Warta  

Cak Ir Sembuhkan Pasien Terpapar Covid-19 dengan Herbal Nusantara

Pagi beranjak siang kami tiba di rumah mungil tengah desa Trawas, setelah sebelumnya melintasi portal jalan yang dipasang di pintu gerbang.

Cak Ir, demikianlah panggilan akrab Ir. Irwanto, seorang herbalis berpengalaman yang telah malang melintang di dunia herbal, menyambut ramah kedatangan kami. Kami pun dipersilahkan masuk ke rumahnya.

Di ruang tamu kami berbincang bincang. Sambil berbincang, Cak Ir mengeluarkan produk andalannya. Sebuah herbal yang baru ia buat yang dikhususkan untuk penyembuhan orang yang terpapar covid-19.

Cak Ir bercerita, bila penemuan herbal terbarunya itu merupakan hasil perenungan selama stay at home. Ia merasa memiliki tanggungjawab moral untuk membantu masyarakat. Terutama masyarakat kecil yang sangat terdampak akibat sebaran virus covid-19.

Cak Ir telah sangat lama bergelut dengan dunia herbal. Diawali saat ia usai lulus dari SMA Negeri Pandaan, ia langsung bergabung menjadi anggota LSM PPLH Seloliman. Di LSM PPLH Seloliman ini, awal mula, ia bekerja di bagian restoran. Tetapi suatu saat ia sakit. Sakit rematik, yang tak sembuh sembuh. Hingga suatu saat ada pelatihan pijat dan herbal yang diselenggarakan oleh LSM Kesehatan dari Jakarta. Ia pun turut serta menjadi peserta dan dari memperoleh ilmu pelatihan tersebut, ia mencoba mengobati sakitnya. Dan ternyata sembuh. Sejak saat itu, ia sangat antusias untuk mempelajari pengobatan alternatif.

Gayung pun bersambut. Seorang guru besar Universitas Airlangga sering berkunjung ke PPLH Seloliman. Ia ahli Farmasi. Selain itu juga ahli tanaman herbal. Sayang ilmu herbalnya itu tidak ada yang memanfaatkannya. Jurusan herbal di Universitas Airlangga juga tidak ada, waktu itu. Ketika berkenalan dengan Cak Ir, dan melihat Cak Ir antusias belajar herbal, maka semua ilmu tentang herbal diberikan kepada Cak Ir.

Pengetahuan tentang herbal pun kian bertambah saat ia berguru kepada Romo Broto. Kata Cak Ir, Romo Broto ini adalah seorang tukang catat tanaman obat pada zaman Belanda. Ia memiliki berbagai catatan yang dikumpulkan era kolonial. Dan semua buku bukunya diberikan kepada Cak Ir.

Cak Ir semakin mengenal dunia pengobatan alternatif saat ia berkenalan dan bergabung dengan LSM LSM Kesehatan. Ia berkelana dari berbagai daerah di seluruh Nusantara. Mempelajari herbal dan teknik teknik pengobatan lokal. Ia bertanya kepada masyarakat setempat tentang berbagai tanaman yang bisa dijadikan obat dan ia catat secara khusus dalam sebuah buku tentang herbal herbal Nusantara. Ia juga membawa tanaman tanaman herbal itu untuk ia tanam dikanan kiri rumahnya.

Baca Juga:  Peringati Maulud Nabi Muhamad, MDS Rijalul Ansor Jetis Hadirkan Gus Ali

Keahlian dalam dunia herbal, mengantarkan Cak Ir menjadi orang yang dipercaya masuk tim yang mendesain pengembangan kesehatan alternatif untuk rakyat Indonesia pada masa Gus Dur menjadi Presiden. Tetapi program itu gagal seiring dengan kejatuhan Gus Dur dari tampuk Kepemimpinan. Cak Ir pun pulang kampung. Dan hidup bertani sambil turut menolong rakyat kecil.

Cak Ir terobati hatinya atas program kesehatan alternatif bagi bangsa Indonesia yang gagal itu, ketika bertemu dengan seorang tokoh spiritual dari Nganjuk, KH. Abu Hakim Abdurrahman yang akrab dipanggil Mbah Kim. Cak Ir belajar hikmah hikmah kehidupan dari beliau sambil mengobatinya. Yang masih diingat oleh Cak Ir atas nasehat Mbah Kim,

” Mbah Kim itu memberi nasihat yang sangat saya ingat sampai sekarang. Pertama, kalau ada orang sakit dan meminta diobati, jangan sampai mereka menunggu, segera berangkat untuk mengobatinya. Ini kan berat. Sebab kalau yang sakit di Trenggalek, mau tidak mau kan harus berangkat. Kedua, jangan mau jadi PNS. Kata Mbah Kim, lebih baik saya menolong orang orang kecil yang miskin miskin. Menolong, bagaimana mereka tetap sehat tanpa harus merogoh kocek besar untuk mengobati dirinya. Dan pada praktiknya, ternyata menolong orang miskin itu juga berat. Kadang ada orang sudah miskin, sakit sakiten, ndak shalat lagi. Dan ternyata dijalan ini, saya dituntun untuk berdakwah juga. Mengajari mereka utk shalat dan mengenal Allah” terang Cak Ir.

Berkah dari menjalankan nasihat dari Mbah Kim, selain tetap bisa “ngopeni wong cilik” melambungkan namanya menjadi dosen, pembicara dari berbagai daerah, tentang pengobatan herbal. Pasiennya kini tak sekadar wong cilik, tetapi pengusaha, pejabat, juga para tenaga ahli kesehatan. Tak sekadar dalam negeri, diluar negeri pun, Cak Ir memiliki pasien sekaligus murid herbal. Kini Cak Ir, juga dipercaya sebagai Ketua Asosiasi Pijat Tradisional Jawa Timur masa bakti 2016-2021.

Meskipun sudah sampai dipuncak itu, tetapi tak membuat Cak Ir puas. Suatu kali saat Mahasiswa Universitas Brawijaya Magang di tempatnya, yang kemudian menghantarkannya berkenalan dengan Dosen Brawijaya, ia sangat tertarik dengan tawaran untuk belajar virus dan bakteri di Laboratorium Universitas Brawijaya. Kesempatan itu dimanfaatkan sebaik baiknya untuk belajar kepada ahlinya. Selama satu minggu penuh, Cak Ir turut melakukan uji coba pembuatan virus dan bakteri.

Baca Juga:  Kapolres Mojokerto Bangga Atas Kiprah NU Jaga Suasana Aman di Mojokerto

Awal mula, Cak Ir mengaku, ia belajar tentang virus dan bakteri untuk pertanian. Misalnya membuat kompos, pupuk dan lain lain. Tetapi saat sedang banyak orang membahas probiotik, ternyata ilmu tentang virus dan bakteri yang dikuasainya itu, sambung dengan bahasan probiotik. Akhirnya pengetahuannya tentang herbal dan mikrobiologi itu ia gabungkan untuk melawan virus. Awal mula, ia peruntukkan untuk virus sars, flu burung, HIV, kangker, tumor dan lain lain. Tetapi seiring dengan merebaknya Virus Covid-19, maka ia menambahkan ramuan lain dan jadilah produk itu.

Cak Ir menjelaskan, bahan yang dipakai untuk formula herbal virus Covid-19 adalah mengkudu, serei, jahe emprit, bunga cengkeh dan rebung (bambu muda) untuk dewasa. Sedang untuk anak anak, bahan utamanya pace atau mengkudu yang membuat anti virusnya, sedang campurannya minyak kayu putih, minyak kelapa, minyak jinten hitam, minyak adas dan madu.

Setelah selesai produknya, Cak Ir mengaku bingung, tentang siapa yang akan dijadikan uji coba. Tetapi Allah menunjukkan jalan. Tiba tiba ada orang yang menelpon. Meminta herbal untuk seseorang yang terpapar virus covid-19. Setelag obat diberikan, beberapa hari kemudian, beberapa orang datang ke rumah Cak Ir dengan membawa oleh oleh yang banyak. Mereka mengabarkan bahwa orang yang terpapar covid-19 itu, telah sembuh. Ternyata ia adalah salah satu petinggi di Kabupaten Mojokerto.

Melalui “gethok tular” produknya Cak Ir itu kini telah merambah ke berbagai kota, memenuhi permintaan. Kata Cak Ir, telah ada 50 orang yang terpapar Covid-19 sembuh dengan formulanya tersebut. Cak ir berharap agar produk produknya bisa dimanfaatkan sebaik baiknya untuk menolong semua warga yang terkena virus covid-19. (Isno)