KOLOM  

Mengulik Makna Malam 21 Ramadhan 

Pacet, NU Online Mojokerto – 

Tidak terasa sudah sampai pada malam 21 Ramadhan di tahun 2022 ini. Malam 21 Ramadhan menjadi malam yang istimewa bagi umat islam.

Peringatan malam 21 Ramadhan ini disebut malam selikuran dalam bahasa Jawa. Peringatan ini memiliki arti sebagai penyambutan malam Lailatul Qadar yang diyakini jatuh diantara malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir Ramadhan.

Maka dari itu, masyarakat memperingati tradisi malam 21 Ramadhan untuk menyambut malam yang lebih baik dari seribu bulan di mana berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Imam Bukhari, berikut salah satu dari sabda Rasulullah SAW,

Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, pada malam yang kesembilan tersisa, malam yang ketujuh tersisa, malam yang kelima tersisa”. (HR. Bukhari)

Baca Juga:  Keutamaan Malam Nisfu Sya'ban

Malam-malam ganjil dimulai pada hari ini (22/04) sampai berakhirnya bulan ramadhan. Sebagaimana Rasullullah,  yang mengisinya dengan beri’tikaf (berdiam diri di masjid) sebagai ibadah yang disunnahkan untuk dikerjakan di setiap waktu. Salah satu ibadah ringan yang dapat dilakukan oleh siapapun namun sering terabaikan.

Malam Lailatul Qadar juga dipercaya oleh ulama sebagai malam saat Al Quran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril.

Malam lailatul qadar juga dimaknai sebagai malam ketika malaikat turun ke bumi dengan membawa tugas memberi kedamaian, berkah, dan bimbingan sampai fajar menjelang.

Untuk Ramadhan 1443 H tahun ini, malam 21 Ramadhan jatuh pada Jumat (22/04/2022) pada malam harinya yaitu malam Sabtu.

Baca Juga:  Menakar Bahaya Sifat Kikir Dari Kisah Tsa’labah Dalam Alquran: Tafsir Surah at-Taubah Ayat 75-77

Banyak cara yang bisa dilakukan pada malam-malam terakhir di bulan Ramadhan. Di antaranya dengan memperbanyak bacaan Sholawat dan melakukan shalat malam. Oleh karena itu, mari terus memanfaatkan momen ini sebagai sarana untuk meningkatkan iman kepada Allah SWT dan terus memohon ampun atas segala dosa yang telah diperbuat.

Kontributor: Tanto, LTN NU Pacet

Editor: Wahyu T. O.