NU Online Mojokerto –
Pada siang hari yang terik saat bulan Ramadan menjadikan suhu udara suatu kota memanas. Tentu kondisi ini menambah rasa lesu dan lemah kaum muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Dari kejauhan nampak seorang anak sedang menyantap makanan dengan lahapnya. Maklum saja, ia adalah anak majusi, penganut agama penyembah api.
Melihat putranya asyik menyantap makanan dengan lahapnya tanpa menghiraukan keadaan sekitar, sang ayah lantas menemui dan memukul anaknya seraya berkata “Mengapa engkau tidak menjaga kehormatan umat Islam di bulan Ramadan?”.
Tak selang berapa lama, pasca kejadian tersebut, sang ayah meninggal dunia yang masih dalam pekan itu. Kemudian, seorang alim di daerah tersebut bermimpi melihat si ayah yang beragama majusi tersebut berada di surga. Lantas ia berkata, ” Bukankah engkau seorang majusi?”
Ia menjawab, “Benar, akan tetapi ketika ajalku akan datang Allah memuliakanku dengan Islam karena aku telah memuliakan bulan Ramadan,”
Sumber:
– Nuzhatul-Majális 1/162
– Disebutkan dalam kitab al Fawaid al Mukhtaroh 447