Sooko, NU Online Mojokerto –
Pendidikan Guru Pengajar Al-Qur’an (PGPQ) Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Mojokerto adakan rapat dalam rangka evaluasi kepengurusan (18/03/22). Agenda rapat ini bertempat di Wisma NU Kabupaten Mojokerto Jalan R.A. Basuni No 09 Sooko Kabupaten Mojokerto. Dihadiri oleh dosen-dosen Pendidikan Guru Pengajar Al-Qur’an se-Kabupaten Mojokerto, rapat berjalan dari pukul 14.00 hingga 16.30 WIB.
Agenda rapat kali ini bertujuan untuk bersilaturrahmi antar dosen PGPQ sekaligus evaluasi perkuliahan PGPQ dan pembahasan kegiatan akhir PGPQ tahun akademik 2021/2022. Dihadiri oleh kisar 20 dosen PGPQ, pembahasan dalam agenda rapat ini lebih banyak mengumpulkan aspirasi-aspirasi dari seluruh dosen PGPQ yang hadir dan menjadi evaluasi bersama atas pembelajaran di PGPQ.
Dalam agenda rapat kali ini dibahas pula perihal buku materi untuk bahan pembelajaran yang sebenarnya sudah ada beberapa perintisannya, diantaranya Tartil Tajwid Al-Qur’an, Qiroatil Kutub dan lain sebagainya. Selain itu, perihal jenis-jenis qiro’ah. Faktanya, dengan dunia yang semakin global ini tentu berbeda dengan cara belajar di zaman dulu. Di zaman dahulu tidak pernah mengenal youtube, maka tidak tahu tentang qiroah-qiroah yang aneh-aneh, tetapi sekarang dengan adanya youtube guru TPQ yang sebelumnya tidak mengenal jenis-jenis qiro’ah yang semakin beragam tersebut tentunya mengira bacaan tersebut adalah salah walau sebenarnya bacaan tersebut pun terdapat riwayatnya.
“Ini menjadi tantangan juga bagi kita karena memang setidaknya adik-adik dikenalkan dengan bacaan-bacaan dari berbagai riwayat. Tidak ada salahnya kalau ada materi pengenalan dasar-dasar Qiro’ah atau setiap materi yang berkaitan dengan Qiro’ah. Memang harus dikenalkan karena itu bisa masuk di pembahasan Ulumul Qur’an. Qiro’ah, Tilawah juga bisa.” Ujar salah satu audience menanggapi fenomena qiro’ah yang semakin beragam macamnya.
Selain itu pembahasan perihal pemberantasan buta huruf Al-Qur’an. Hal ini terdapat masukan dari salah satu dosen PGPQ yang juga pegawai Kementrian Agama, karena di tingkatan sekolah menengah pertama masih ditemui anak-anak yang belum bisa membaca Al-Qur’an. Bapak Abdul Muhaimin, M.Th.I., M.Pd.I., selaku ketua mabin LP Maarif NU Kabupaten Mojokerto menyebutkan bahwa hendaknya dari PGPQ membuat sebuah metode atau program yang bisa dikerjasamakan untuk lulusan PGPQ agar bisa diberdayakan.
“Pemberantasan buta huruf Al-Qur’an masukan dari KEMENAG karena memang di SMP banyak anak-anak belum bisa membaca Al-Qur’an. Hendaknya dari PGPQ membuat sebuah metode yang bisa dikerjasamakan. Maunya kita membuat program untuk lulusan PGPQ bisa diberdayakan.” Ujar Ketua mabin LP Maarif NU Kabupaten Mojokerto saat diwawancarai tim LTN Kabupaten Mojokerto.
Pewarta: Etika Nurmaya