Warta  

Sebarkan Islam washatiyah, Densus 88 Anti-teror Gelar Silaturahmi Dai dan Kathib Se-Mojokerto

Sooko, NU Online Mojokerto – Untuk menciptakan kedamaian di bumi Nusantara, Densus 88 Anti Teror terus mensosialisasikan pemahaman Islam washatiyah. Pada Kamis (22/22) bertempat di Masjid Agung Darussalam Gemekan Sooko, Densus 88 Anti Teror ini menggelar kegiatan silaturahmi Dai dan Khatib.

Ketua Penyelenggara kegiatan AKBP Moh. Dofir, S.Ag., S.H., MH (Kanit 1 Subdit Kontra Ideologi Direktorat Pencegahan Densus 88 AT) dalam sambutannya menyampaikan bahwa radikalisme merupakan lahan subur untuk berkembangnya kejahatan terorisme dan salah satu indikator yang menjadi bibit radikalisme yakni intoleran.

Sikap intoleransi merupakan bentuk pengingkaran terhadap kebhinekaan dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila maupun norma-norma agama yang beradab, lanjutnya.

Masih kata AKBP. Moh Dhofir, S.Ag, S.H, MH, kunci strategi mencegah intoleransi dan radikalisme adalah masyarakat umum, pelajar, dan tokoh masyarakat dengan tujuan menanamkan nilai keindonesiaan dan nilai kedamaian.

“Kegiatan ini sangat strategis karena dai dan khatib terjun langsung di lingkungan masyarakat. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengajak kepada anda semua untuk bersama-sama berperan aktif dalam mencegah berkembangnya intoleransi , radikalisme serta terorisme” ujarnya.

Kepala Bakesbangpol Kab. Mojokerto Drs. Nugroho Budi Sulistyo, M.Si. dalam sambutan pembuka menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan ini mengingat indeks rawan radikalisme dan terorisme Mojokerto menduduki urutan ke-3.

“Perlu diketahui bersama bahwa Indeks rawan radikalisme dan terorisme Kabupaten Mojokerto menduduki urutan ke 3. Maka kami ucapkan terima kasih kepada penyelenggara atas terlaksananya kegiatan ini. Mudah-mudahan manfaat dan Kab. Mojokerto aman” terangnya.

Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan pemaparan dari tiga narasumber yang dihadirkan yaitu (1) KH. Miftakhul Akhyar, Rais Am PBNU Ketua MUI Pusat dan Pengasuh Ponpes Miftachus Sunnah Surabaya (2) KH. Makruf Khozin, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Aswaja NU Center Jawa Timur dan (3) Ustadz Abu Fida mantan napi kasus terorisme (Napiter).

KH. Maruf Khozin sebagai pemateri pertama menyampaikan bahwa ajaran di dalam Islam semuanya adalah wasathiyah, rendah diri dan tidak boleh sombong dan yang baik adalah tawadhu. Pelit dan boros tidak disukai, Yang disukai adalah sederhana. Terkait dengan berbangsa, yang tidak boleh adalah mengkafirkan bangsanya sendiri.

Narasumber berikutnya, Ust. Abu Fida atau Muhammad Saifudin Umar berpesan bahwa jangan sampai terjebak dengan buku-buku yang mengajak kepada radikalisme dan terorisme.
“Pesan kami, jangan sampai salah baca buku. Buku-buku yang mengajak kepada radikalisme dan terorisme. Pesan Ust. Abu Fida.

Narasumber yang terakhir KH. Miftakhul Akhyar, beliau menyampaikan Islam agama samawi terakhir yang menyempurnakan agama samawi sebelumnya. Kesempurnaan Islam jangan disempitkan dengan hanya baca buku al wala wal bara. Jangan mudah terkecoh dan mari belajar Islam secara kaffah. (Fahrul)