Warta  

Bu Nyai Tan Mei Hwa: Tanda Sukses Ramadhan dan Mendapatkan Idulfitri

Trawas, NU Online Mojokerto – 

Ramadhan telah berlalu, Idul Fitri telah tiba dimulailah kembali rangkaian kegiatan-kegiatan keagamaan yang rutin diselenggarakan oleh Pengurus Ranting NU Desa Jatijejer, diantaranya adalah kegiatan Lailatul ijtima’.

Kegiatan Lailatul ijtima’ kali ini bertajuk Halal bihalal. Lailatul ijtima’ ini diselenggarakan secara bergilir di tiga dusun di Desa Jatijejer kecamatan Trawas, kali ini berpusat di Dusun Jatijejer, Ahad (30/4/2023). Pada lailatul ijtima’ kali ini spesial karena mengundang Mubalighoh kondang dari etnis Tionghoa, Ibu Nyai Hj. Tan Mey Hwa.

Mauidlotul khasanah disampaikan oleh Nyai Hj. Tan Mey Hwa. Nama ini sudah kondang di kalangan umat Islam. Mubalighoh Tionghoa ini digemari jamaah pengajian, apalagi ibu-ibu. Topik pengajiannya ringan, gayanya santai diselingi lelucon.

Nyai Hj. Tan Mei Hwa masuk Islam pada usia 16 tahun saat kelas 1 di SMA Negeri 11 Tandes. Waktu itu beliau mempelajari Islam setelah paham langsung bersyahadat. Namun orangtuanya tidak setuju beliau menjadi muslimah. Karena itu Bu Nyai keluar dari rumah dan memilih tinggal di kos sambil bekerja dan meneruskan sekolah sampai bergelar sarjana hukum.

Beliau akhirnya bersyukur karena pada akhirnya orangtuanya sekarang sudah menganut Islam setelah diberi pemahaman pelan-pelan hingga bisa menerimanya.

Jargon ceramah yang biasa beliau sampaikan adalah pepatah utlubul ilma walau bi shin. ”Carilah ilmu hingga ke negeri Cina. Tapi sekarang laopo adoh-adoh nang Cino, lek Cinone wis nang kene,” selorohnya yang mengundang tawa hadirin.

Banyak pendakwah yang mewarnai islam di Indonesia, ada pendakwah dari Arab, Persia, Gujarat maupun Cina. Bahkan wali songo juga ada yang berasal dari Cina, ujar beliau. Perbedaan adalah rahmat untuk saling mengenal. Kita semua harus toleran atas perbedaan, termasuk dalam menentukan awal ramadhan atau hari raya idul fitri. Tapi kalau harus memilih, pilihlah pendapat yang terbanyak. Di Indonesia ada Departemen Agama yang banyak perukyahnya, maka ikutilah pemerintah.

Dalam mauidlohnya beliau mengajak menata niat untuk belajar bersama-sama. Nilai-nilai yang baik hendaklah dilakukan dan bila ada yang kurang baik silahkan ditinggalkan.

Dalam majelis ilmu dihadiri ribuan malaikat, semoga dengan niat kita mencari ilmu, doa-doa kita diamini oleh para malaikat sehingga diijabah oleh Allah.

Halal bihalal hanya ada di Indonesia, di luar negeri tidak ada. Suatu suasana yang indah dalam hari raya Idul Fitri yang tidak bisa ditemukan diluar sana. Saling bermaafan dan bersilaturahmi menambah eratnya tali persaudaraan. Halal bihalal berawal dari wejangan KH. Wahab Chasbulloh yang diminta oleh Presiden Soekarno.

Beliau bertutur bahwah semua bisa berlebaran, yang puasa ataupun yang tidak ikut puasa ramadhan. Tapi ber idul fitri tidak semua bisa merasakan, hanya orang-orang berpuasa saja yang bisa mendapatkan.

Lebaran ditandai dengan baju baru, tersajinya makanan di meja tamu. Tapi Idul Fitri berbeda, mendapat idul fitri ibarat kepompong yang menjadi kupu-kupu. Awalnya sebelum ramadhan masih ulat, di bulan ramadhan puasa menjadi kepompong dan di hari raya idul fitri menjadi kupu-kupu.

Baca Juga:  Direktur RS Mawaddah Medika Edukasi Muslimat NU Trawas Tentang Tumor Payudara

Untuk itu semangat Ramadhan jangan pernah hilang, menahan diri, menahan hawa nafsu, menata hati dan memperbaiki serta memperbanyak nilai-nilai ibadah harus terus kita lakukan. Setelah idulfitri tetalah semangat menjadi pribadi yang lebih baik. Sifat yang buruk, penyakit-penyakit hati harus kita buang jauh-jauh. Dalam satu bulan ramadhan kita sudah dilatih, digodok, diperintah puasa sebagaimana orang-orang beriman sebelum kamu, supaya kamu bertaqwa. Yaitu menjalankan perintah dan menjahui larangan Allah SWT.

Menahan lapar dan dahaga, menahan amarah, menahan nafsu dan menjahui penyakit hati dalam ramadhan hikmahnya adalah kejujuran. Mendidik kita jujur, tidak bohong dan berempati kepada orang lain. Karena puasa adalah ibadah yang rahasia, kita dan Allah saja yang mengetahui. Merasa diawasi Allah, sehingga berbuat baik bukan untuk orang lain, untuk dipuji tapi semata-mata karena Allah. Mencari ridho Allah, sehingga ada atau tidak ada orang kita akan tetap baik.

Tanda sukses ramadhan dan mendapatkan idul fitri.

1. Selepas ramadhan ada peningkatan diri menjadi lebih baik. Tidak sombong, karena semua daya adalah kuasa Allah SWT. Jadi apa lagi yang disombongkan. Allah memenci orang sombong, tidak bisa menghormati orang lain, merasa diri lebih dari yang lain. Sombong itu sifat iblis yg tidak menghormati Nabi Adam AS. Iblis yang menggoda bani Adam. Dengan menjadi pribadi yang lebih baik, yang lebih beriman dan bertaqwah, iblis tidak akan bisa mengganggu kita.

2. Rendah hati menghargai orang lain. Memanusiakan manusia. Menjaga tingkah laku dan lisan kepada orang lain, karena semua perbuatan akan ada pertanggung jawabannya. Dosa kepada sesama manusia hanya akan diampuni jika mendapatkan maaf dari orang yg terdholimi. Ingatlah, kedholiman tidak akan ke mana-mana, kedholiman hanya akan kembali kepada si pendholim itu sendiri.

3. Suka membelanjakan harta di jalan Allah dalam luang atau sempitnya waktu. Yang kaya sadaqah dan infaq yang banyak, itulah ikhlas. Kalau yang kaya sadaqah dan infaq sedikit itu bukan ikhlas tapi seikhlasnya. Yang kurang, sodaqoh menyesuaikan. Keluarkan zakat mal 2,5 persen pertahunnya. Dengan nishob senilai 85gr emas. Harta dari Allah dan tidak dibawah mati, bershodaqohlah insyaallah rejeki dilipatkan dan kita tuai di akhirat kelak.

4. Tidak mudah marah. Mampu menahan amarah. Tidak boleh sewenang-wenang baik dalam rumah tangga (suami istri) ataupun kepada tetangga. Istri mewarnai kehidupan suami, dalam keberhasilan suami terdapat do’a dan dukungan istri. Baiti jannati.

Sebaik-baik suami adalah yang lemah lembut sayang kepada istrinya. Perbaikii hubungan baik dalam rumah tangga. Kebaikan dari dalam akan terbawah keluar.

5. Mudah memaafkan. Maafkan siapapun yang pernah bersalah kepada kita. Memberi maaf jauh lebih berat dari pada meminta maaf. Walaupun meminta maaf harus meletakkan ego, tapi memafkan dengan tulus jauh lebih sulit karena rasa sakit pasti membekas.

Baca Juga:  PCNU Kab. Mojokerto Menyerahkan 39 Name Board Pengurus Anak Ranting ke MWCNU Trawas

Kejahatan sepantasnya dibalas tapi akan lebih baik dan mulia kalau kita bisa berbesar hati untuk memaafkan. Ampuni kekhilafan orang lain, karena Alloh maha memaafkan dan mengampuni.

6. Meminta ampunan kepada Allah. Senantiasa meminta ampunan kepada Allah atas dosa-dosa kita dengan taubatan nasuha. Tidak ada kata terlambat untuk bertaubat. Setiap manusia tempatnya salah dan lupa.

Kita rangkul yang bertaubat, jangan malah dihina. Islam itu santun, islam tidak pernah mengejek orang atau agama lain. Islam mengajarkan kedamaian dan kasih sayang. Islam tidak radikal, islam bukan teroris. Kita tidak punya musuh, musuh kita adalah diri kita sendiri, hawa nafsu kita sendiri.

Dalam islam, hal sekecil apapun diatur dengan baik. Dalam Al qur’an dan hadits diatur semua, hanya saja jarang yang belajar memahami isi Al qur’an dan Hadits secara kontekstual.

Dengan akhlaqul karimah dakwah akan sampai ke hati. Islam adalah agama yang rohmatan lil alamin. Berdakwah dengan lembut, merangkul tidak memukul. Jangan mencari menang sendiri, mengalahlah. Mengalah bukan berarti kalah, tapi mundur sejenak untuk kemenangan yang lebih indah.

Waktu kita terbatas, berapa lama waktu kita didunia hanya Allah yang tau. Akhirnya berpulang juga. Ayo berbuat baik hanya karena Allah, jangan karena sanjungan orang. Hidup panjang tidak ada yang tau, mati adalah pasti. Maka kumpulkan saku mati kita. Saku mati bukan emas harta benda, tapi iman dan amal yang utama.

Sebagaimana tiga hal yang tidak bisa dipisahkan.

1. Percaya kepada Allah dan Rasul.

Percaya kepada Allah saja tidak kepada Rasulnya, maka imannya tidak diterima. Begitupun sebaliknya.

2. Taat kepada kedua orang tua.

Ibu yang mengandung, menyusui dan merawat kita dengan penuh kasih sayang. Bapak yang bekerja untuk membiayai semua kebutuhan kita hingga besar. Tidak boleh kita hanya taat kepada salah satunya saja.

3. Dirikan sholat dan tunaikan zakat. Sholat tapi tidak menunaikan zakat, islamnya tidak akan sempurna.

Pada hakikatnya adalah hablu minallah wa hablu minannas yang baik, itulah islam yang rahmatan lilalamin. Semoga Idul fitri tahun depan kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Acara ditutup dengan do’a.

Kontributor: Yasin