Mojokerto – Memperingati Harlah NU ke 97, PCNU Kab. Mojokerto melakukan ziarah ke muasis NU. Rombongan diberangkatkan oleh Bupati Kab. Mojokerto, Ipung Kasiadi. Ipung Kasiadi dalam sambutan pemberangkatan mengingatkan agar para peziarah menjaga kesehatannya dengan membawa masker dan selalu mencuci tangan selama perjalanan.
“Mengantisipasi penyebaran wabah epidemi corona, saya mengingatkan kepada saudara sekalian untuk menggunakan masker selama dalam perjalanan dan juga mencuci tangan.”
Dua bus yang menampung pengurus PCNU dan pengurus MWC kemudian berangkat menuju makam KH. Achyat Halimi. Setelah itu, rombongan menuju ke makam Rois Syuriah pertama Mojokerto yakni KH. Zainul Alim, yang terletak di kuburan panjang Losari. Sebelum pembacaan tahlil, KH. Zamroji Syarif dan KH. Abdul Adzim Alwi memasang nisan yang bertuliskan nama dan penanda bahwa KH. Zainul Alim sebagai rois syuriah NU pertama Mojokerto.
Ayyuhanafiq, sebagai pegiat sejarah Mojokerto merasa bahagia. Sebab pada akhirnya perjuangannya untuk memasang penanda makam KH. Zainul Alim diapresiasi oleh PCNU Kab. Mojokerto.
“Setelah hampir 2 tahun menyarankan agar ada penanda pada Makam Rois Syuriah NU Mojokerto yang telah meninggal, hari ini satu prasasti nama Rois Syuriah telah terpasang” tukasnya di status facebooknya.
Rombongan kemudian melaju ke Makam Hadratus Syekh Hasyim Asyari di PP. Tebuireng Jombang. Di makam Tebuireng, rombongan dipersilahkan masuk ke dalam area makam, dikala jamaah luar tidak diperbolehkan lagi masuk ke area makam. Hal ini dikarenakan jauh sebelumnya panitia telah melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan pengurus PP. Tebuireng akan rencana ziarah ke makam Hadratus Syekh Hasyim Asyari.
Selanjutnya, rombongan mengakhiri ziarahnya ke makam KH. Wahab Hasbullah. Sedianya rencana awal akan berziarah juga ke makam KH. Bisri Syansuri, tetapi karena waktu tidak memungkinkan, maka bacaan tahlil dan doa dimunajatkan di makam KH. Wahab Hasbullah.
Tepat menjelang Isya’ rombongan sampai di Halaman PCNU Kab. Mojokerto. Dan acara ditutup dengan doa oleh Romo KH. Husein Ilyas sebelum tasyakuran 9 tumpeng. (Isno)