Mojosari, NU Online Mojokerto – Pengajian rutin yang digelar oleh Kader NU Kecamatan Mojosari pada hari Selasa (30/08/22) terasa istimewa. Pasalnya pengajian tersebut dihadiri langsung oleh Ketua PCNU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama) Kabupaten Mojokerto KH. Abdul Adzim Alwi.
Kegiatan Ngaji rutin ini bertempat di Masjid Babussalam, Dusun Tambak Agung, Desa Kebondalem, Kecamatan Mojosari. Pada pagi hari kegiatan diawali dengan Khotmil Qur’an hingga pukul 12.30 WIB dan berlanjut pada pukul 15.00 WIB dengan pengadaan pengobatan gratis dari team BASADA.
Pengobatan gratis ini membuat masyarakat sangat antusias sehingga mereka berbondong-bondong datang ke tempat Ngaji Selosoan di sore hari. Pengobatan gratis ini selesai menjelang maghrib.
Pada malam hari, tepat pukul 19.45 WIB, tokoh masyarakat setempat membacakan tahlil dan istighosah. Setelah pembacaan istighosah dilanjutkan dengan santunan anak yatim, pembacaan sholawat maqom lalu sambutan.
Pukul 20.30 WIB Ngaji Kitab Nasoihul Ibad dimulai dengan KH. Abdul Adzim Alwi sebagai qori’. Dalam kesempatan tersebut beliau menjelaskan tentang Bab Zuhud. Orang Zuhud itu lebih susah (sedih) apabila kehilangan ganjaran (pahala) daripada kehilangan uang. Rizki itu sudah ada takarannya sendiri-sendiri.
Selama kita masih ingin bersedekah, pasti Allah akan menggantinya dengan yang lebih berkah. Tapi Ketika kita tidak mau bersedekah itu seperti sumur yang tidak pernah ditimba airnya, baunya menjadi tidak sedap. Kalau dalam kehidupan sehari-hari, contohnya apabila kita tidak mau bersedekah adalah kita mempunyai anak yang nakal dan istri yang durhaka.
Dalam kesempatan tersebut KH. Abdul Adzim Alwi juga memberikan wejangan kepada pengurus NU dan warga NU Mojosari. Beliau mengatakan selamat tidaknya diri kita itu tergantung pertemanan (orang yang menjadi teman kita) dan lingkungan.
NU bukan sekedar organisasi, tapi NU ini juga thoriqoh yang dikawal oleh wali-wali Allah dan malaikat-malaikat. Apabila kita mau khidmah dengan ikhlas di NU maka hati kita akan bersambung dengan Allah. NU itu malati, sopo sg musuhi NU pasti buyar.
Mbah Hasyim Asy’ari sebelum memproklamirkan NU di Bubutan, Kota Surabaya, beliau puasa putih selama 40 hari, malamnya sholat tahajud. Setelah membaca Al-Fatihah pada rakaat pertama beliau membaca QS Al-Kahfi 41×, setelah membaca Al-Fatihah pada rakaat kedua beliau membaca QS Yasin 41×.
“NU butuh kader sat-set, wat-wet, das-des. Apabila sudah ada kader sat-set Insyaallah akan tercipta organisasi yang tidak ketinggalan zaman. Yang perlu diperjuangkan sekarang ini adalah pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Masuklah ke NU dengan cinta, kasih sayang, kompak, dan bersatu. Mari menjaga kerukunan,” pungkasnya.
Kontributor : Mila Agustin