Tidak sengaja, saya mampir di rumah dinas Wali Kota Mojokerto, yang kini telah berubah menjadi rumah rakyat. Hal ini lantaran ada undangan via wa bahwa ada pembacaan simtut dhuror di rumah rakyat ini. Setelah sampai, ternyata sepi. Tidak ada aktivitas gemuruh seperti acara sholawat sholawat seperti biasanya. Saya tidak bergegas pergi. Saya amati disekitar rumah rakyat itu. Ternyata ada suara bersholawat. Dan sumber suara itu ada di pojok rumah rakyat. Tepatnya di sebuah bangunan baru, yang langsung saya duga itu adalah Musholah.
Dan ternyata benar, mushola kecil itu dipenuhi oleh jamaah pecinta sholawat. Saya lihat para jamaah banyak pula yang berperawakan Arab. Meskipun tak sedikit yang berwajah Jawa.
Sampai di mushola saya langsung diberi konsumsi, satu kotak nasi dan satu kotak Snack. Kemudian saya langsung bergabung ke dalam mushola. Dan mengikuti pembacaan simtut dhuror yang menggema disudut sudut ruangan. Pembacaan sholawat diiringi dengan tabuhan ala Ahbabul Mustofa Habib Syekh. Mendengarnya,menjadi tak mengantuk, mata tetap terjaga, karena terus mendengar hentakan hentakan tabuhannya.
Usai pembacaan sholawat, acara diisi ceramah oleh Habib Alwi. Dalam ceramahnya Habib Alwi berpesan agar jamaah terus membaca sholawat. Sebab orang yang membaca sholawat sekali akan dibalas dengan Rahmat Allah 10 kali.
Selain berpesan agar jamaah tetap Istiqomah membaca sholawat, Habib Alwi juga berpesan agar jamaah selalu mencatat ilmu yang diberikan oleh guru. Jangan hanya mengandalkan ingatan. Karena ingatan akan hilang saat seseorang terjebak dengan kesibukan.
” Saya ngaji kepada siapapun selain membawa kitab, rekaman, juga mencatat, sampai tanggal tahunnya itu masih saya simpan. Jadi jamaah sekalian, mari kita catat ilmu yang diberikan guru guru kita” terang Habib Alwi.
Usai berceramah, Habib Alwi menutup dengan doa. Dan kemudian saling bersalaman satu jamaah dengan lainnya.
Saya pun turut menyalami Habib Alwi dan juga jamaah lainnya. Usai bersalaman saya berbincang bincang dengan Mas Alif Anshori, Ketua Penyelenggara. Dari perbincangan itu saya memperoleh informasi bahwa komunitas pembacaan sholawat simtut dhuror di rumah dinas Wali Kota itu telah terbentuk dan beraktivitas selama satu tahun. Awalnya dulu sebenarnya kelanjutan dari pembacaan Diba era KH. Mas’ud Yunus sebagai wali kota. Tetapi setelah KH. Mas’ud Yunus tidak menjabat Wali Kota, aktivitas pembacaan Diba ini sempat terhenti. Kemudian dilanjutkan oleh Mas Alif, dengan format sholawat simtut dhuror. Sempat jamaah membludak. Tetapi karena pandemi, pembacaan sholawat dialihkan ke mushola.
Jamah pun, kata Mas Alif, mengalami pasang surut. Kadang banyak kadang sedikit. Ada yang dekat, ada yang jauh. Kadang ada jamaah dari para pegawai, kadang tidak ada sama sekali. Tetapi pembacaan simtut dhuror akan terus berjalan. Seiring dengan mahabbah di dalam hati kepada Kanjeng Nabi, yakinnya.
Kota Mojokerto, 6 Agustus 2022
Isno