KHUTBAH IDHUL ADHA 2021 : Menyambung Hati Dengan Allah Disaat Pandemi Mewabah

 

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ ،

اللهُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَصِيْلاً لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَ لِلّهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِى جَعَلَ عِيْدَ اْلأَضْحى عِبْرَةً لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا وَ مَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَ ألِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا صَادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْنُ.

(أما بعد) أَيُّهَا الْإخوان أوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ﴿ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ﴾

 

Allahu Akbar 3x walillahil hamd Saudara-saudara kaum Muslimin Muslimat rahimakumullah

Dengan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, hari ini kita dapat merayakan Idul Adha, disaat situasi pandemi yang masih berlangsung, mari kita tingkatkan dan kuatkan keimanan kita, ketakwaan kita dengan merefleksikan takbir, tahmid dan tahlih sebagai imun kita dengan penuh ketulusan menghamba kepada Allah memohon agar segala ujian yang diberikan oleh Allah akan diberikan jalan keluar yang terbaik  oleh Allah SWT.

 

Allahu akbar 3x hadirin jamaah sholat iedhul adha rahimakumullah

Ribuan tahun yang lalu, di tanah kering yang tandus, di atas bukit-bukit bebatuan yang padas, sebuah cita-cita besar dan luhur ummat manusia telah dipancangkan oleh Nabi Ibrahim ‘Alaihi As-Salaam, cita-cita yang terbukti melahirkan peradaban besar dunia. kesejahteraan lahir dan batin. Suatu kehidupan yang aman, tenteram, sentosa subur makmur gemah ripah loh jinawe. Dan ini adalah peradaban mulya yang harus dipertahankan dan diperjuangkan.

 

Allahu akbar 3x hadirin jamaah sholat iedhul adha rahimakumullah

Disaat pandemi seperti ini adakah kesombongan yang patut kita banggakan?, semua akan menjadi lumpuh tak berdaya oleh kudrat iradahNya. Betapa tidak!, akal tidak mampu lagi berfikir dan menalar ketika Allah sudah berkehendak, terus kita mau bagaimana? Ada empat point penting dalam menyikapi ujian ini:

  1. Kembali kepada Allah secara totalitas, dengan tulus ikhlas menyambung hati kepadaNya dengan penuh kesabaran menerima segala ujian yang diberikan Allah SWT. karena ujian ini adalah hadiah besar dari Allah bahwa kita diharapkan baik dan dicintai oleh Allah SWT. Sebagaimana sabda rasulullah SAW;
Baca Juga:  Komandan CBP KPP Mojokerto Meriahkan Penyembelihan Qurban di PCNU Kab. Mojokerto

قال صلى الله عليه وسلم:  إنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا إِبْتَلَاهُمْ

Sesungguhnya Allah, disaat senang kepada suatu kaum maka Allah akan mengujinya.

 

  1. Tidak kufur nikmat banyak perumpaan kaum terdahulu yang diberi nikmat berlimpah ruah oleh Allah SWT, namun mereka mengingkarinya sebagaimana kaum ‘ad (kaum nabi Hud. a.s) tidak mau menyembah Allah, menghina nabinya padahal kemakmuran telah diberikan kepada mereka dengan hasil pertanian yang berlimpah, peradaban yang tinggi serta kesejahteraan hidup, maka Allah menimpakan angin topan yang dahsyat dan membinasakannya. Konsekuensi dari contoh diatas, jika manusia dengan ujian ini tetap kufur nikmat maka Allah akan menimpakan penderitaan libasal ju’ wal khouf )derita kelaparan dan rasa takut yang berkepanjangan) sebagai hadiah dari buah dan ulah kekufurannya. Dalam al-Quran dijelaskan:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ﴿إبراهيم:(14): 7﴾

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.

 

  1. Selalu beristighfar, dengan senantiasa memohon ampunan atas dosa-dosa yang kita lakukan dengan menjadikan wasilah derajat Rasul Muhammad agar pandemi ini cepat segera berahir dan bukan merupakan azab dari Allah SWT.

وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيْهِمْج وَمَا كَانَ اللهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ ﴿الأنفال:(8): 33﴾

            Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada diantara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedangkan mereka (masih) memohon ampunan.

 

  1. Tawakkal ‘Alallah, menyerahkan segala urusan hanya kepadaNya; tidak bertingkah latah dan gegabah menilai salah terhadap ujian ini, tetapi harus selalu husnu zan kepadaNya karena kepada Allah lah tempat sebuah harapan dan rahmat yang bisa mengangkat terhadap ujian menjadi kehidupan yang normal seperti sedia kala. Allahumma Amin. Sebagaimana firman Allah :

   وَمَنْ يَتَوَكّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُه﴿الطلاق:3﴾

Dan barang siapa tawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.

Semoga dengan upaya dhahiran (tetap menjaga dan menjalankan prokes) sebagai upaya himayatun nafs (menjaga jiwa)  wa bathinan (olah dzikir) yang istiqamah, kita diberikan iman dan imun yang kuat, di jauhkan wabah oleh Allah dan mari kita berempati terus berdoa dan mendoakan kepada mereka yang diberi sakit diberikan kesembuhan oleh Allah dan khusus untuk negeri ini agar diberikan yang terbaik oleh Allah SWT, amin ya rabbal ‘alamin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Baca Juga:  Khutbah Jumat: Motivasi Beribadah

Khutbah II

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

 

 

Penulis : Zainul Arifin S.H.I, M.Ag (Wakil Katib PCNU Kab. Mojokerto)