Warta  

Gus Bara Ingin LP. Ma’arif Memiliki Kemandirian Ekonomi

Pacet – Raker yang digelar oleh PC. LP. Ma’arif NU Kab. Mojokerto di Villa Pacet (13/02/21) menjadi acara yang istimewa. Sebab pada pembukaan Raker turut hadir Wakil Bupati terpilih, Gus Bara.

Gus Bara yang hadir sebagai pembicara pada acara tersebut menyatakan keinginannya membangun pendidikan di Kabupaten Mojokerto pasca resmi dilantik kelak, dengan menggabungkan pendidikan formal dan non formal. Untuk pendidikan non formalnya, akan bekerjasama dengan ormas ormas seperti NU dengan lembaga yang mengurus pendidikannya yakni LP. Ma’arif yang memiliki wadah TPQ yang bisa menjadi partner pemerintah dalam mengembangkan pendidikan ditengah masyarakat.

“Kita sudah berdiskusi dengan bupati untuk menggabungkan pendidikan dua model, pendidikan formal dan non formal. Pendidikan non formal seperti pengembangan pembacaan Al Qur’an dan lain lain, tidak bisa dilakukan oleh pemerintah sendiri. Tetapi seperti LP. Ma’arif yang punya jaringan TPQ, menjadi partner kami untuk mensertifikasi bacaan ayat Al Qur’an anak anak. Selain itu, akan dibuat kebijakan khusus untuk anak anak yang ingin diterima kejenjang sekolah berikutnya misalnya, harus memperoleh sertifikasi Ngaji Al Quran.” Terang Gus Bara

Baca Juga:  Gus Bara: Calon Wakil Bupati Yang Ahli Filologi

Selain itu, kata Gus Bara, tentu pemerintah akan memperhatikan keadaan sekolah sekolah baik negeri maupun swasta. Hanya saja terkadang ada kendala aturan yang harus ditaati, sehingga Sekolah swasta bisa jadi tidak memperoleh bantuan dari pemerintah.

Namun justru keadaan yang seperti ini harus bisa menjadi lecutan bagi PC. LP. Ma’arif untuk berbenah. Gus Bara mengajak LP. Ma’arif untuk meniru PP. Amanatul Ummah. Dari semula kesulitan dana akhirnya bisa memperoleh dana berlebihan dengan jalur kemandirian.

Baca Juga:  Safari Ramadhan, MWCNU Pacet Sosialisasikan 6 Program Kerja di Ranting Sumberkembar

“PP. Amanatul Ummah bisa besar seperti sekarang ini, karena menggunakan koperasi. Para santri makan minum dan berbagai keperluan disediakan oleh koperasi pondok sendiri. Ingat mereka adalah pangsa pasar pasti. Tetapi saya lihat banyak madrasah atau sekolah membiarkan siswanya jajan diluar. Andai bisa memanfaatkan keberadaan koperasi, saya yakin bisa dipergunakan menunjang pendanaan sekolah”imbuhnya. (Is)