Tawangsari, NU Online Mojokerto – Fatayat NU menggelar pengajian bertajuk “Mari Jadikan Al-Qur’an sebagai Pedoman dan Lentera Menuju Kehidupan yang Penuh Keimanan serta Ketaqwaan kepada Allah SWT” di Balai Desa Tawangsari. Tokoh-tokoh penting serta warga nahdliyin menghadiri kegiatan ini. Minggu Pagi (16/03/2025)
Ketua Ranting Fatayat NU Tawangsari, Ning Sayyidatun Nisa, S.Pd., menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung acara ini. “Semoga setiap langkah kita menghadiri majelis ilmu ini dicatat sebagai amal ibadah oleh Allah SWT,” ujarnya.
Ketua PAC Fatayat NU Kecamatan, Masluhah, S.Pd., mengumumkan bahwaPAC Fatayat NU Trowulantelah memperoleh SK Amil Zakat dari PCNU 2 tahun lalu. Tahun ini, mereka berhasil mengumpulkan 475,8 kg zakat dan menyalurkannya kepada 90 penerima manfaat.
Ketua MWC NU, Kiai Syaiful Hadi menekankan pentingnya disiplin dalam kehidupan sehari-hari. “Kedisiplinan adalah kunci kelancaran dalam menjalankan ibadah dan berbagai kegiatan keagamaan,” katanya.
Acara berlangsung meriah dengan berbagai kegiatan. Setelah pembukaan, peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Fatayat, dan Mars Yalal Wathon. Penampilan Banjari Fatayat PAC semakin menyemarakkan suasana. Beberapa tokoh turut hadir, di antaranya Ketua PC Fatayat NU, Ketua PAC Fatayat NU, Ketua Ranting Fatayat se-Kecamatan Trowulan, Ketua PAC Muslimat, Ketua MWC NU, Anggota DPRD Kabupaten Mojokerto Wijayati, Bupati Mojokerto, Kepala Desa Tawangsari, Syuriah MWC NU Trowulan, serta perwakilan dari Banom dan Lembaga NU.
Mauidhah Hasanah Gus Barra: Keutamaan Puasa
Bupati Mojokerto, Dr. H. Muhammad Al Barra, Lc., M.Hum., atau akrab dipanggil Gus Barra mengapresiasi kegiatan ini dan menyampaikan mauidhah hasanah tentang keutamaan puasa. Gus Barra menyampaikan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih kesabaran, keikhlasan, dan pengendalian diri. Ibadah puasa memiliki nilai yang sangat tinggi dalam Islam karena ibadahnya langsung menghadap Allah SWT tanpa perantara.
Puasa juga menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan serta mendekatkan diri kepada-Nya. Gus Barra selanjutnya mengutip hadits dari Imam Bukhari bahwa setiap amal ibadah anak Adam memiliki pahala, tetapi puasa adalah ibadah yang pahalanya langsung dari Allah SWT. terkahir mengutip hadits dari Imam Ghazali yang membagi puasa menjadi tiga tingkatan yakni:
- Puasa orang biasa – hanya menahan lapar dan haus.
- Puasa orang khusus – menahan diri dari perbuatan maksiat.
- Puasa orang yang sangat khusus – menjaga hati dan pikiran dari segala keburukan.
Kiai Balya Zakiuddin menutup acara dengan doa dan menjadi akhir dari kegiatan. Semoga kegiatan ini membawa manfaat dan meningkatkan keimanan serta ketakwaan kepada Allah SWT.
Editor dan Penulis : Moch. Taufiq Zulmanarif (LTN NU Trowulan)
