Sebuah tanggung jawab diterima oleh Masrur Ulum. Pria yang dilahirkan di Desa Sumbergirang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto dari pasangan Bapak Ramaji dan Ibu Ngati’ah sekira masa-masa pandemi bulan Juni 2021 ditunjuk sebagai Modin. Tentu ini merupakan pencapaian yang tidak biasa bagi seseorang di usia muda (32 Tahun).
Latar belakang penunjukan ini berawal dari mudin sebelumnya, Waridan sudah berusia lanjut (71 tahun) sedang sakit. Akhirnya Kepala Desa Sumbergirang mencari warganya untuk menggantikan tugas Waridan sebagai mudin. Karena tidak ada yang mau maka sosok pengganti jatuh pada Masrur Ulum, pria yang masih muda dan siap bertugas.
Penunjukan ini tentu dengan penuh pertimbangan. Masrur Ulum adalah sosok pemuda yang penuh talenta. Dia pengajar kitab-kitab keagamaan (Guru Ngaji) di Kampungnya. Selain itu dia juga pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), banyak usaha yang ditekuni sampai saat ini, mulai dari bisnis makanan dan minuman, pakaian, persewaan mobil (Bison) hingga merambah ke bisnis RT-RW Net.
Di samping tergabung dalam HIPMI dia juga aktivis di organisasai-organisasi yang lain khususnya organisasi kepemudaan, GP Ansor dan Karang Taruna. Saat ini di GP Ansor Kecamatan Puri dia menjabat sebagai Ketua Majelis Dzikir dan Shalawat (MDSRA) Rijalul Ansor PAC GP Ansor Puri. Dia juga tercatat sebagai Koordinator Bidang Usaha Bersama di kepengurusan Karang Taruna Kecamatan Puri.
Pendidikan formalnya dimulai dari SDN Sumbergirang 1 (2000), SMP PGRI 1 Puri (2003), MA (Paket C, 2014). Selanjutnya sampai sekarang kuliah melalui jalur Bea Siswa Madin di UNIM Mojokerto (2019-sekarang).
Selain pendidikan formal, dia juga menempuh pendidikan non formalnya di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Kencong, Pare, Kediri (2003-2014). Maka tidak heran jika dia pada akhirnya dipercaya untuk menjadi modin di Kampungnya.
Masrur Ulum diketahui oleh sahabat-sahabatnya jika menjadi modin karena tak jarang suatu ketika sedang rapat, dia terburu-buru bergegas pulang. Pernah suatu rapat organisasi kedapatan dihubungi sama warga kampungnya bahwa ada orang meninggal. Dia pun pamit dan bergegas pulang. Dia pun pada akhirnya berterus terang kalau sekarang ditunjuk sebagai modin di kampungnya.
Kontributor : Fahrur