Trowulan, NU Online Mojokerto –
Tinggal hitungan jari bulan Ramadhan akan berganti ke Syawal. Bulan yang penuh berkah, didalamnya terdapat malam kebaikan seribu bulan, yaitu Lailatul Qodar. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengisi malam-malam terakhir di bulan Ramadhan, seperti ziarah.
Sebagai warga nahdliyyin sudah tak asing dengan tradisi ziarah kubur. Seperti halnya yang dilakukan oleh Remaja Musholla Ar Rahman Dusun Pesanan Desa Bicak, yang mayoritas nahdliyyin ini menggelar ziarah setiap bulan Ramadhan, Selasa (26/4).
Kali ini, ziarah membawa rombongan dua unit bus, rasa antusias warga begitu tinggi untuk mengikuti kegiatan tersebut. Tradisi ziarah kubur dapat mengingatkan kita akan kematian, dan juga sebagai sarana bermuhasabah diri. Adapun makam yang dikunjungi ialah makam Raden Rahmat atau dikenal dengan Sunan Ampel, yang berlokasi di Surabaya.
Sudah menjadi hukum alam bahwa tugas yang hidup adalah mendoakan orang-orang yang sudah mendahului kita, supaya diberikan kedudukan atau posisi yang layak disisi Allah SWT.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkuat keimanan dalam mencari amal kebaikan sebagai bekal kematian, dan juga sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sengaja, mendatangi makam Raden Rahmat, karena beliau merupakan salah satu tokoh walisongo yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, dan lokasinya dekat dengan Mojokerto kemudian mudahnya akses transportasi yang dapat dijangkau.
Haji Ashari, imam rombongan berharap bahwa jamaah yang hadir bisa ikut kembali kegiatan ziarah di lain kesempatan. “Jangan kapok mengikuti kegiatan ziarah yang diadakan oleh Remus Ar Rahman,” Ucap Haji Ashari saat diwawancarai tim NU Online Mojokerto.
Kontributor : Zahrotun Islamiyah
Editor: Wahyu Tasya O.