peduli Awan Panas Guguran (APG) erupsi Gunung Semeru Kecamatan Pronojiwo masih fokus pada kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan penyintas bidang tempat tinggal.

 

Kegiatan yang sudah dan masih berlanjut adalah fasilitasi rumah sewa untuk penyintas. Sampai hari ini, tim NU Peduli sudah memfasilitasi 53 Kepala Keluarga (KK) penyintas bisa tinggal di rumah-rumah yang disewakan oleh tim NU Peduli.

 

“Di samping menyewakan rumah, tim juga memberikan bantuan alat-alat dapur yang dibutuhkan oleh penyintas,” kata Choirul Anam Ketua Pimpinan Cabang (PC) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Mojokerto, Senin (10/01/2022).

 

Menurutnya, langkah ini diambil karena berbagai pertimbangan. Dari hasil assessment tim NU Peduli bahwa, kebutuhan penyintas untuk hunian sudah sangat mendesak.

 

“Satu bulan lebih hidup di pengungsian pasti mengakibatkan kebosanan, bahkan bisa meningkatkan stress,” ungkapnya.

 

Sementara itu, langkah pendirian Hunian Sementara (Huntara) juga bukan solusi baik, karena akan bisa mengakibatkan tersendatnya program pemerintah untuk memfasilitasi Huntara. Di sisi pronojiwo sendiri, sampai hari ini belum ada kepastian lokasi relokasi dari pemerintah.

 

“Alternatifnya kemudian adalah menyewakan rumah bagi penyintas dengan perhitungan satu kepala keluarga satu rumah,” tandasnya.

 

Pihaknya juga menjelaskan, masa sewa yang diberlakukan adalah selama tiga bulan. sewa ini akan dilanjutkan lagi jika huntara yang dikoordinir oleh pemerintah masih belum clear.

 

Selain kegiatan tersebut, NU Peduli Pronijiwo juga melakukan rangkaian kegiatan lainnya. Di antaranya membangun musholla, membangun fasilitas MCK, melakukan layanan dukungan psikososial, sampai pada fasilitasi Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) untuk guru ngaji.

 

Dirinya berharap, dengan adanya program ini, penyintas yang sudah mendapatkan rumah sewa, akan bisa menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih tenang. Mereka akan bisa berfikir ke depan tanpa terbayangi dengan keterbatasan gerak sebagaimana di tempat pengungsian. Selain itu, mereka bisa memulai lagi bergerak untuk kepentingan kelanjutan ekonomi keluarganya.

 

“Sebagaimana pantauan tim NU Peduli, keseharian mereka saat pagi dan siang, kebanyakan masih mengunjungi kediaman di area bencana yang notabene masuk zona merah. Sumber-sumber ekonomi sebelum erupsi mereka kebanyakan petani, baik petani sayur juga pekebun salak,” pungkasnya.

Kontributor: Yulia Novita Hanum