KOLOM  

6 Keistimewaan Bulan Syawal

 

Pacet, NU Online Mojokerto –

Usai menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan, umat Islam kemudian menyambut kedatangan bulan Syawal. Tepat pada hari Raya Idul Fitri, bulan Syawal dimulai. Tak jauh berbeda dari Ramadhan, bulan Syawal pun memiliki keistimewaan yang sayang untuk dilewatkan.

Bahkan, di bulan tersebut juga terdapat keutamaan yang akan mendatangkan kebaikan bagi seluruh umat Islam yang mengamalkan sunah. Hal ini lantaran, bulan Syawal merupakan bulan kedua terbaik setelah bulan suci Ramadhan. Inilah beberapa keistimewaan bulan Syawal:

1. Bulan takbir.

Tepat 1 Syawal diperingati Idul Fitri, dimulainya bulan Syawal. Seluruh umat Islam di berbagai belahan dunia mengumandangkan takbir. Bulan Syawal ditandai sebagai dikumandangkannya takbir oleh seluruh umat Islam secara serentak, yakni begitu malam memasuki tanggal 1 Syawal alias malam takbiran, menjelang Shalat Idul Fitri.

Kumandang takbir merupakan ungkapan rasa syukur atas keberhasilan ibadah Ramadhan selama sebulan penuh. Kemenangan yang diraih itu tidak akan tercapai, kecuali dengan pertolongan-Nya. Maka umat Islam pun memperbanyakkan dzikir, takbir, tahmid, dan tasbih.

“Dan agar kamu membesarkan Allah SWT atas petunjuk yang Ia berikan kepada kamu, dan agar kamu bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan” (QS. Al-Baqarah: 185).

2. Bulan kembali ke fitrah.

Syawal adalah bulan kembalinya umat Islam kepada fitrahnya, diampuni semua dosanya, setelah melakukan ibadah Ramadhan sebulan penuh. Paling tidak, tanggal 1 Syawal umat Islam “kembali makan pagi” dan diharamkan berpuasa pada hari itu.

Syawal membawa kemenangan bagi mereka yang berjaya menjalani ibadah puasa sepanjang Ramadan. Ia merupakan lambang kemenangan umat Islam hasil dari “peperangan” menentang musuh dalam jiwa yang terbesar, yaitu hawa nafsu.

3. Bulan Silaturahmi

Dibandingkan bulan-bulan lainnya, pada bulan inilah umat Islam sangat banyak melakukan kunjungan silaturahmi, mulai mudik ke kampung halaman, saling bermaafkan dengan teman atau tetangga, halal bihalal. Betapa Syawal menjadi bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan Allah SWT karena umat Islam menguatkan tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah.

4.Puasa 6 hari setara satu tahun

Amaliah yang ditentukan Rasulullah SAW pada bulan Syawal adalah puasa sunah selama enam hari, sebagai kelanjutan puasa Ramadhan.orang jawa sering menybutnya nyawal.

“Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari bulan Syawal, berarti ia telah berpuasa setahun penuh” (H.R Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah).

5. Bulan nikah.

Syawal adalah bulan yang baik untuk menikah. Hal ini sekaligus mendobrak khurafat, yakni pemikiran dan tradisi jahiliyah yang tidak mau melakukan pernikahan pada bulan Syawal karena takut terjadi malapetaka. Budaya jahiliyah itu muncul disebabkan pada suatu tahun, tepatnya bulan Syawal, Allah SWT menurunkan wabah penyakit, sehingga banyak orang mati termasuk beberapa pasangan pengantin. Maka sejak itu, kaum jahiliah tidak mau melangsungkan pernikahan pada bulan Syawal.

Khurafat itu didobrak oleh Islam. Rasulullah Saw menunjukkan sendiri bahwa bulan Syawal baik untuk menikah. Siti Aisyah menegaskan: “Rasulullah SAW menikahi saya pada bulan Syawal, berkumpul (membina rumah tangga) dengan saya pada bulan Syawal, maka siapakah dari isteri beliau yang lebih beruntung daripada saya?” Selain dengan Siti Aisyah, Rasul juga menikahi Ummu Salamah juga pada bulan Syawal. Menurut Imam An-Nawawi, hadits tersebut berisi anjuran menikah pada bulan Syawal. ‘Aisyah bermaksud, dengan ucapannya ini, untuk menolak tradisi jahiliah dan anggapan mereka bahwa menikah pada bulan Syawal tidak baik.

6. Bulan peningkatan ibadah.

Inilah keistimewaan bulan Syawal yang paling utama. Syawal adalah bulan “peningkatan” kualitas dan kuantitas ibadah. Syawal sendiri, secara harfiyah, artinya “peningkatan”, yakni peningkatan ibadah sebagai hasil training selama bulan Ramadhan. Umat Islam diharapkan mampu meningkatkan amal kebaikannya pada bulan ini, bukannya malah menurun atau kembali ke “watak” semula yang jauh dari Islam. Na’udzubillah.

Semoga kita semua menjadi seorang Muslim yang lebih baik lagi kehidupannya, lebih berakhlak perbuatannya, lebih dermawan, lebih bermanfaat bagi sesama, lebih khusyu’ ibadahnya, lebih kuat imannya amiiiinnnn.

*Munfaatin, Media Fatayat NU Kabupaten Mojokerto, Kontributor LTN NU Kecamatan Pacet.