Lembaga Pendidikan Tinggi NU di Masa Pandemi


Sebagai lembaga yang mengurusi Perguruan Tinggi di bawah koordinasi PCNU Kabupaten Mojokero, LPTNU Kabupaten Mojokerto telah melakukan beberapa kali pertemuan dan koordinasi dengan potensi kampus yang ada di Mojokerto. Berdasarkan data terdapat 8 kampus LPTNU Kabupaten Mojokerto yaitu: 1). Institut Keislaman KH. Abdul Chalim Pacet, 2). STIT Raden Wijaya, 3). STIT NU Al Hikmah Trowulan, 4). Universitas Islam Majapahit Mojokerto, 5). IAI Uluwiyah Mojosari, 6). STIE Al Anwar Sooko, 7). STAI Sabilul Muttaqin Pungging, dan 8). STIES Riyadul Jannah Pacet.

Dari beberapa kampus di atas secara umum telah melakukan koordinasi dan ikut terlibat dalam beberapa pemikiran organisasi dan partisipasi kegiatan yang dilaksanakan oleh LPTNU, mulai dari rapat-rapat, pemikiran mendesain kegiatan, dan melaksanakan PKKMB bagi mahasiswa baru berbasis kampus hijau Nahdlatul Ulama. Hampir semua kampus telah bekerjasama dalam kegiatan PKKMB dengan LPTNU Kabupaten Mojokerto. Menjelang tahun akademik 2020/2021 LPTNU juga telah melakukan pembicaraan awal dengan kampus-kampus untuk suksesnya pelaksanaan PKKMB yang akan datang. Agenda Kemah Kebangsaan yang dikuti oleh perwakilan mahasiswa dari masing-masing kampus yang direncanakan dilaksanakan di bulan April 2020 di Asah terampil Padi Gondang tertunda seiring dengan datangnya wabah virus 19.

Sinergi LPTNU dengan LP Ma’arif NU

Berbagai eviden yang terjadi di lapangan menunjukkan kampus-kampus LPTNU bekerja keras (baca sendirian) mengembangkan potensi kampusnya melalui berbagai upaya untuk terpenuhinya mahasiswa pada masing-masing program studi yang ditawarkan. Melalui berbagai macam media dan promosi dilakukan guna menarik minat mahasiswa yang tersebar di Mojokerto dan sekitarnya. Pada perkembangan setahun dua tahun terakhir mulai menunjukkan adanya upaya sinergitas kampus dengan LP Ma’arif NU terkait perekrutan mahasiswa baru dengan berbagai fasilitas kemudahan dan pemberian beasiswa yang skemanya diatur oleh masing-masing kampus secara bervariasi. Tantangan ini yang masih perlu dirumuskan sedemikian rupa sehingga lulusan dari Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah di bawah naungan LP Ma’arif NU melalui MoU bisa bekerjasama dengan kampus-kampus LPTNU. Dengan prinsip simbiosis mutualisme kami meyakini sinergitas bisa dibangun dengan baik, dan tentunya saling menguntungkan antara ke dua lembaga LPTNU dan LP Ma’arif NU.

Ikhtiar dengan melakukan kerjasama bersama LP Ma’arif NU merupakan salah satu upaya strategis sehingga generasi NU tetap terjaga dan terwadahi dengan pembelajaran di kampus yang tetap mengedepankan keilmuan berbasis ahlussunnah waljama’ah. Tantangan peningkatan kualitas kampus terus diupayakan sehingga kepercayaan masyarakat, utamanya warga Nahdlliyin menjadi jaminan untuk melanjutkan kuliah di kampus LPTNU. Variasi model kerjasama tidak hanya dalam hal perekrutan mahasiswa baru dan pemberian beasiswa, tetapi juga ditingkatkan dalam bentuk pemberian materi manajemen madrasah, pelatihan manajerial kepemimpinan madrasah, dan lain-lain yang memungkinkan kampus memiliki sumber daya manusia yang memadai. Dengan arahan PCNU semua tentu berharap kerjasama seperti ini bisa difasilitasi dan dibimbing terus menerus sehingga keinginan mewujudkan kualitas pendidikan baik di sekolah/madrasah dan kampus menjadi kenyataan.

Baca Juga:  Syamsal Qomar: Sembuh dari sakit komplikasi hingga Menjualkan Herbal Anti Covid-19

LPTNU Eksis di Tengah Pandemi

Wabah covid 19 yang melanda hampir seluruh belahan negara di dunia tak terkecuali di indonesia menyisakan dampak yang luar biasa bagi seluruh aspek kehidupan termasuk perguruan tinggi di Mojokerto. Dampak tersebut tidak hanya dalam pengaturan cash-flow keuangan kampus, tetapi juga terkait dengan peningkatan kualitas pembelajaran yang menjadi tuntutan dunia akademis juga mengalami gangguan. Karakteristik virus yang mengharuskan jaga jarak fisik (physical distancing) dan jaga jarak interaksi (social distancing) menyisakan tantangan bagi dunia pembelajaran yang selama ini dilaksanakan dengan langsung (direct) kepada mahasiswa.

Tantangan finansial menjadi persoalan tersendiri mengingat sumber pendanaan kampus swasta secara konvensional hanya mengandalkan kepada sumbangan mahasiswa. Kecuali beberapa kampus yang memiliki sumber pendanaan lain, misalnya dari usaha pertanian, perkebunan, dan atau perdagangan bisa membantu keberlangsungan kehidupan kampus. Kampus-kampus di Daerah kabupaten/Kota juga memliki kesulitan tersendiri karena sistem hubungan hirarkhi kampus yang langsung ke Pusat, maka nyaris bantuan dari Pemerintah Kabupaten/Kota seringkali tidak terpikirkan. Hal yang demikian juga menambah kesulitan kampus-kampus di tengah pandemi seperti saat ini.

Terkait dengan persoalan finansial kampus, Budi Djatmiko ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (Aptisi) mengatakan Pemerintah sebaiknya tidak membedakan perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta (PTS). Pasalnya dalam situasi seperti ini PTS sangat membutuhkan bantuan pemerintah karena sebagian besar kampus-kampus swasta belum mandiri. Bantuan beasiswa buat mahasiswa PTS jumlahnya tidak lebih dari 15% dari total dana beasiswa yang digulirkan, padahal sebagian besar mahasiswa PTS berasal dari kalangan menengah bawah, dan hanya sekitar 5% PTS besar yang memiliki mahasiswa dari masyarakat kelas atas. Dalam hitung hitungan Aptisi, lanjut Budi Djatmiko PTS yang paling terkena dampak adalah PTS yang memiliki mahasiswa di bawah 1000 orang. Saat ini, jumlah PTS seperti itu sekitar 80% dari total PTS yang ada dalam data Aptisi. Bagaimana dengan kampus-kampus di Mojokerto?

Baca Juga:  Mawlidun Nabi Sebagai Adat

Tantangan ke dua dalam masa Pandemi adalah masalah pembelajaran. Berbagai inovasi dan terobosan dilakukan oleh masing-masing kampus di Mojokerto untuk tetap berlangsungnya pembelajaran berjalan dengan baik sesuai dengan kriteria akademik yang diharapkan. Layanan akademik dan pembelajaran harus tetap berlangsung sebagai tanggungjawab utama sebuah perguruanh tinggi.

Mengacu kepada hasil Rapat Koordinasi Perguruan Tinggi (Rakornas) LPTNU di Bandung (16-17 Pebruari 2020) menyepakati melakukan uji coba perkuliahan melalui daring atau online learning. Meskipun sebelumnya model perkuliahan online hanya diperuntukkan bagi mahasiswa universitas terbuka (UT), namun dengan kemajuan teknologi informasi dan situasi wabah pandemi seperti ini justru memacu dan memicu perguruan tinggi untuk melakukan pembelajaran melalui moda daring.

Dari berbagai perbicangan dengan kampus-kampus LPTNU di Mojokerto menunjukkan kampus telah mempraktekkan moda daring dalam pembelajaran kepada mahasiswa di masa pandemi, misalnya menggunakan aplikasi zoom, meet, grup WA, dan aplikasi moda daring lainnya. Suka duka pembelajaran model online tentu selalu mengiringi dalam setiap proses pembelajaran, misalnya keterbatasan kuota internet, dan di beberapa tempat yang sinyal kurang bagus sehingga sedikit banyak mempengaruhi proses pembelajaran. Namun demikian berbagai skenario pembelajaran dilakukan oleh Dosen sehingga bagaimana pembelajaran tetap berlangsung dan terjaga secara kuaitas.

Akhirnya, selamat buat kampus-kampus LPTNU, semoga tetap eksis di tengah Pandemi. Aamiin dan terimakasih.

Ditulis Oleh : DR. H. NASIRUDIN, M. Pd. I (Ketua LPTNU Kab. Mojokerto)