KOLOM  

Nama-nama Kanjeng Nabi Muhammad

Selain lewat Siroh Nabawiyah, metode para ulama mengenalkan Kanjeng Nabi Muhammad SAW kepada umat adalah lewat Syamail. Kitab Syamail biasanya berisi hadits-hadits yang menceritakan bentuk fisik, karakter, kepribadian, serta adab dan akhlak Kanjeng Nabi Muhammad SAW sehari-hari.

Keutamaan metode Syamail ini ringkas dan lebih personal karena membahas kepribadian dan keseharian Kanjeng Nabi SAW, sehingga kita lebih jelas membayangkan sosok beliau SAW. Dan salah satu kitab Syamail yang sering dibaca para ulama adalah kitab Syamail Muhammadiyah karya Imam Turmudzi.

Kitab Syamail Muhammadiyah karya Imam Turmudzi ini banyak keistimewaannya. Para ulama besar yang mengakui keistimewaannya, antara lain seperti Imam Al Jazari, Imam Munawi, Imam Baijuri, Imam Ibnu Katsir dan masih banyak lagi.

Kitab ini juga terkenal keramat. Dulu guru saya dawuh, kalo kita kangen Kanjeng Nabi Muhammad dan ingin ketemu beliau, baca saja Syamail Muhammadiyah Imam Turmudzi. Karena gak ada para waliyullah yang tidak pernah membaca kitab ini. Para wali bisa kenal Kanjeng Nabi lantaran kitab ini, saking detail dan sistematisnya kitab ini menerangkan kepribadian Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Kalau kita membaca kitab ini, seakan kita bisa melihat langsung bagaimana sosok Kanjeng Nabi dan kehidupan beliau bersama para sahabat. Konon kalau kita menyimpan kitab ini di rumah kita, seakan Kanjeng Nabi hadir di rumah kita.

Nah, maka buat tombo kangen dan memperbesar cinta kita kepada Kanjeng Nabi Muhammad, selama bulan Mawlid, kami akan membahas kitab Syamail Muhammadiyah Imam Turmudzi ini. Kami akan bahas pasalnya secara acak, singkat, beserta penjelasan seperlunya dari kitab2 syarahnya. Semoga pembahasan ini jadi lantaran munculnya rindu kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Aamiin

Sebagai hadits pembuka, kita bahas Pasal Nama-nama Kanjeng Nabi Muhammad SAW, hadits pertama.

قال رسول الله : إن لي أسماء أنا محمد وأنا أحمد وأنا الماحى الذي يمحو الله بي الكفر وأنا الحاشر الذي يحشر الناس على قدمي وأنا العاقب والعاقب الذي ليس له بعده نبي

“Kanjeng Nabi Muhammad SAW dawuh : Sesungguhnya aku punya banyak nama, yaitu : namaku Muhammad, akulah Ahmad. Dan aku Al Mahi, yaitu dengan syariat dan petunjuk yang aku bawa, Gusti Allah menghilangkan kekafiran. Aku juga digelari Al Hasyir, di mana seluruh manusia dihimpun di belakangku. Aku pun digelari Al ‘Aqib (penerus para Nabi). Al Aqib adalah seorang Nabi yang tidak ada lagi Nabi setelahnya”

Penjelasan :

1. Nama-nama (asma’) Kanjeng Nabi SAW di sini adalah nama mulia yang disematkan dan dinisbatkan kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Baik itu nama isim ‘alam (nama panggilan), seperti Muhammad, Ahmad, Abul Qosim atau Ibnu Abdillah. Maupun nama yang jadi sifat mulia beliau, seperti Al Mahi, Al Hasyir, Al Aqib dan lain-lain.

2. Menurut Imam Suyuthi, Gusti Allah punya seribu asma’, sedangkan Kanjeng Nabi Muhammad SAW juga punya seribu nama yang dinisbatkan pada beliau. Nama-nama Kanjeng Nabi Muhammad SAW ini ada yang umum (bisa dipakai orang lain) dan ada yang khusus bagi beliau (tidak boleh dipakai orang lain).

Baca Juga:  Menghitung Kemungkinam Di Tengah Pandemi COVID-19

3. Dawuh Imam Ka’ab Al Ahbar, Kanjeng Nabi SAW oleh penduduk surga dikenal dgn nama Abdul Karim, penduduk neraka menyebut beliau Abdul Jabbar, penduduk ‘arsy menyebut beliau Abdul Hamid, para malaikat menyebut beliau Abdul Majid, para Nabi menyebut beliau Abdul Wahhab, setan menyebut beliau Abdul Qohhar, bangsa jin menyebut beliau Abdur Rohim, gunung2 menyebut beliau Abdul Kholiq, padang2 pasir menyebut beliau Abdul Qodir, lautan menyebut beliau Abdul Muhaimin, bangsa paus menyebut beliau Abdul Qudus, makhluk berbisa menyebut beliau Abdul Ghiyaats, binatang liar menyebut beliau Abdur Rozzaq, binatang buas menyebut beliau Abdus Salam, binatang ternak menyebut beliau Abdul Mukmin, bangsa burung menyebut beliau Abdul Ghoffar, kitab Taurot menyebut beliau Mudz Mudz, Injil menyebut beliau Thob Thob, shuhuf menyebut beliau ‘Aqib, kitab Zabur menyebut beliau Faruq, Gusti Allah menyebut beliau Thoha dan Yaasin, orang mukmin menyebut beliau Muhammad SAW yang punya kunyah (julukan) Abul Qosim karena suka membagi-bagikan (yaqsamu) surga kepada ahlinya yaitu umat beliau.

4. Dalam satu kaidah, semakin banyak sebutan mulia, menunjukkan derajat kemuliaan orang tersebut.

5. Nama “Muhammad” yang bermakna yang terpuji. Nama ini adalah ilham dari Gusti Allah dan sebagai doa bagi Kanjeng Nabi dari kakek beliau, Abdul Mutholib, semoga menjadi permata yang dipuji oleh makhluk bumi dan langit.

6. Nama “Ahmad” yang bermakna yang paling terpuji dari semua orang terpuji di sisi Gusti Allah. Di hari kiamat, ada satu pintu syafaat yang tidak bisa dibuka oleh siapapun kecuali dengan perantara doa pujian yang diucapkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Karena itu, beliau disebut Ahmad.

7. Nama Al Mahi, dengan perantara syariat dan petunjuk Kanjeng Nabi SAW, Gusti Allah menghilangkan kekafiran. Yaitu menghapus penyembahan terhadap berhala, mencerahkan akal sehat, memisahkan hal baik dgn hal buruk, menyelamatkan hati yang lupa dan mengembalikan martabat kemanusiaan di tempat semestinya.

8. Nama Al Hasyir, di mana seluruh manusia dihimpun di belakang Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Titik balik sejarah manusia adalah saat diutusnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW, di mana nilai-nilai peradaban masa lalu yang buruk dikoreksi dan menjadi lebih beradab hingga saat ini. Ketika kiamat, Kanjeng Nabi Muhammad SAW adalah orang yg pertama kali dibangkitkan, lalu diikuti manusia lain. Kanjeng Nabi SAW pun jadi rujukan utama manusia yg mencari syafaat di hari kiamat.

9. Nama Al Aqib yaitu seorang Nabi yang tidak ada lagi Nabi setelah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Mata rantai kenabian diakhiri oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW, sehingga Kanjeng Nabi Muhammad menjadi rujukan satu-satunya dalam mengenal Gusti Allah bagi umat zaman akhir.

Pasal Nama-nama Kanjeng Nabi Muhammad SAW, hadits kedua

قال حذيفة رضي الله عنه : لقيت النبي صلى الله عليه وسلم في بعض طرق المدينة فقال : أنا محمد و أنا أحمد وأنا نبي الرحمة ونبي التوبة وأنا المقفى وأنا الحاشر ونبي الملاحم

“Dawuh Sayyidina Hudzaifah RA: Aku bertemu Kanjeng Nabi Muhammad SAW di satu jalanan Madinah. Lalu Kanjeng Nabi dawuh: Aku Muhammad, aku Ahmad, aku Nabiyyur Rohmah, aku Nabiyyut taubah, akulah Al Muqaffi, akulah Al Hasyir dan akulah Nabiyyul Malahim”

Baca Juga:  Lembaga Pendidikan Tinggi NU di Masa Pandemi

Penjelasan :

1. Nabiyyur Rohmah atau Nabi Pembawa Rahmat. Karena Gusti Allah telah berfirman :

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“Dan Kami tidak mengutus kamu, hai Muhammad, selain untuk menjadi sebab rahmat bagi semesta alam” (Al Anbiya’ 107)

Berkat Kanjeng Nabi Muhammad SAW, semua makhluk, sebejat apapun makhluk itu, tetap dirahmati Gusti Allah dari efek dosa yang berpotensi jadi sebab turunnya adzab hebat yg menjungkirbalikkan dunia. Rahmat ini turun bila makhluk tetap mengikuti jalan Kanjeng Nabi SAW. Maka dianjurkan bersholawat yang salah satunya berguna untuk menolak adzab.

2. Nabiyyut Taubah atau Nabi yang mengajak dan mengajarkan cara bertaubat dan meminta ampun pada Gusti Allah. Dan beliau adalah manusia tidak pernah lupa bertaubat dengan beristighfar 70 kali atau 100 kali atau lebih dalam sehari, padahal beliau makshum. Maka Kanjeng Nabi disebut Imamnya para pencari taubat (Imamut tawabiin).

3. Al Muqaffi atau Al Muqoffa, makna pertama, Nabi yang datang mengikuti jejak dan metode para Nabi dan orang sholeh terdahulu. Yaitu dalam hal tauhid (pokok akidah) dan akhlak yang mulia. Bukan dalam hal syariat yg spesifik atau cabang (furu’).

Gusti Allah dawuh

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۖ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ

“Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Gusti Allah, maka ikutilah petunjuk mereka” (Al An’am 90)

Makna kedua, Nabi yang menjadi penerus perjuangan para Nabi, sekaligus Nabi yang menjadi akhir risalah.

Gusti Allah dawuh

ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلَىٰ آثَارِهِمْ بِرُسُلِنَا

“Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan rosul-rosul Kami” (Al Hadiid 27)

4. Nabiyyul Malahim, jamak dari malhamah atau perang. Yang bermakna Nabi yang mengalami beberapa peperangan dan Nabi yang memimpin beberapa peperangan. Ada 72 kali perperangan terjadi semasa Kanjeng Nabi SAW hidup, 28 kali di antaranya dipimpin langsung oleh beliau SAW.

5. Dalam 2 hadits ini, menghimpun sifat mulia Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang bertolak belakang. Selain punya sifat lembut dan toleran, Kanjeng Nabi juga punya sifat keberanian dan ketegasan. Maka ini jadi isyarat bahwa dalam diri Kanjeng Nabi Muhammad SAW, terkumpul semua sifat mulia dalam diri manusia. Semua sifat itu pun berdasarkan sifat rohmah.

Dawuh Gusti Allah

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

“Muhammad, sang utusan Gusti Allah dan sahabat-sahabat yang bersamanya adalah umat yang sangat tegas dengan segala bentuk matinya akal sehat, namun sejatinya mereka semua adalah orang-orang yang welas asih”

Wallahu a’lam.

Penulis : Gus Fahmi Ali N H (Pegiat Terong Gosong Mojokerto)