Trowulan, NU Online Mojokerto –
Tak terasa sudah memasuki momen Nisfu Sya’ban, Ada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dari sahabat Ali bin Abi Thalib RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Jika datang malam nisfu sya’ban ini maka sholatlah malamnya dan puasalah siangnya, sesungguhnya Allah SWT turun pada malam itu ke langit dunia dan beseru: Duhai para pemohon ampunan kepada-Ku. Aku beri ampunan kepadamu, duhai peminta rizki, akan aku beri, duhai orang yang tertimpa musibah dan sakit, kuberikan kemudahan dan kesembuhan mulai saat fajar tenggelam matahari sampai terbit fajar. (HR Ibnu Majah).
Ada juga hadits yang diriwayatkan oleh imam Tirmidzi dari Ummul Mukminin Aisyah RA, yakni suatu malam, Aisyah kehilangan Rasulullah SAW. Kemudian ia mencari dan menduga Rasulullah SAW bermalam pada salah satu istrinya, ternyata Rasulullah SAW berziarah ke makam Baqi’ setelahnya menyapa Aisyah RA, Rasululah SAW bersabda “ Sesungguhnya Allah telah turun ke langit dunia pada malam nisfu sya’ban seraya mengampuni (makhluk) yang lebih banyak dari bilangan bulu domba (jumlahnya).”
Sebuah hadits lain, riwayat Ibnu Asakir dari sanad Aisyah RA menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “ Bulan Ramadan adalah bulan milik Allah, dan bulan Sya’ban adalah bulan milikku, Sya’ban adalah bulan pembersihan dan Ramadan adalah bulan penghapusan (dosa dan kesalahan).”
Saat malam Nisfu sya’ban sering dianjurkan untuk membaca surat yasin sebanyak 3 kali. Hal ini dijelaskan dengan jelas oleh Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas al-Maliki yakni sebagai berikut:
“Tapi tak ada larangan bagi seseorang yang mengiringi amal salihnya dengan permintaan dan permohonan hajat agama dan dunia, jiwa dan raga, lahir dan batin. Siapa saja yang membaca surat Yasin atau surat lainnya dengan ikhlas lillahi ta‘ala sambil memohon keberkahan pada usia, harta, dan kesehatan, maka hal itu tak masalah. Artinya, orang ini telah menempuh jalan yang baik (dengan catatan ia tidak meyakini bahwa amal salihnya itu disyariatkan secara khusus untuk hajat tersebut). Silakan membaca surat Yasin 3 kali, 30 kali, 100 kali, atau mengkhatamkan 30 juz Al-Quran secara ikhlas lillahi ta‘ala diiringi dengan permohonan atas segala hajat, doa agar harapan terwujud, permintaan agar dibukakan dari kebimbangan, pengharapan agar dibebaskan dari kesulitan, permohonan kesembuhan dari penyakit, permintaan kepada Allah agar utang terbayar. Lalu di mana masalahnya? Allah senang terhadap hamba-Nya yang bermunajat kepada-Nya atas pemenuhan hajat apapun termasuk hajat atas garam pelengkap masakan dan hajat atas tali sandal yang rusak.” (Lihat: Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki, Ma Dza fi Sya‘ban? Cetakan pertama, 1424 H, halaman: 119.
Menukil dari kitab Fawaidul Muhktarah ada beberapa pendapat dari para ulama tentang bulan Nisfu Sya’ban.
Syekh Ibnu Abi Shaif Al-Yamani dan Imam Syihab Ad-Din Al-Qasthalani dalam suatu riwayat menyebutkan, bahwasanya dikatakan: sungguh bulan sya’ban adalah bulannya bersalawat atas Nabi Muhammad SAW, karena bersamaan dengan turunnya ayat Al ahzab ayat 56 tentang bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Kemudian Sayyidi Abdul Qodir Al Jailany dari Habib Alawy bin Shihab Berkata: Malam Nisfu Sya’ban adalah malam terbaik setelah malam lailatul qadar.
Ketiga, Sayyidina Ali Bin Abi Thalib dalam suatu riwayat disebutkan bahwa menyibukkan diri untuk beribadah dalam 4 malam dalam setahun: 1.Malam bulan rajab 2. Malam idul fitri 3. Malam idul adha 4. Malam Nisfu Sya’ban.
Keempat, Imam Subuky menyebutkan: Sesunguhnya malam nisfu sya’ban itu menghapus dosa selama setahun, dan malam jumat menghapus dosa seminggu. Sedangkan malam lailatul qadar menghapus dosa seumur hidup.
sumber: Fawaidul Mukhtarah
Kontributor: Moch. Taufiq Zulmanarif












