Safari Ramadhan, MWCNU Trawas Ajak Masyarakat Cerdas Sikapi Perbedaan

Safari ramadhan MWCNU Trawas di Dusun Slepi. (Dok. Istimewa)
Safari ramadhan MWCNU Trawas di Dusun Slepi. (Dok. Istimewa)

Trawas, NU Online Mojokerto –

Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kecamatan Trawas bersama Forkopimcam Trawas menggelar agenda rutin tahunan Safari Ramadhan 1444 H yang pada hari keenam berpusat di Masjid Baiturrohman Dusun Slepi Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas, Selasa (30/3) malam.

Nampak hadir dalam kegiatan ini tim 2 Safari Ramadhan MWCNU Trawas, Rais Syuriah MWCNU Trawas, Ketua Tanfidziyah MWCNU Trawas, Kepala Desa Ketapanrame beserta perangkatnya, Ansor Banser Trawas, takmir masjid, tokoh agama dan masyarakat setempat.

H M Zainul Arifin, S.E., selaku Kepala Desa Ketapanrame menyampaikan terima kasihnya atas partisipasi masyarakat setempat dan MWCNU Trawas yang telah berkenan hadir di Dusun Slepi. Beliau juga memaparkan rencananya untuk membangun potensi wisata desa di Dusun Slepi.

“Di bulan ketiga pada tahun 2023 ini, masih banyak hal yang belum terlaksanakan. Terkhusus untuk Dusun slepi peningkatan kita diprioritaskan pada pembangunan potensi wisata yang berada di tanah ganjaran yang terletak di sebelah utara makam Desa Slepi yang bersebelahan dengan batas kabupaten. Untuk saat ini prioritas pembangunan pada TPA (Tempat Pembuangan Akhir).” tuturnya.

Mendekati tahun 2024 dimana akan terjadi perhelatan besar yakni pemilu, H Zainul Arifin juga mengajak masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan dan kekompakan masyarakat.

“2024 nanti merupakan tahun politik, jangan tergesa untuk menentukan langkah dan pilihan karena perhelatan masih di tahun depan. Jangan sampai ada keributan i sesama, tetap menjaga kerukunan dan kekompakan, dan jangan sampai perbedaan pilihan politik membuat perpecahan antar tetangga,” tandasnya.

Baca Juga:  Cetak Kader Profesional, PAC IPNU-IPPNU Jetis Gelar Diklat Administrasi

MWCNU Trawas yang dalam hal ini diwakili oleh Lamat Naim menyampaikan beberapa program dari NU Trawas. Beliau menjelaskan kebermanfaatan dari adanya Koin NU yang selama ini telah berjalan di dusun tersebut.

“Kita sebagai umat Islam memiliki kewajiban untuk merawat anak yatim dan membantu fakir miskin. Dengan adanya koin NU ini, kita dapat merealisasikannya. Koin NU yang kita jalankan setiap bulan itu kecil nilainya, namun besar manfaatnya. Sedikit tapi rutin itu akan menjadi berkah dan keikhlasan untuk kita semua,” ungkapnya.

Selain itu, beliau juga menjelaskan program percepatan wakaf untuk melindungi aset-aset wakaf dengan nadzir perorangan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Jadi wakaf masjid atau musholla dengan nadzir perorangan diganti dengan nadzir NU. Untuk melindungi aset-aset agar tidak disalahgunakan dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Cak Lamat sapaan akrabnya mengajak masyarakat setempat untuk cerdas dalam menyikapi perbedaan yang ada.

“Kalau zaman kita dahulu era tahun 90-an, aliran di Indonesia umumnya ada 2 yaitu NU dan Muhammadiyah. Kalau di zaman sekarang, setelah reformasi aliran semakin banyak. Aliran tidak hanya sebuah candaan namun lebih dari itu hingga saling membid’ahkan amalan-amalan yang ada. Kita tidak perlu terlalu ekstrim, kita harusnya mempertahankan budaya dan tradisi yang ada. Kalau ada sesuatu yang tidak sama dengan kita, maka biarkan saja. Semoga dalam bermoderasi agama, kita saling bersaing untuk menjadi lebih baik (fastabiqul khoirot). Kita harus cerdas dalam menyikapi perbedaan, jangan sampai kita ikut-ikut aliran yang tidak benar. Tetap kita tanggapi perbedaan ini untuk fastabiqul Khoirot,” tutupnya.

Baca Juga:  Pelantikan MWCNU Jatirejo, KH. Abd. Adzim Alwi : Jangan Sampai Ada Yang Hanya Titip Nama

Acara dilanjutkan dengan mauidloh hasanah oleh Ustadz Subhan, doa oleh KH Nur Hasan, dan ditutup dengan ramah tamah antar pengurus MWCNU Trawas, Pemerintah Desa Ketapanrame, dan masyarakat setempat. (Aff)