Dorongan para kiai dan panggilan mengabdi pada masyarakat di daerah kelahirannya menjadi faktorn utama Titik Masudah turut maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Mojokerto 2020 ini.
Bagi sebagian orang, terutama di Mojokerto, nama perempuan yg akrab dipanggil mbak Titik -sebagian menyapa lek Tik- ini belum banyak dikenal. Tapi siapa kira wanita asal Kedungmaling ini memiliki kiprah yang berjimbun dengan ribuan pengalaman dari berbagai organisasi baik sosial, politik maupun di kepemerintahan.
Lahir pada tanggal 18 Agustus 1975 di desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kab. Mojokerto, dari pasangan H. M. Sya’roni dan Hj. Musyarofah. H. M. Syaroni sendiri adalah pengurus NU Kecamatan Sooko juga sekaligus politisi PPP yang pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kab. Mojokerto selama dua periode.
Mbak Titik memiliki saudara berjumlah tujuh. Salah satunya Ida Fauziyah yang kini menjadi Menteri Tenaga Kerja era Jokowi. Bersama dengan saudara saudaranya, Mbak Titik memperoleh pendidikan yang layak khususnya dalam ilmu keagamaan.
Pada tahun 1982, Mbak Titik menempuh pendidikan dasarnya di MI Walisongo. Kemudian melanjutkan pendidikannya ke Pesantren Al lathifiyyah Tambak Beras Jombang. Selain Mondok, Mbak Titik juga melanjutkan sekolahnya di MTS Tambak Beras. Pun jenjang berikutnya, Mbak Titik melanjutkan Madrasah Aliyahnya di sekolah pesantren yang sama.
Pada tahun 1994, Mbak Titik melanjutkan pendidikannya ke IAIN Sunan Ampel Surabaya jurusan PAI Fakultas Tarbiyah. Di IAIN Sunan Ampel Surabaya ini, Mbak Titik masuk dalam kepengurusan PMII. Selain di PMII, Mbak Titik juga aktif di PW. IPPNU Jawa Timur. Bahkan Mbak Titik sempat didapuk menjadi Wakil Ketua mendampingi Siti Nafsiah, Ketua PW. IPPNU pada waktu itu.
Tahun 1998, Mbak Titik menyelesaikan kuliah S1-nya. Ia kemudian, selain berlanjut mengabdi di PW. IPPNU Jawa Timur, Mbak Titik turut pula menjadi relawan PK2P di Kelurahan Ngagel Rejo Wonokromo, Surabaya.
Pada tahun 2001, karena harus mengikuti suaminya kerja, Mbak Titik turut pindah ke Jakarta. Di Jakarta, ia sempat dijadikan pengurus PP. IPPNU. Namun karena masih awal adaptasi di Jakarta, Mbak Titik lebih berkonsentrasi mengurus rumah tangganya. Hingga pada tahun 2007, Mbak Titik memutuskan untuk aktif kembali dalam organisasi. Awal mula, Mbak Titik aktif di PKB-Perempuan Bangsa. Kemudian berlanjut menjadi Staff Asisten Pribadi ketika Ida Fauziyah, Kakaknya, yang telah menjadi anggota DPR RI.
Tahun 2010 hingga 2019, Mbak Titik diamanahi menjadi tenaga ahli anggita DPR RI. Dan dari 2019 hingga sekarang, Mbak Titik masih menjabat sebagai Staf Khusus Kementerian Tenaga Kerja.
Di bidang organisasi sosial keagamaan, pada tahun 2010, Mbak Titik dipilih menjadi pengurus bidang Ekonomi PP Fatayat Pusat Jakarta. Dan pada tahun 2015 sampai sekarang, Mbak Titik diamanahi lagi menjadi Bendahara Umum PP Fatayat NU Pusat Jakarta. Pada tahun yang sama, Mbak Titik juga diamanahi menjadi wakil Bendahara di DPP Perempuan Bangsa. Dan pada tahun 2019, ia diangkat pula menjadi Sekertaris I DPP Perempuan Bangsa.
Mbak Titik pernah ikut pileg baik tahun 2014 maupun tahun 2019 di Dapil Jawa Timur. Tetapi ia belum memiliki keberuntungan menjadi anggota Legislatif pada masa itu. Ketika Ida Fauziyah dicalonkan menjadi Wakil Gubernur Jawa Tengah, Mbak Titik pun terlibat sebagai Tim Pemenangan kakak kandungnya tersebut. Mesikpun Kakaknya sendiri, belum berhasil menapaki Jabatan sebagai pemimpin di Jawa Tengah.
Meskipun demikian, berbagai pengalaman itu, menjadikan pelajaran yang berharga dalam berpolitik baginya. Strategi, mentalitas, mobilisasi hingga berbagai kerja kerja partai, menjadi pijakan untuk menapaki dalam palagan palagan berikutnya.
Sebagai putra daerah, Mbak Titik merasa terpanggil untuk memperbaiki kondisi Mojokerto. Karenanya, di Pilkada yang akan datang, Mbak Titik dengan segudang pengalamannya itu, akan ia persembahkan untuk kemajuan Mojokerto. (Is)