Warta  

Hadiri Manaqiban di Makam Mbah Jurang Dowo, KH. Abd. Adzim Alwi Ingatkan Pentingnya Manaqib

Pada hari Kamis malam Jumat legi (21/09), KH Adzim Alwy hadir di majelis rutinan Manaqib makam Mbah Jurang Dowo Dusun Paras Desa Pacet Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto.

Pada sambutannya, KH Adzim Alwy menceritakan tentang salah satu riwayat manaqib Syaikh Abdul Qadir Al Jailani. Diriwayatkan ada seorang perempuan yang memondokkan putranya pada Syaikh Abdul Qodir Al Jailani. Setelah satu bulan, perempuan tersebut menjenguk putranya dan mendapati anaknya kurus karena hanya makan roti kering. Dengan keadaan ini, perempuan tersebut menemui Syaikh Abdul Qodir bermaksud untuk komplain. Ternyata Syaikh tersebut kedapatan makan ayam yang menyisakan tulang.

“Ya Syaikh, Mengapa putraku kurus yang hanya makan roti kering, sedangkan engkau makan ayam begitu enaknya?,” ucap perempuan tersebut.

Baca Juga:  Gus Kautsar, "Sekalipun Kiai Harus Manut dengan Dokter"

Lalu Syaikh Abdul Qodir nyabdo tulang ayam tersebut. Seketika tulang-tulang tersebut tersusun dan ayam tersebut hidup seraya mengucapkan ” لَا إِلٰهَ إِلَّا إللّٰهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللّٰهِ الشَّيْخُ عَبْدُ الْقَادِرِ وَلِيُّ اللّٰهِ ” dan perempuan tersebut terdiam.

Membaca manaqib merupakan tradisi warga NU. Hal ini merupakan wujud doa dengan memohon kepada Allah melalui wasilah waliyullah. Biasanya dilakukan saat memiliki satu hajat tertentu.

Pimpinan majelis rutinan Gus Chudori menambahkan, “kita mati mau mengandalkan apa? Mengandalkan ibadah kita saja tidak cukup. Oleh karenanya, kita perlu wasilah leluhur dan waliyullah salah satunya Syaikh Abdul Qodir Al Jailani ini. Dan syafaat Nabi Muhammad tentunya.”

Di sisi lain, KH Adzim Alwy menambahkan bahwa membaca manaqib, istighosah dan tahlil merupakan salah satu ikhtiar warga NU dalam berkontribusi terhadap negara. Yang mana hal ini merupakan ikhtiar spiritual agar negara kita tetap aman dan tentram.

Baca Juga:  Puncak HSN PCNU Kab. Mojokerto Dimeriahkan Dengan Malam Tirakatan

 

Kontributor : LTN Pacet