Ngoro, NU Online Mojokerto –
Waktu terjadinya Lailatul Qadar (Malam Kemuliaan) dirahasiakan oleh Allah. Nabi Muhammad saw bahkan hanya menganjurkan agar kita mencari malam tersebut terutama pada malam 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Beberapa hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari tentang waktu turunnya lailatul qadar diantaranya adalah:
عن عائشةَ رضِيَ اللهُ عنها، أنَّ رسولَ الله صلَّى الله عليه وسلَّمَ قال: “تَحرُّوا لَيلةَ القَدْرِ في الوَتْر من العَشرِ الأواخِرِ من رمضانَ”.
“Diriwayatkan dari Aisyah RA berkata, Rasulullah bersabda, ‘Carilah malam qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.”
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رِجَالًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْمَنَامِ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ
“Diriwayatkan dari Ibn Umar RA bahwa beberapa sahabat Nabi salallahualaihi wasallam diperlihatkan lailatul qadar dalam mimpi, di tujuh hari terakhir. Rasulullah salallahualaihi wasallam lalu bersabda: ‘Aku melihat mimpi kalian bertepatan di tujuh hari terakhir. Siapa yang ingin mencarinya, carilah ia di tujuh hari terakhir.”
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا سَعِيدٍ وَكَانَ لِي صَدِيقًا فَقَالَ اعْتَكَفْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعَشْرَ الْأَوْسَطَ مِنْ رَمَضَانَ فَخَرَجَ صَبِيحَةَ عِشْرِينَ فَخَطَبَنَا وَقَالَ إِنِّي أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ثُمَّ أُنْسِيتُهَا فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ فِي الْوَتْرِ
“Diriwayatkan dari Abi Salamah bahwa ia berkata: aku bertanya pada Abi Sa’id; ia adalah temanku. Ia lalu berkata ‘Kami beri’tikaf bersama Nabi salallahualaihi wasallam dalam 10 hari pertengahan dari bulan Ramadan. Lalu beliau keluar dari rumah di pagi hari tanggal 20. Beliau lalu berkhutbah di hadapan kami. Beliau berkata ‘Aku diperlihatkan lailatul qadar lalu aku lupa tepat waktunya. Carilah ia di sepuluh hari terakhir, di hari ganjil’.”
Imam an-Nawawi menilai bahwa pendapat yang kuat adalah Lailatul Qadar jatuh di setiap tahunnya di malam yang berbeda-beda.
Salah satu hikmah dari tidak dijelaskannya secara rinci tentang kapan lailatul qadar ini, adalah umat Islam akan senantiasa tekun beribadah sepanjang ramadan, tidak hanya terpaku pada malam atau hari tertentu saja. Jika waktu lailatul qadar sudah diberitahukan sejak awal, maka konsentrasi umat hanya pada malam yang dimaksudkan saja.
Semoga kita diberi sehat wal ‘afiat, menjalankan puasa dan aktifitas ibadah dengan semangat, mendapat anugerah lailatul qadar yang penuh rahmat, agar ramadhan benar benar berkah dan manfaat, amiin.
Sumber :
elmufid_perumcinta
– Sie Publikasi JHQ Mojokerto
– Sekretaris MWC NU Ngoro Mojokerto
Kontributor: Hasan – LTN Ngoro
Editor: Wahyu T. O.