Diakui Pemerintah, NU Jerman Dapat Bergerak Legal Semai Aswaja

Jakarta, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman telah diakui sebagai sebuah organisasi formal oleh Pemerintah Jerman pada pekan lalu, Selasa (4/2). “Per 4 Februari 2020, PCINU Jerman secara resmi juga telah diakui eksistensinya oleh pemerintah Jerman melalui Pengadilan Distrik Charlottenburg, Berlin, sebagai eingetragener Verein atau asosiasi teregistrasi,” ujar Muhamamd Rodlin Billah, Ketua PCINU Jerman, kepada NU Online pada Selasa (11/2).

Gus Oding, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa nama asosiasi yang digunakan dalam akta resmi tersebut ialah “Nahdlatul Ulama Jerman (NUJ) e.V.” dengan alamat kantor Landsberger Allee 394, Büro 721-723, 12681 Berlin. Dengan demikian, lanjutnya, PCINU Jerman dapat bergerak secara legal formal di seluruh Jerman untuk mencapai tujuan organisasi, antara lain, turut menyemai prinsip dan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dengan karakter rahmatan lil ‘alamin.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pengembalian pajak dapat diperoleh bagi para donatur PCINU Jerman setiap kali melakukan pelaporan pajak tahunan. Sebelumnya, NU Jerman juga telah mendapatkan Surat Keputusan resmi dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Agustus 2018 lalu dengan nomor 259/A.II.04.d/08/2018.

“Hal ini merupakan sebuah pencapaian besar, mengingat pengakuan dari PBNU ini dapat dilihat sebagai restu dari para masyayikh, baik yang saat ini masih hidup dan aktif menjabat maupun yang telah meninggal. Demikian pula hal ini dapat dilihat sebagai ketersambungan “sanad” kepada jam’iyah besar warisan Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari ini,” katanya.

Asisten riset di Karlsruher Institut fuer Technologie itu menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan buah jerih payah dan upaya yang dilakukan oleh seluruh pengurus PCINU Jerman, utamanya Wakil Ketua PCINU Jerman Habib M. Husein Al-Kaff dan didukung penuh oleh Rais Syuriyah PCINU Jerman KH Syaeful Fatah beserta jajarannya, Wahyu W. Hadiwikarta, Prof. Hendro Wicaksono, dan Zacky K. Umam, serta pada Mustasyar Bram Fernandin, Vembra Trigerya Vidjaja, dan Yudi Ardianto.

Gus Oding menceritakan bahwa NU Jerman berawal dari sebuah komunitas yang didirikan pada bulan April 2010 atas inisiatif Syafiq Hasyim dari Universitas Freie Berlin, Suratno dari Universitas Frankfurt, Prof Asfa Widiyanto dari Universitas Bonn, Jaenal Effendi dari Universitas Göttingen, dan Arli Parikesit dari Universitas Leipzig. Saat ini, terangnya, PCINU Jerman menjadi rumah bagi sekitar 150 Nahdliyin yang tinggal di berbagai kota di Jerman. “Jumlah ini insyaallah akan terus meningkat,” ujarnya.