Gedeg, NU Online Mojokerto –
Bekerjasama dengan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama Sidoharjo, Pemerintah Desa Sidoharjo menggelar Ruwah Desa, Rabu (16/3). Ruwah Desa merupakan tradisi yang biasanya dilaksanakan untuk mengenang dan mengirim doa kepada Nenek Moyang. Ruwah juga sering dianggap sebagai bulan baik untuk perayaan tradisi-tradisi yang bersifat adat, semisal Nyadran, Nayub dan lainnya.
Acara dilaksanakan setahun sekali, berupa tasyakuran dengan menyediakan tumpeng. Pada tahun sebelumnya, usai tasyakuran selesai barulah acara inti dimulai, yakni Tahlil Kubro dan Pengajian Umum dan ditutup dengan acara tradisional lainnya. Karena suasana masih ‘Pandemi Covid-19’ pagelaran tersebut ditiadakan.
Namun untuk tahun 2022, tradisi Tasyakuran Ruwah desa sama seperti tahun-tahun sebelumnya yakni sebelum acara tasyakuran dimulai, pada pagi hari diadakan Khotmil Qur’an yang melibatkan ibu-ibu Muslimat dan sorenya tawassul kepada para leluhur desa kemudian tradisi tasyakuran/megengan. Pada malam hari diadakan acara tahlil kubro dan pengajian umum yang bertempat di Masjid Nur Al Alim Dusun Simpang Desa Sidoharjo Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto.
Menurut Rif’an Hanum, selaku Kepala Desa Sidoharjo, pada dua tahun sebelumnya acara tersebut tidak diadakan karena ada pandemi covid 19. “Setelah 2 tahun, kami tidak mengadakan acara Tasyakuran Ruwah desa dikarenakan kondisi masih Pandemi,” ucapnya.
Turut hadir pada acara tersebut Forkopincam Gedeg, Pemerintah Desa Sidoharjo, Ketua MWC NU Kecamatan Gedeg dan tokoh masyarakat.
Acara tersebut berjalan dengan lancar tanpa ada halangan. Harapannya semoga tradisi tersebut bisa diselenggarakan oleh pemerintah desa yang akan datang.
Kontributor: LTN NU Gedeg